Bab 11

988 87 26
                                    

💍Pasca.💍
•••

Pelatihan hari kedua.

Pagi ini, bukan suasana kamarnya yang menyapa pengelihatan Wonwoo. Kamar hotel yang menyapanya dengan dua tempat tidur dimana Seungkwan yang menghuni di kasur sebelahnya sudah rapi dengan kemeja dan celana kain hitam. Mata rubahnya menerjap perlahan dan ia segera bangun untuk menyiapkan diri karena ingat masih ada tanggung jawab sebagai perwakilan peserta pelatihan yang harus dia laksanakan.

Wonwoo mengusak mata rubahnya dan menguap perlahan karena masih mengantuk. Namun tidak ingin mengulur waktu, ia langsung duduk di sisi kasurnya memperhatikan Seungkwan yang masih membereskan beberapa baju kotor ke dalam kantong plastik hitam. Sampai pria gembul itu menatap Wonwoo karena sadar sedang diperhatikan. Wajahnya tersenyum sumringah.

"Pagi Kak Dinan. Kayaknya pules banget ya? Aku malah gak bisa tidur karena bukan dirumah, walau kasurnya empuk."

Kekehan kecil dan serak terdengar dari Wonwoo pagi ini. Ia mengusak rambutnya dan wajahnya. "Iya nih, kemarin kecapekan sesi seminar sampe malem. Kamu mah enak malah ketiduran pas sesi kan? Aku lihat kamu kemarin."

Tawa ringan Seungkwan memenuhi kamar hotel mereka. Setelah itu Wonwoo beranjak dari duduknya sembari mengobrol tentang sesi hari ini dengan Seungkwan. Ia lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah menyiapkan baju dan tidak lupa serta membawanya. Hingga ia keluar dengan kondisi wajah yang sudah segar tapi tidak dengan pikirannya. Mengetuk rasa penasaran Seungkwan yang terlalu peka.

"Kenapa kak? Kakak gak enak badan? Udah seger tapi masih lesu aja deh."

"Ah, nggak apa-apa kok."

Ujar Wonwoo dengan kepala menggeleng pelan. Ia lalu mengusak rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil yang ia bawa. Membereskan baju kotornya dan mematut diri di depan cermin. Seungkwan yang sudah siap hanya memperhatikan teman barunya itu.

"Masalah pertanyaan kemarin ya?" tanya Seungkwan penasaran. Hal tersebut membuat Wonwoo terhenti dari kegiatan merapikan rambutnya. Lalu melirik cermin dimana bayangan Seungkwan sedang menatapnya dengan wajah polos. "Ketua HRD ya? Gimana emang orangnya?"

Wonwoo kembali menatap matanya lurus. Ragu tapi dia juga ingin meluruskan perihal hubungannya dengan Mingyu. Tapi apakah Seungkwan memang harus diberitahu? Pria gembul itu kan... hanya teman barunya. Tidak lebih. Tapi bisa saja dia mendapat saran yang lumayan membantunya untuk kembali memusingkan masalah pernikahannya.

Setelah Mina menasehatinya kemarin, membuatnya sedikit terbuka untuk kehidupan pribadinya yang lebih sering dipendam sendiri atau diceritakan kepada Jihoon. Tapi kan tidak ada Jihoon disini, hanya pria gembul yang masih menatap wajahnya yang terpantul cermin. Wonwoo akhirnya menghela napas dan memutuskan untuk mengatakannya.

"D-dia baik sih... kayaknya. K-kita juga sebenernya... gak pacaran, tapi udah menikah."

Seungkwan mengangguk pelan, tidak terkejut. Malah Wonwoo yang menautkan alisnya setelah selanjutnya mendengar penuturan teman barunya itu.

"Hm, aku paham kok. Walau statusku belum jadi pendamping hidup pacar aku, tapi nyatanya susah loh untuk sembunyiin hubungan dari rekan kerja. Apalagi dia sering banget kerja bareng sama aku dan dikit-dikit khawatir kalau aku kenapa-napa di kantor. Aku mikir pasti kakak juga dalam posisi yang sulit sampai bertanya kayak kemarin. Makanya aku mikir pasti hubungan kakak udah lebih dari pacaran."

Pasca [Meanie Local AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang