Bab 10

918 82 20
                                    

💍 Pasca.💍
•••

Hari-hari dilalui oleh keduanya-Wonwoo dan Mingyu-tanpa perubahan yang signifikan. Walau kejadian saat itu menjadi titik terang ketidakcanggungan mereka tapi Wonwoo tetap bersikap cuek seperti biasa. Bahkan ketika didekati, pria manis itu malah mengalihkan pandangan dan menghilang ke kamar. Mingyu hanya pasrah dengan sikap suaminya yang masih belum terbuka. Sedikit merasa tersinggung karena Wonwoo hanya ingin mendekat dan berbicara jika sang mama menelpon.

Sudah satu bulan tepatnya pernikahan mereka. Jika orang pacaran, dipastikan sudah merayakan monthsarry sebagai rasa syukur telah bersama sang kekasih atau tambatan hati selama sebulan. Bahkan pasangan yang sudah menikah pun akan merasakan kebahagiaan sudah berhasil menjalani masa-masa awal pernikahan. Mingyu dan Wonwoo tidak merasakan itu.

Sejujurnya alasan yang lebih logis tapi terdengar mengada-ada adalah mereka lebih sibuk dengan kegiatan masing-masing belakangan ini. Wonwoo sibuk dengan permintaan editing penulis baru dan Mingyu yang harus menyusun laporan tentang karyawan magang. Mereka seperti asing tapi tidak asing. Berangkat pagi tanpa sapaan dan pulang sore saling bertanya tentang kegiatan masing-masing. Walau cuma Mingyu yang melakukan itu dan tentu saja tidak mendapat jawaban. Mereka akan berakhir ke kamar masing-masing. Hingga pagi dan melakukan hal tersebut berulang-ulang selama beberapa hari. Seperti tidak ada ikatan apapun diantara mereka. Pernikahan hanya sebuah ungkapan kosong keduanya yang tidak didasari cinta.

Cinta? Mingyu hanya merasakan ia harus mulai terbuka dan berkenalan dengan pribadi Wonwoo. Toh mereka akan tinggal dalam atap yang sama dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Tapi tak dipungkiri dirinya ingin terus melihat wajah Wonwoo yang selalu menatapnya kesal. Tapi Wonwoo?

Besok adalah hari Jumat. Pelatihan yang akan diadakan oleh perusahaan dan beberapa perusahaan percetakan lain. Selain untuk studi banding, pelatihan dilakukan agar keterampilan SDM bisa meningkat dan melakukan kemampuan kerja lebih baik lagi. Tujuannya tentu saja agar perusahaan berkembang dan mampu untuk mencapai visi dan misinya.

Pelatihan yang diadakan tentu oleh perusahaan yang saling bekerja sama, selain perusahaan cabang dari berbagai kota dan daerah. Selain itu, menambah koneksi dan rekan menjadi hal positif dalam pelatihan ini.

Bagi Wonwoo yang memang ramah namun agak sedikit tertutup, menantikan pelatihan ini adalah satu cara agar pikirannya tidak berfokus pada masalah pernikahannya saja. Mencari teman baru menjadi tujuan utama Dinan Wonwoo tentunya agar lepas dari Mingyu yang mungkin saja akan terus mengekorinya. Seperti saat ini, di dapur tepatnya Wonwoo yang sedang mengambil minum untuk dirinya setelah pulang kantor. Mingyu yang memang sudah sampai di rumah terlebih dahulu langsung mengikutinya dan bertanya hal-hal tentang kegiatannya hari ini. Juga termasuk pelatihan besok.

"Besok kamu berangkat sama siapa?"

"Sendiri."

Wonwoo meletakan gelasnya di meja makan, dan berjalan ke anak tangga. Mingyu masih mengekorinya. Baru saja memegang knop pintu, Mingyu sudah menghadang pintu itu dan berdiri berhadapan dengan Wonwoo. Mingyu tersenyum dan hal itu mendapat tatapan kesal dari sang suami.

"Bareng mau? Harus bawa baju juga kan?"

"Gak usah. Nanti ketauan sama peserta lain. Minggir..."

Dengan sekuat tenaga Wonwoo menggeser tubuh jangkung itu. Tapi karena ia terlalu lelah, Mingyu tidak bergeming dan langsung menepuk kedua bahunya. Mata elang itu menatap suaminya dengan maksud.

"Kan bisa bilang rumahnya deket."

Wonwoo menghela napas. Sepertinya kejadian dimana ia tidak akan bisa menolak, terulang kembali. Lihatlah mata puppy eyes dan bibir mengerucut itu. Kesal sekali rasanya! Wonwoo ingin sekali turun ke bawah, mengambil penggorengan dan memukul kepala suaminya keras-keras. Benci sekali Wonwoo dengan wajah merajuk Mingyu.

Pasca [Meanie Local AU]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz