Matahari bersinar terang siang ini. Udara panas sangat terasa, begitu juga dengan sinar matahari yang seperti menusuk kulit.
Hampir semua anak muda lebih memilih berada di kelas atau kantin untuk meneduh. Atau pilihan lainnya adalah perpustakaan.
Dan disinilah gadis itu, masuk dengan senyuman mengembang di wajahnya. Buku-buku ia bawa di tangannya. Lantas menaruhnya di hadapan penjaga perpustakaan.
"Sudah selesai membaca nya?" tanya pemuda di depannya.
Gadis itu mengangguk, "mau pinjam yang lain ya?"
Yang ditanya kali ini menganggukkan kepalanya, "seperti biasa ya Kei," sahutnya.
Gadis itu—kei—mengacungkan jempol. Kemudian dengan cepat berjalan ke arah rak yang di tujunya.
Tangannya dengan telaten memilih satu persatu buku yang akan ia pinjam. Beberapa sudah ia baca, jadi ia lewatkan.
Kepalanya ikut mencari, buku yang sangat ia ingin pinjam belum ketemu. Sampai matanya melihat judul buku itu ada di bagian atas dan sukses membuat Kei menghela napasnya.
Tangannya terangkat untuk mengambil buku itu, namun tidak sampai. Pada akhirnya, Kei harus meminta tolong seseorang.
"Permisi, boleh saya minta tolong?" tanya gadis itu.
Pemuda yang dipanggil menoleh. Dan Kei langsung melebarkan senyumannya karena ia kenal betul pemuda itu.
"Tolong ambilkan buku itu, boleh?" pinta Kei.
Si pemuda menghentikan aktifitas membacanya kemudian mengambil buku yang diminta gadis itu.
"terimakasih, Sungyoon."
Kei tersenyum sedangkan pemuda itu hanya menganggukkan kepalanya.
"Kamu baca apa?"
Ternyata gadis itu tidak langsung pergi setelah mendapat buku yang ingin dipinjamnya. Ia berjalan mendekat ke arah Sungyoon sembari memperhatikan buku di tangan pemuda itu.
Tapi Sungyoon langsung menyembunyikannya. Bahkan sebelum Kei sempat membaca judulnya.
"B-bukan urusanmu, kan?"
Kei mengangkat kedua alisnya. Merasa bingung karena tiba-tiba Sungyoon berbicara dengan gugup.
"Baiklah, kalau kamu gak mau ngasih tau." Gadis itu berbalik dan hendak beranjak pergi. Tapi kemudian kembali berbalik dan membuat Sungyoon terkejut hingga menjatuhkan buku yang sebelumnya ia baca.
Kei membantu Sungyoon mengambil buku yang terjatuh itu. Kesempatan itu pula yang membuatnya bisa tau apa yang sebelumnya disembunyikan Sungyoon.
Dengan cepat Sungyoon mengambil kembali buku itu sebelum Kei bersuara.
"Apa?" tanya Sungyoon.
Kei menatap Sungyoon dengan wajah berseri, "tadinya aku mau nanya apa kamu sudah buka hadiah yang aku kasih, tapi sepertinya sudah! Aku akan pergi sekarang."
Gadis itu berbalik kemudian berlari kecil meninggalkan Sungyoon yang kini terdiam dengan buku ditangannya.
•••
"Selamat datang."
Suara Kei menyapa pendengaran Eunbi saat ia memasuki kafe bersama Sakura. Sebenarnya Eunbi awalnya tidak berniat kesini, tapi temannya itu memaksanya ikut menemani.
"Eunbi! Sakura!"
Kei menghampiri keduanya, "boleh aku ikut bergabung?" tanya gadis itu.
Sakura mengangguk, "tentu saja boleh! Iya kan?"
Eunbi juga mengangguk setuju.
Sakura meminta Kei untuk memberikan saran makanan dan minuman apa yang harus ia pesan. Gadis itu pun dengan senang hati memberi tahu.
"Minuman ini sangat cocok karena sekarang sedang panas," kata Kei menunjuk menu.
"Benar, hari ini benar-benar panas," sahut Sakura.
Pandangan Kei kini beralih kepada Eunbi, "Kamu ingin pesan apa Eunbi?"
"Aku...samain aja deh sama Sakura," jawab Eunbi.
Setelah ketiganya memesan, Kei kembali duduk di samping Eunbi. "Kalian baru selesai ada kelas?" tanya nya.
"Iya, tadinya aku mau ke perpus untuk meminjam buku. Tapi sakura memaksa kesini," jawab Eunbi.
"Panas tau kak, kita harus menyegarkan diri dulu dengan beristirahat. Bukannya malah nambah bikin pusing di perpus," sahut Sakura.
Kei tertawa, "aku baru saja dari perpustakaan tadi."
"Oh ya? Kamu suka kesana?" tanya Eunbi.
"Lumayan sih, kadang untuk meminjam novel. Oh ya, tadi aku juga lihat Sungyoon di perpustakaan. Mungkin kamu bisa minta tolong dia meminjamkan buku untukmu, kalau dia masih disana."
Eunbi menganggukkan kepala. Tapi sejujurnya ia sedikit kesal dengan Sakura. Kali saja gadis itu tidak memaksanya kesini, mungkin ia akan bertemu Sungyoon di perpustakaan.
'Tunggu— Kei bertemu Sungyoon? Apa mereka bertemu seperti adegan drama?' Eunbi merasa tumbuh rasa khawatir di dalam hatinya.
apa yang mereka berdua lakukan?, Apa mereka janjian ketemu?
Pertanyaan-pertanyaan aneh mulai muncul. Tapi dengan segera Eunbi menepisnya dan bersamaan dengan Jaeseok datang membawa pesanan mereka.
Dengan segera ia menghabiskan pesanannya. Lantas membayar dan izin pergi ke perpustakaan.
"Kak Kei dekat dengan si kak Sungyoon itu, kah?" tanya Sakura setelah Eunbi pergi.
Gadis itu memang belum keluar karena tidak berniat ikut ke perpustakaan bersama Eunbi.
"Dekat? Mungkin, ya. Dulu." jawab Kei.
Sakura hanya menganggukkan kepalanya. Ia tidak mau bertanya lebih jauh, karena takut kalau itu adalah privasi Kei.
Setelah Sakura memutuskan untuk pulang ke rumahnya, Jaeseok yang sedari tadi memperhatikan kini mulai mendekati Kei.
"Kei," panggilnya pelan.
Si pemilik nama menoleh, "kenapa?"
Jaeseok menatap gadis itu serius.
"Berhenti menyukai Sungyoon."
Kei mengangkat kedua alisnya, "apa maksud kamu?"
"Cowok di dunia ini tuh banyak Kei. Jadi jangan lagi suka sama Sungyoon," ucap Jaeseok dengan menekankan kalimat terakhir nya.
"Kamu kenapa sih? Tiba-tiba ngomongin Sungyoon?"
"Aku dengar yang kamu bicarakan tadi, aku tau kamu pernah membawa Sungyoon ke rumahmu, aku juga tau kamu ngasih kado ke Sungyoon di hari ulangtahun nya."
"Lalu?"
"Sekarang berhenti, Kei. Jangan lagi mendekati Sungyoon seperti kamu mendekati nya dulu. Keadaan nya sudah berbeda sekarang."
Bukannya bersedih, gadis itu tersenyum kecil. "Aku tau." Gadis itu berdiri dari duduknya kemudian berjalan pelan.
Ia menepuk pundak Jaeseok kemudian berbisik, "tapi kamu belum tau kado apa yang aku berikan, bukan?"
•••
Next chapter aku kasih tau kado nya deh, biar gak kepanjangan perkara si kado ini.
Tapi kalau ada yang bisa nebak, ayo tebak isi kadonya apa kira-kira 👀
Juga, maaaf baru update ya huhu, tadinya bukan mau tengah malem gini .. tapi kelupaan 😭🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Home [ Kwon Eunbi ft ; Choi Sungyoon ]
FanfictionBagaimana Sungyoon kembali ke 'rumah' nya. Setelah sekian lama pergi menjauh.