9. Who the Winner? (A)

119 12 0
                                    

Author pov.

Huang Renjun atau lebih banyak dikenal dengan nama Renjun, kini sedang menghembuskan napas dengan berat dan lelah.

Simpulan dasi yang longgar ditambah wajah semrawut sudah menjadi bukti bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.

Rentenir atau sering juga disebut tengkulak adalah orang yang memberi pinjaman uang tidak resmi atau resmi dengan bunga tinggi. Pinjaman ini tidak diberikan melalui badan resmi, misalnya bank dan bila tidak dibayar akan dipermalukan atau dipukuli.

Bisnis pinjaman uang ilegal warisan dari sang ayah bangkrut dan sebagian saham diambil oleh keluarga Lai, gila sekali keluarga Lai itu.

Belum lagi anak buah Renjun lebih memilih untuk berhenti, Renjun pun tidak bisa berbuat apapun asalkan anak buahnya bahagia ia rela.

Renjun bisa saja melaporkan hal ini kepada ayahnya, tapi ia tidak mau. Renjun masih berambisi bisa menyelesaikan masalah ini sendiri.

Memilih duduk, kali ini Renjun mulai membuka surat-surat yang masuk ke pos kantor.

Kebiasaan buruk Renjun adalah, ia tidak suka membaca surat dari pos. Tertumben sekali sekarang dia mau.

Renjun sedang terlilit hutang dengan nominal hampir ratusan juta.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, sangat cocok untuk Renjun. Adiknya yang terkecil harus masuk sekolah menengah pertama dan sang ibunda perlu uang untuk berobat dari kanker. Masih ada lagi, Renjun ini harus menghidupi dua adik perempuannya untuk kuliah.

Adiknya memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Bahkan sering dijuluki "Huang Prodigy." Berbeda terbalik dengan Renjun yang yeah dia termasuk pintar hanya saja malah menjadi penguasa sekolah.

Star Museum High School, sekolah laki-laki yang tidak wajar. Seluruh murid masuk seenaknya, tidak pernah ada guru yang mengajar, pakaian bebas, seluruh murid pun bisa sesuka hati baku hantam dengan sesama murid ataupun tawuran dengan sekolah lain.

Suram sekali.

Masuk di Star Museum High School ketika lulus menjadi rentenir. Siapa? Huang Renjun.

Mata Renjun terhenti pada suatu kertas bertuliskan,

"Mari kita bertemu di kantorku."
- Lai Guanlin.

"Ah, orang ini. Kakak kelasku di Star Museum High School dulu. Si terkuat tak terkalahkan. Sialan, kenapa dulu ketika aku masuk dia sudah kelas 3? Aku belum pernah melawannya."

Kedua mata Renjun membulat lebar, sebentar... Lai? Marga Lai? Ini...

"Dunia sempit."

Mari diralat.

Masuk di Star Museum High School, ketika lulus menjadi rentenir. Siapa? Huang Renjun dan Lai Guanlin tentu saja.

-

Disinilah Renjun berada, di depan pintu suatu ruangan lengkap dengan nama Lai Guanlin terpampang jelas.

"Masuklah."

Mendengar arahan tersebut, Renjun melangkah masuk ke dalam ruangan dan langsung saja duduk di atas sofa yang tersedia.

"Wah, aku tidak menyangka adik kelas pengambil tahta Star Museum High School kini berada dihadapanku."
"Ck, apa maumu?"
"Santai, santai. Jangan ngegas begitu, Renjun. Sudah makan?"
"Adakah pertanyaan yang lebih berbobot??!!"
"Pffttt."

Renjun mengembungkan kedua pipi, apa-apaan orang ini? Cih, keluarga dia yang membuat Renjun bangkrut.

Brengsek.

"Sudah makan belum?"
"BELUM!"

Dengan menahan amarah tidak terkendali dan jawaban ngegas tentu saja.

Tanpa aba-aba Guanlin berjalan ke hadapan Renjun dan memberikan sebuh bento lengkap dengan air mineral botol.

"Makan dulu supaya pikiranmu bisa jernih dan paham apa maksudku mengundangmu kemari."

Renjun menatap orang didepannya dengan sengit, ada yang tidak beres.

Ia takut makanan ini sudah dikasih obat tidur atau mungkin obat yang membuat tubuh lumpuh seketika? Terus, nanti Renjun malah dijadikan sandra dari keluarga Lai, lalu ayah Huang disuruh menebus seharga ratusan juta... -

"Kau pasti ikut membaca cerita-cerita fiksi bersama adik perempuanmu. Itu aman, makanlah. Apa gunanya juga keluarga Lai menyandramu."

Mampus ketahuan.

"Aku ragu makan dari pemberian orang sepertimu. Kau harus makan dulu, baru aku mau memakannya."

Guanlin tertawa kecil, "Baik-baik aku akan melakukannya."

Sedang Renjun mengangguk dan memperhatikan Guanlin yang mulai makan.

Penampilan Guanlin terlihat berkelas dan mewah, orang-orang pasti tidak menyangka jika ia seorang rentenir.

Belum lagi parasanya tampan, sudah cocok juga menjadi anggota band maupun pemain drama.

Atau mungkin menjadi member boyband? Ah sudahlah.

Guanlin menelan suapannya dengan meringis, "Hummm, ayamnya terlalu pedas."

"Enak?"
"Tentu, nah kau lihat kan aku aman-aman saja memakan ini. Sekarang makanlah!"

Dengan mata yang masih memicing, Renjun menerima bento pemberian Guanlin.

"Seandainya aku mencret kau juga yang harus membersihkan mencret ku!"

BYUR!

Air mineral yang baru diminum Guanlin muncrat begitu saja, "Aih, dasar tidak sopan. Ya ya, aku berani bertanggung jawab kalau kau kenapa-kenapa."















Bersambung...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 19, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Drabble And Prompt | LIFE [GuanRen]Where stories live. Discover now