Sorry lama update🙏🏻
Kasih kritik dan saran tentang tulisan aku dong xixixix mau tau gimana sih tulisan dan cerita aku. Gitu hehehe jangan lupa yaaa, DISINI!
VOTE DAN KOMEN JUGA HEII,
4444 kata🥺
🗝️
2 jam sebelumnya.
Ting.
Sebuah notifikasi dari ponsel Jimin berdenting nyaring. Ada satu pesan masuk dari kontak bernamakan Hyung. Jackson kah?
Dengan cepat Jimin menarik ponselnya dari atas meja kerja. Jemarinya begitu lihai membuka lockscreen dan langsung menuju ke menu pesan.
Hyung :
Waktu dua bulan yang kau minta hampir habis, adikku. Tidakkah seharusnya kau melakukan sesuatu?Dan saat akan membalas pesan tersebut, beberapa detik kemudian satu pesan baru masuk kembali di kirim dari kontak yang sama.
Hyung :
Ada seorang pemuda yang saat ini sangat emosi mendengar kakaknya disakiti oleh orang lain. Pemuda itu sangat ingin membalaskan sakit yang kakaknya dapatkan pada istrimu, Jimin.Kau harus melakukan sesuatu untuk menolong nya, benar kan?
Tangan Jimin merepal geram tidak terima. Apa Jackson mengancamnya menggunakan Alisa? sialan!
Park Jimin :
Apa maksudmu?Hyung :
Apa kau tidak tahu, apa yang sudah pria itu lakukan pada kekasihmu? atau kau memang sengaja mengabaikan nya?Tidak baik begitu, adikku. Bagaimanapun juga gadis itu adalah calon istrimu.
Tidak tahan, Jimin pun langsung menekan tombol panggilan pada layar menyala itu. Tersambung, dan tidak menunggu lama, dari sebarang sana Jackson mengangkatnya.
"Hei, adikku."
"Katakan, siapa pemuda yang kau maksud?"
Mendengar itu Jackson langsung tertawa. "Kenapa banyak orang menyayangi istrimu, hmm? aku jadi iri."
"YA!!" bentakan itu terdengar keras mengintrupsi ruangan.
Sedangkan di sebrang sana, terdengar kekehan puas dari Jackson. "Jangan membentak orang yang lebih tua dari mu, Jimin!"
Tidak kuat menahan emosi, yang Jimin lakukan hanya memicingkan kedua matanya keras. Sungguh, bukan main rasa kesal Jimin kini. Apalagi mendengar suara Jackson yang kelihatan begitu santai. Sialan!
YOU ARE READING
DESTINY IN MY LIFE || [PJM]✓
Fanfiction"Anak kecil harus pulang." Jimin menggenggam tangannya. Berharap yang ia cari sedari tadi bisa ia bawa kembali. Namun Alisa tidak berharap demikian. "Tidak, aku tidak ingin pulang." "Alisa," "Aku mau kita bercerai." Start : 21maret