Day 7

1.3K 200 26
                                    

Note : budayakan vote sebelum membaca

🌼🌼🌼

Pukul satu dini hari,
Kediaman Roseanne Park.

"GUE GAK BISA TIDUR!!!"

Rose berteriak kencang sekali walau dia telah memedam wajahnya di bantal. Ada perasaan yang aneh bergejolak dihatinya mengingat kejadian kemarin.

Dia meraba bibirnya sendiri dan kemudian tersenyum seperti orang bodoh.

Sementara itu di tempat Jennie....

Aku juga masih tetap terjaga—bahkan tidak bisa tidur. Ini semua salahku yang kemarin terbawa suasana. Bagaimana bisa aku membiarkan Rose mencumbuku begitu saja? Ini sungguh menakutkan.

Selepas kejadian itu, aku dan dia belum berhubungan lagi. Biasanya tiap mala dia selalu mengirimkan pesan-pesan tidak penting untukku tapi sampai sekarang belum ada notif di handphoneku.

"S-sial!! Kenapa gue jadi galau begini sih?!"

Tanpa sadar semakin lama aku terlarut dalam tidur sambil memikirkan gadis berambut pirang dengan senyuman bodohnya itu.

Pagi harinya, mataku terasa berat karena kurang tidur. Kepalaku sakit dan tubuhku lesu sekali. Ketukan pintu di iringi teriakan Lia juga terdengar menyakiti telingaku.

"KAKAK!! BANGUN KAK JENNIE!!!!"

Aku menyeret kakiku lalu membuka pintu kamarku dengan malas. Aku mendapatinya dengan seragam lengkap. Ah, iya, hari ini sekolah lagi... TUNGGU, SEKOLAH??

"Jam berapa sekarang?!"

"Jam setengah tujuh pagi, masih ada beberapa menit sebelum kelas benar-benar di mulai."

"Beri aku waktu lima menit untuk siap-siap!"

"Terserah kakak aja."

***

Aku menghela nafas. Untung saja aku gak terlambat. Ku lihat masih ada Rose yang menungguku di depan gerbang seperti biasa. Aku cuma bisa menunduk malu saat dia menyapaku dengan sedikit gugup.

"Kalian kenapa sih?"

"Ka-kami.. gak ada apapun kok, ya kan Rose?"

Aku menyikut perut Rose hingga ia menatapku dengan Lia bergantian.

"Hahaha.. i-iya.. ay-ayo kita ke kelas!"

Lia yang kami tinggalkan mengerutkan dahinya, kebingungan.

"Apa-apaan tadi itu? Aneh banget."

Aku duduk dan mendapati Nayeon yang melihatku dengan penuh selidik. Aku merasa tidak nyaman dan menegurnya.

"Yak, kenapa lo ngeliatin gue kaya gitu hah?!"

Aku mencoba menutupi matanya tapi ia segera menepis tanganku lembut, menggenggamnya malah. Matanya melihatku amat serius, membuatku merinding.

"Kim Jenniyaa..."

"A-apaan sih?!"

"Ada masalah apa kau dengan Lee Hyeri?"

"Hah? Maksud lo?"

Dia melepas genggamannya, sedikit mundur dengan smirk-nya yang sedikit membuat bulu kudukku kembali meremang.

"Jadi lo gak tau kabarnya?"

"Kabar apa, Nay?"

"Hyeri sunbae ditolak Rose sunbae..."

Tentu saja aku tau karena aku sudah melihatnya sendiri. Tapi, apa urusannya denganku?

"Lalu? Apa hubungannya dengan gue?"

"Dia bilang itu semua karena lo,"

"Karena gue?!"

Oke. Masalah konyol apa lagi ini? Pantas aja saat aku berjalan bersama Rose tadi, ada beberapa murid yang menatap kami dengan sinis sekali. Mungkinkah karena hal ini?

Nayeon mengangguk mengiyakan. Dia sedikit berdehem dan menyuruhku mendekatkan diri padanya. Saat aku lakukan, ia membisikan sesuatu padaku.

"Hati-hati aja Jen, karena gue rasa hidup lo di tahun kedua ini bakal sedikit bermasalah.."

Ah, aku tahu rumor ini. Rumor—atau mungkin semacam kutukan yang selalu ditakuti anak-anak baru kelas sepuluh. Mereka percaya bahwa berurusan dengan kakak kelas akan berdampak pada setahun penuh masa sekolah mereka.

"Konyol! Gue gak ngelakuin kesalahan apapun kok..!"

Nayeon mengendikkan bahunya lalu kembali menatapku.

"Gak ada yang tau, kan."

Konyol. Ini konyol. Benar-benar konyol. Aku gak ingin bermasalah dengan murid-murid yang tidak dekat denganku hanya karena kabar burung seperti ini. Argh! Semua ini gara-gara si tupai bodoh itu!

.
.
.

"Chaeyoung-ah..."

Rose menoleh pada sumber suara orang yang telah memanggilnya. Gadis berperawakan tinggi dan memiliki garis wajah yang tegas itu menatap Rose dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

"Ne? Ada apa, Hyer?"

Gadis itu kemudian meletakkan sepucuk surat. Dia benar-benar tidak menyerah untuk mendapatkan hati Rose rupanya. Rose melihat surat tersebut sekilas dan sesuai persetujuan gadis itu, Rose membukanya.

"Hyeri, kamu gak perlu—"

"Itu buat kamu, aku kan gak bisa berkuda."

Dua lembar voucher berkuda di lokasi eksklusif telah ada di tangan Rose dan itu pemberian dari Hyeri, teman sekelas, sahabat, sekaligus cinta pertamanya.

Walau cinta pertamanya tidak berakhir dengan indah. Tapi...

"Kamu tau kan kalau aku..."

"Chaeng, please. Terima saja. Okay?"

"Tapi..."

"Oh. Bu guru udah masuk tuh!"

Hyeri segera melempar senyum tipis ke Rose kemudian berlalu ke tempat duduknya. Rose mendengus. Dia tau bahwa ini adalah sebuah kesengajaan. Hyeri tipikal orang yang pergerakannya bisa dibaca. Dia juga bukan orang yang terang-terangan memberikan hadiah seperti ini.

Dan dia juga tahu bahwa gosip yang baru-baru ini terdengar itu adalah ulahnya. Dia mungkin merencanakan sesuatu yang buruk, tapi entahlah.. Rose sedang tidak ingin bermain dengan permainan konyolnya itu.

"Hah.. aku ajak Jennie aja kali ya?"

.
.
.
.
.

TBC

Btw sekarang Rose jadi model official streetwear brand 5252 by OIOI
Uwu gantengnya hubbynya Nini 🥰

Btw sekarang Rose jadi model official streetwear brand 5252 by OIOIUwu gantengnya hubbynya Nini 🥰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Thanks buat feedback kalian
Saranghae~ 💜

30 Days Of Summer (Chaennie 🔞🔞)✅Where stories live. Discover now