Part 5

2.3K 249 22
                                    

Heyooooo, Aku update lagi hehee
Selamat senin malam, selamat membaca😍

Jangan lupa masukin cerita ini ke library kalian ya kalo suka.

Suara gantungan baju yang bersinggungan didalam lemari membangunkan Jimin pada pukul enam pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara gantungan baju yang bersinggungan didalam lemari membangunkan Jimin pada pukul enam pagi. Dengan mata setengah terbuka Jimin melihat Alisa sedang memilih pakaian yang tentu saja akan ia kenakan. Beberapa hari belakangan ini Alisa memang mulai terbiasa memilihkan Jimin pakaian untuk ke kantor.

Tidak banyak parlelente, apapun yang anak kecil itu pilih Jimin selalu akan memakainya. Karna nyatanya selera fashion Alisa tidak terlalu buruk. Dan Jimin tidak masalah dengan setiap paduan warna yang ia pilih. Untuk yang satu ini Jimin memang mengakui.

Setelah selesai mandi dan berkemas, Jimin pun turun ke lantai satu. Tepatnya ke meja makan keluarga. Kebetulan sekali hari ini adalah jadwal sarapan bersama. Jika biasanya Jimin Alisa akan terpisah di meja makan khusus, kini seluruh keluarga berada di satu meja yang sama.

Sebenarnya ini kebiasaan baru di keluarga Park. Itupun semenjak Jimin menikah. Sebelum-sebelumnya, bahkan mereka juga sangat jarang sarapan atau makan malam bersama.

"Jimin,"

Itu suara Nyonya Sora, ibu kandung Jimin.

"Hmm.." Jimin pun menoleh dengan kondisi mulut sedang mengunyah.

"Kemarin Ibu memberikan pesan kepada Han, apa dia sudah memberikannya padamu?"

Sedetik Jimin memaku, dia mencoba mengingat. "Aahhh, sudah." jawab Jimin mengingat sebuah map biru yang Han berikan padanya kemarin.

Sora tersenyum sambil menggigit apel merah ditangan kanannya. "Bagaimana menurutmu?"

"Bagus," jawab Jimin tanpa berpikir panjang. Dia meletakkan pisau pengiris sandwich nya keatas piring perlahan. "Tapi lebih bagus lagi jika ada rooftop dan kolam berenang dilantai dua."

Sora sedikit menimbang. Usulan Jimin ada bagusnya juga. Ditatapnya sosok gagah yang sedang mengunyah sandwich disampingnya. Sora menyenggol lengan Yohan begitu pelan. "Bagaimana menurutmu?" bisik Sora pelan.

Yohan tersenyum seraya menjingkatkan bahu. Pria lima puluh tahun itu memejam sambil mengunyah, seperti menghayati bagaimana nikmatnya sandwich buatan sang istri yang tidak pernah bisa ditandingi oleh sandwich-sandwich luaran sana.

Setelahnya Yohan menoleh. "Apa sekarang waktu yang tepat untuk membicarakannya?"

Namun semangat sang istri jelas terlihat, begitu menggebu-gebu bersamaan senyum kelewat manis itu saat Sora tampilkan. "Hmmm," sambil mengangguk antusias ingin cepat-cepat menyelesaikan topik pembicaraan yang ia buka.

DESTINY IN MY LIFE  ||  [PJM]✓Where stories live. Discover now