teman yang baik

239 32 2
                                    

Asyif melempar tubuhnya diatas kasur, ia menatap langit- langit kamarnya.
Pikiranya berkelana pada kejadian siang itu, laki- laki itu masih tidak habis pikir dengan gadis yang mencoba ia selamatkan dari tuduhan yang tidak berdasar itu.

Ia ingin segera melupakan kejadian itu, namun tetap saja tidak satu jengkalpun memori itu teralihkan dari pikirannya meskipun laki- laki itu sudah menyibukan diri dengan tumpukan buku dan kitab- kitab dimeja kerjanya atau sekedar menscroll media sosialnya yang ternyata telah bertambah sepuluh ribu pengikut, padahal seingatnya baru seminggu lalu ia melihat pengikutnya yang masih dikisaran ratusan orang.

Laki- laki itu iseng mengetik nama Faza dikontak pencarian pengikutnya, mencari sosok santriwati yang sejak siang tadi menganggu pikirannya.
Namun nihil semua perempuan yang bernama Faza bukanlah santriwati tersebut.

Ia akhirnya pasrah dan menutup kembali ponselnya, lalu beranjak dari tempat tidurnya dan memilih menemui kang syihab yang biasanya anteng dikantor putra.

Sementara Faza baru saja selesai memcuci baju yang sudah ia rendam sejak semalam dan hendak menjemurnya dijemuran lantai dua.

Kesalapahaman itu sudah terselesaikan, Titin dinyatakan bersalah setelah mengakui kesalahannya, Faza sedikit kecewa karena gus Asyhif yang bersikap gegabah tanpa memperdulikan pendapatnya.

Pihak ndalem akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan Titin karena pelangaran yang sudah terlalu banyak, ini bukan sekali dua kali gadis itu mencuri ditambah lagi catatan pelangaran Titin yang sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Keputusan ini bukanlah tanpa pertimbangan dan lagi pihak pesantren tidak ingin mengambil keputusan gegabah dengan tetap membiarkan gadis itu dipesantren ini, pihak ndalem tidak ingin mempertaruhkan masa depan santri yang lain hanya demi mempertahankan satu santri yang tidak memberi manfaat apapun bagi santri yang lain.

Mungkin ini terlihat sedikit keterlaluan, tapi jika kalian pernah mendengar syair ini mungkin kalian akan memahami kenapa pihak pesantren bersikap demikian.
bukan malah melindungi santrinya  tapi justru memilih mengeluarkan santrinya.

JO TAKON SONGKO WONG SIJI TAKONO KANCANE.

KERONO SAKTEMENE KANCA MANUT KANG NGANCANI.

YEN ONO KONCO OLO LAKONE NDANG DOHONO.

YEN ONO KONCO BAGUS ENGGAL NDANG KANCANONO   (nadhom Alala bait 3-4)

Janganlah engkau bertanya tentang kepribadian orang lain ,tapi lihat saja temannya,karena seseorang akan mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya, bila temannya tidak baik maka jauhilah dia secepatnya, dan bila temannya baik maka temanilah dia, maka kamu akan mendapatkan petunjuk.

Yang jika dijabarkan kurang lebihnya maknanya akan seperti ini.

Dalam mencari ilmu peran teman dan lingkungan sangat berpengaruh dalam keberhasilan dan kegagalan santri dalam menggapai cita-citanya, tidak sedikit santri yang berpotensi atau cerdas disini yang akhirnya harus gagal hanya karena salah pergaulan.

maka mereka harus pandai-pandai mencari teman bergaul, teman yang baik disini bukanlah teman yang selalu menuruti keinginanmu,  tapi teman yang baik adalah teman yang mau menunjukkan jalan yang benar ketika kamu salah, mendukung kamu ketika kamu benar, bersama kamu ketika kamu dalam kesulitan dan  merasa gembira ketika kamu senang.

Jadi singkatnya untuk mencari teman yang baik kamu hanya perlu melihat pergaulan dari orang yang akan kamu jadikan teman, jika teman pergaulannya baik temanilah dia, namun jika justru sebaliknya maka segera  hindarilah dia secepatnya.

Rindu Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang