STRUKTUR | 03

656 265 190
                                    

Hai!

⚠️Perhatian⚠️
Cerita ini hanya khayalan semata. Jangan disamakan dengan dunia nyata, ya temaNaa. Jangan meniru adegan di cerita ini jika itu dapat membahayakan kalian! Kesehatan itu mahal. Jika ada kesalahan dalam pengetikkan, mohon dimaklumkan. Masih butuh revisian agar menjadi lebih bagus seperti selera kalian.

"Takdir memanglah selalu datang disaat kita tidak siap akan hal takdir tersebut. Memang benar bahwa manusia itu diciptakan berbeda-beda dari setiap karakter dan setiap perilakunya."

"Melakukan sesuatu dengan santai, pasti akan ringan dibuatnya. Bukan berarti akan lama selesai, namun dengan iringan waktu, pasti akan selesai."
-Anya.


✎...

╰─> ❥ 3. Menolak?

18, 2002.

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, sehingga banyak orang yang iri dengan apa yang dilakukan setiap orang dengan kepribadian tersebut.

Memang benar, bahwa kebanyakan luka terbesar di dalam diri adalah iri dalam kepribadian seseorang dalam pandangan hidup kita. Banyak yang mengatakan setiap kepribadian seseorang yang berbeda, akan menjauhkan kita dari berbagai hal yang dapat mencelakai diri sendiri.

Suasana ruangan nan gelap dan sepi yang hanya ditemani sedikit cahaya dari sinar bulan, membuat siapa saja ingin kabur dari lokasi tersebut. Tempat yang di mana mungkin seseorang dapat berbicara jujur seketika.

Berbagai senjata terpajang di dinding di setiap ruangan, dari mulai pistol, pisau, dan lain-lainnya, membuat siapa saja langsung menunduk bak ketakutan.

Seseorang akan berkata jujur, ketika ada seseorang lagi yang mengancamnya untuk berkata yang sesungguhnya. Terkadang, merahasiakan yang sesungguhnya itu sangat sulit untuk dikatakan ke publik. Banyak sekali ancaman ketika kita mengetahui apa yang kita tahu, sedangkan mereka tidak mengetahuinya.

"Jujur saja deh, siapa?!" geram seseorang dengan berpakaian serba hitam serta topi yang menutupi wajahnya.

"Saya tidak tau," sahut seseorang yang sedang diikat di sebuah kursi dengan rantai yang sangat kencang sehingga sangat sulit untuk memberontak agar lolos.

"Jangan bohong!" Akhiri pembicaraan tersebut dan ia langsung menyiksanya di ruangan tersebut tanpa ampun. Berbagai siksaan menimpa orang tersebut hanya karena tidak ingin berbicara yang sesungguhnya.

"S--sakit. B--berhenti."

"A--ampun, saya akan kasih tau siapa dia." Dengan nada lirih dan terbata-bata, akhirnya ia mencoba untuk membela diri. Ia ingin menyelamatkan diri dari siksaan tersebut.

Seorang gadis, orang yang diikat di kursi tersebut dengan rantai. Kini ia mengetahui setiap gerakan dan pikirannya. Ia mengetahui apa yang telah terjadi. Ia selalu mengetahui.

Ia diculik saat ke luar dari mall. Saat ingin menuju mobil, ia dihadang tiga orang besar yang membuat siapa saja menunduk saat melewatinya.

"Bagus, siapa dia?" Ia pun memberhentikan siksaan yang dilontarakannya tadi.

"Dia." Perempuan tersebut sudah lebih dulu jatuh pingsan akibat tubuhnya yang terasa amat sakit.

"Lemah amat, baru gitu aja pingsan." Ia melempar alat yang sempat digunakan untuk memukul Azky hingga jatuh pingsan ke sembarang arah dan langsung pergi meninggalkannya sendiri di tempat tersebut.

STRUKTURDonde viven las historias. Descúbrelo ahora