Part 1 - How Alen Lost Anetta?

91 4 3
                                    

Cerita ini real imajinasi sendiri, adanya keinginan membuat cerita ini karna— terinspirasi dari lagu Everyday by Ariana Grande. Untuk cast? Nyusul ya.
Happy Reading~

You can call me Nini (plis lucu banget, terisnpirasi dari Kim Jongin alias Kai)😌👍🏻

***

Ulang tahun adalah hari yang paling membahagiakan untuk semua orang. Cake, hadiah, kejutan dan pesta!! benar benar menyenangkan bukan? Tapi tidak untuk Alen dan keluarga Andarres, mengapa?
Kejadiannya tepat 3 tahun yang lalu saat ulang tahun Anetta. Dimana seharusnya malam yang membahagiakan ini menjadi saksi bisu bagaimana seluruh anggota keluarga Alen menangis histeris. Tangisan yang tak pernah di bayangkan oleh Alen. Tangisan yang paling ia benci. Kejadian malam itu seolah membekukan hatinya yang hangat. Kakakknya. Kakak satu satunya pergi dengan cara mengenaskan

🖇️Flashback

Cuaca pagi ini cerah, terlihat Anetta masih bergelung dengan selimut tebalnya sembari memeluk guling kesukaannya. Di sisi lain, Alen sudah sangat siap untuk memberi kejutan kepada sang kakak, gadis itu berjalan berjinjit ke arah kamar sang kakak dengan aura yang hangat

Perlahan Alen memutar knop pintu kamar Anetta, dan jangan lupakan cake kecil serta lilin yang menyala di atasnya. Perlahan lahan Alena berjalan ke arah tempat tidur Anetta, menaruh cake nya atas nakas lalu mulai membangunkan Anetta dengan menggelitikinya.

Sang empu yang merasa terganggu dalam tidurnya mencebik kesal dengan mata tertutup, mengundang kekehan kecil dari mulut sang adik. Tak berhenti sampai disana, Alen masih terus menggelitiki sang kakak sehingga Anetta terbangun

"BOOM!!– happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday My dear sister–
Happy birthday— to you" Alena bernyanyi dengan suaranya yang merdu serta senyum cerah di wajahnya

Jangan tanya Anetta, gadis yang sekarang berusia 19 tahun itu rasanya ingin marah tapi juga senang dalam waktu bersamaan, tapi tentu saja rasa senang lebih mendominasi karna adik kesayangannya ini tak pernah melupakan hari istimewanya.

Anetta bertepuk tangan ria dengan senyum nya yang tak berhenti mengembang pada wajah khas orang baru bangun itu. "Ayo buat permintaan dan tiup lilinnya" seru Alena

Anetta menurut, tangannya membuat gestur berdo'a lalu mulai memejamkan matanya. Tak lama matanya terbuka lagi menampilkan obsidian indah terang seterang bulan lalu  meniup lilin kecil yang berada di atas cake.

Tangan Anetta terangkat seolah mengatakan sesuatu pada Alen, Alen beralih menatap sang kakak yang mencoba berkomunikasi dengannya. Ya.. kakaknya—bisu. Namun untungnya masih bisa mendengar walaupun sedikit tidak jelas.

“terimakasi Alen, kau memang yang terbaik” begitu kata sang kakak melalui gerakan tangannya, Alen tersenyum lalu beralih memeluk sang kakak dengan sangat erat. Alen sangat menyayangi kakaknya walaupun dengan keterbatasan Anetta, tak pernah terbesit rasa untuk membeci Anetta dalam benaknya.

Perlahan Alen melepas pelukannya, lalu membuat gerakan dengan tangannya—ini adalah cara mereka berkomunikasi. “tak usah berterimakasi, aku tidak akan pernah melupakan ulang tahunmu! Karna aku sangat menyayangimu” katanya dengan sangat bahagia. Anetta rasanya ingin menangis sekarang, tapi tak lama kedua orang tua nya datang dengan balon, cake dan boneka beruang berukuran sedang di tangan mereka. Alen ikut menolehkan kepalanya, seketika tersenyum lebih cerah saat melihat orang tuanya itu

querelle : revenge✅Where stories live. Discover now