41. Abim Gila

650 47 1
                                    

Hai hai hai

Kalian masih pada hidup kan?

Nih aku up! Awas aja ga nongol, share lock! Betumbuk kita😤

Maaf baru muncul karena authornya sibuk nugas.

Seperti biasa tinggalin jejak sabi lah:v

Yaudah happy reading sayang-sayang ❤️🐥

Sudah tiga hari laki-laki itu masih berdiri didepan kamarnya membuat gadis bermata belo itu selalu menggerutu setiap saat. Sudah tiga hari juga ia bolos sekolah membuat kegiatan yang sempat ia tinggalkan sekarang mulai terbiasa kembali.

Bau masakan memuncak kan hasrat maruk nya. Matanya berbinar, didepannya terdapat hidangan rendang begitu menggiurkan. Melihat hal tersebut, gadis berpiyama satin berwarna merah itu langsung melahapnya. Sedangkan Bi Mani berdiri disamping majikannya sambil menunduk.

Kela melirik ART nya itu lalu menyenggol lengan Bi Mani. Wanita itu mendekatkan dirinya. "Bi, udah pisahin makanan mantu saya?"

Bi mani mengangguk. "Sudah nyonya."

"Habis ini bibi temui Dirga dan kasih makanannya."

Geha menoleh dengan mulut penuh makanan. Merasa aneh sesuatu menjanggal di pikiran apalagi melihat gerak-gerik mamanya.

"Gege gak mau sekolah sampe orang sialan itu minggat!"

"Hush ... Suami sendiri dibilang gitu. Dia juga bolos sekolah demi nunggu kamu, rela hujan-hujanan, tapi kamu malah ngelunjak."

"Diem, Ma!!!" Geha meletakkan sendoknya. Gadis itu menghampiri Kela, menyipitkan kedua mata dan memfokuskan ke mata ibu kandungnya.

"Mama suka Abim ya?"

Plak

"MAMA! GEGE KAN CUMA NANYA!" pekik Geha saat satu pukulan mengenai lengan yang masih terbalut baju tidur.

"Kamu ini malah bicara yang nggak-nggak."

"Biarin aja, Ma. Kalau dia capek ya bakal pulang kerumahnya sendiri."

"Terserah kamu, Nak. Ayo Bi ikut saya."

"Saya akan ambil makannya dulu."

"Eh, makanan apa nih?" Geha menatap mamanya meminta penjelasan. "Makanan? Mau dikasih kesiapa?"

"Kalau mama bilang dikasih ke suamimu gimana?"

"Oh jadi mama lebih memilih A-a———"

Ucapannya terpotong saat Bi mani telah datang dengan satu rantang makanan. Jelas-jelas Geha ingin marah kepada mamanya, ia bukan anak kecil lagi yang masih lugu, mendapati lirikan Kela yang ditujukan kepada asisten rumah tangga.

Cekalan erat Kela membuat gadis itu meringis, padahal niatnya ingin mencegah Bi Mani tapi tangannya keburu dicekal.

Ya ... Katakan saja Geha anak durhaka berani menghempaskan tangan Mamanya, perlakuan barusan gadis itu terlalu kasar untuk seorang wanita paruh baya.

"Mama mau mutusin hubungan dengan Gege? Aku muak, Ma!!!" Geha menunjuk dirinya sendiri. "Ini anak mama tapi kenapa perlakuan mama lebih mementingkan perasaan Abim daripada Gege?"

Kali ini air mata gadis itu tidak jatuh, justru tatapannya datar dengan intonasi suara tinggi.

Geha menunjuk Kela. "Gua bakal minggat dari sini. Hubungan kita udah putus, lo bukan wanita yang mengandung gua lagi." Raut wajahnya tidak terganti, tetap datar.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang