17.Perkara bulu ketek

726 43 5
                                    

Vote dan coment-!

Holla aing kembali lagi😊

Buat yang masih stay disini saya mau bilang makasih♡♡♡

Happy reading

°

°

°

Gadis hoodie navy sedikit kebesaran itu tersenyum senang, tangannya direntangkan seraya menghirup udara tempat kelahirannya kembali. Setelah dua hari yang lalu hidup di kampung yang sedikit menyebalkan dan melewati perjalanan yang cukup melelahkan rasanya tubuh mungil itu ingin cepat-cepat tidur dan bermimpi indah. Geha berjalan kearah pintu yang tertutup rapat.

Geha membalikkan tubuhnya, ia menengadahkan tangan. "Buka dong gua pengen tiduran, lebih enakan disini daripada di kampung sumpah, terus beliin gua nasi ya, ini anak lo udah berontak pengen makan." Geha menatap perutnya dan mengelus-elusnya. "Iya kan nak?" Gadis itu menatap Abim kembali. "Keknya dia lagi ngidam ikan bakar deh, lo bisa kan beliin? Kasian nih anak lo."

Abim tak mengindahkan perkataan Geha, laki-laki itu langsung membuka pintu tanpa menjawab ucapannya. "Masuk!" Titah Abim lalu meletakkan koper di tempat biasanya, laki-laki itu berjalan menuju kasur, mengambil dua buku pernikahan dan mengacungkannya kearah Geha yang masih tetap berdiri di mulut pintu.

"Kenapa gak diletakin ke tempat semula?"

"Ya lupa, maklum lah gua pelupa."

Abim bedecak."gitu aja lupa, masih muda tapi pikun duluan."

Geha yang tadinya meneliti kukunya sontak menatap sengit wajah Abim. "Coba ulang! Ulang perkataan lo barusan!" Titah Geha sembari menggulung lengan hoodie nya hingga siku sambil mendekati Abim dengan langkah yang cukup besar dan terburu-buru.

Geha berkacak pinggang, meneliti badan Abim dengan tatapan sinis.

"Baru juga nyampe dan lo udah cari perkara?"

"Bukan gua yang cari perkara, lo kali mau datang bulan."

"Palingan minggu depan. Minta duit mau beli pembalut." Geha mengadahkan tangannya, kakinya yang masih menggunakan sepatu mengetuk-ngetuk lantai. "Cepet! Lama banget."

Abim menggeleng, laki-laki itu membuka lemarinya dan memasukkan buku nikah kedalamnya.

Geha masih menatap Abim dengan sabar. "Lo ngapain buka baju?" Tanyanya bingung melihat laki-laki itu membuka kaosnya. "Ih bulu ketek lo lebat banget," ujar Geha dengan nada jijik.

Abim melemparkan kaosnya ke wajah Geha. "Cuci! Sekalian sama yang dipake dari kampung, ambil plastik dalem koper, itu baju kotor."

Geha mengambil kaos yang berada di wajahnya. "ABIM, KAOSNYA BAU ASEM ANJIR!" Teriak Geha histeris.

"Nggak papa, keringatnya orang ganteng," ujar Abim santai.

"Ini lo habis ngapain bisa basah gini?" Geha menjinjing kaos laki-laki itu setengah jijik.

"Keringat, lo gak inget tadi desak-desakan gitu?"

"Ogah gua nyuci baju lo, nih cuci sendiri." Geha melempar kaos yang dipegangnya ke pemilik aslinya.

"Gua mau mandi duluan, gerah," ujar Geha berjalan menuju kamar mandi, baru satu langkah ia berjalan, tiba-tiba tangannya ditarik paksa hingga wajahnya menabrak dada bidang Abim yang bertelanjang dada.

"Suruh siapa mandi?"

Geha mencoba mendorong dada laki-laki itu, semakin ia berusaha semakin Abim mengeratkan pelukannya.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang