35. Head to Head

90 19 0
                                    

Zekka menghampiri Imamorata di ruangannya. Wanita itu terlihat acuh padanya namun Zekka berpikir jika Imamorata hanya pura-pura tidak mengenalnya.

Zekka duduk dihadapannya, berbasa-basi menanyakan nama dan asal tempat tinggalnya sembari mencatat diatas kertas putih tentang apa yang sebenarnya ingin dia tanyakan.

("Apa kau ingin membantuku lepas dari Leone".)

(Tidak, tapi aku ingin menghancurkannya, apa kau kekasihnya -- lebih baik kau pulang Zekka karena ada sesuatu yang buruk akan terjadi padamu jika kau terus disini.)

("Kenapa ingin dihancurkan, dia -- apa kau tahu siapa dia?")

("Aku mohon pergi, pulang lah -- istana membutuhkanmu, Yuka dalam bahaya -- sebelum wanita itu menemukanmu dan jangan dekati aku lagi.")

Banyak hal yang ingin Zekka tanyakan tapi wanita ini terus menghindar. Terlebih pikirannya bercabang saat dia berkata tentang Yuka.

Apa yang telah terjadi selama dia tidak ada. Bagaimana keadaan di istana, bagaimana keadaan sang ibu yang pasti bersedih jika ada masalah yang menimpa Yuka.

Ingin rasanya dia memaksa wanita ini untuk cerita, kemudian Imamorata menyerahkan ponselnya pada Zekka yang telah terbuka pesan text nya disana.

("Kulihat Leone keluar bersama seorang wanita, apakah itu Putri Mahkota jika benar, bunuh dia sekarang!)

Tangan Zekka mengepal kuat, ingin menuntut penjelasan pada Imamorata yang telah bekerjasama dengan penjahat yang ingin membunuh dirinya tapi dia masih menjaga sikap, Leone pasti mengawasinya dari CCTV dan Imamorata akan mendapat kebencian dari Leone tanpa ampun.

("Bunuh aku dan bawa aku padanya, sekarang! ")

***

Leone bekerja sambil mendengarkan omongan Zekka lewat earphone, sebenarnya ini salah satu hal yang tidak penting untuknya. Sebagai penguntit wanita dan ingin selalu tahu apa yang dilakukan Zekka selama dia tidak ada disampingnya, ini sama sekali bukan dirinya.

Seseorang masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu yakni sang teman yang selalu bekerjasama dengannya.

Ibarat putih dan hitam. Sang teman adalah polisi yang harus mengamankan para penjahat tetapi dia adalah penjahatnya yang diburu dan dilindungi oleh sang teman.

"Besok aku akan menulis ketuk pintu dulu sebelum kau masuk."

"Oh ya -- berapa pentingnya aku harus mengetuk pintu, kau tidak bercinta di ruangan ini kan -- atau kau membawa peri kecil itu kemari."

"Sial! Cepat katakan, apa maumu? "

"FBI salah tangkap orang, sepertinya wanita yang bersamamu dulu itu memberikan informasi yang berbeda, cukup pintar untuk membalikkan fakta."

"Siapa yang ditangkapnya? "

"Aries Jacque, partnermu yang juga sainganmu dalam segi kejahatan. Kau boleh merasa aman untuk dirimu tapi kau harus berhati-hati dengan si kucing liar CIA -- dia disini, mungkin akan mengincar wanitamu lagi."

Kening Leone berkerut mendengarnya, "Bukannya aku sudah memintamu untuk memblokirnya dari kota ini."

"Jika dia menggunakan dokumen palsu dan yah -- pamanmu dibalik kedatangannya."

Leone menarik napas panjang, matanya melirik ke sembarang arah hingga berhenti tepat pada layar CCTV yang terlihat ada keramaian disana.

"Ada apa itu, " gumamnya.

Leone berdiri dan berlari mendekat untuk melihat lebih jelas.

"Cazzo! "

Bergegas Leone berlari ke luar ruangan diikuti oleh sang teman dari belakang. Leone panik melihat Zekka diangkat oleh 2 orang pria yang berlumuran darah.

DESTINY (The 3logy of Z)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang