IG. 02

692 85 5
                                    

Insecure itu wajar, tapi jangan berlebihan. Banyak banyak bersyukur 💕

Kini kelas XII IPA 2 sudah berada didepan rumah Alga. Tadi Luna berangkat berangkat bareng Revan. te
Teman-teman sekelasnya menyuruh Revan untuk membawa Luna. Mau tidak mau Revan mengajak Luna, karena dari sekian banyaknya teman sekelasnya yang membawa motor, tidak ada yang mau membawa Luna.

"Makasih Revan," Ucap Luna pelan.

Revan hanya mengangguk saja, lalu berjalan kearah teman sekelasnya. Revan adalah tipe cowok dingin dan cuek, tapi Revan juga salah satu cowok tampan dikelas XII IPA 2.

Luna juga menyusul teman sekelasnya. 'Yaallah baru kali ini aku ikut kumpul sama teman-teman,' batin Luna berucap Lirih.

Tokk tokk tok

"Assalamu'alaikum Alga," Ucap Malik, cowok paling humoris dikelas XII IPA 2 .

"Algaaa, Main yuk," Seru Fahmi.

Peletak

"Serius," Sinis Bima, dan Fahmi hanya menyengir tanpa Dosa.

"Goblok si Fahmi," Sahut Malik.

"Diem lo maling kundang," Kesal Fahmi.

Tak lama pintu pun terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang kini menatap mereka bingung sekaligus kaget.

"Ada apa ini rame-rame? Mau tawuran?" Tanya wanita paruh baya itu.

"Maaf sebelumnya bu, kita semua teman sekelasnya Alga. Kedatangan kita kesini untuk menjenguk Alga yang sedang sakit," Ucap Sela dengan tersenyum ramah.

"Iya bu, kedatangan kita kesini untuk menjenguk Alga." Balas Bima.

Wanita paruh baya itu mengangguk, lalu mempersilahkan semuanya untuk masuk.

"Silahkan duduk saya akan bikinkan minuman, saya Ayu asisten rumah tangga disini jika ada apa-apa kalian bisa panggil saya."

"Gak usah repot repot Bi," Sahut Bima.

"Tidak apa-apa, yaudah saya permisi. Sekalian mau panggil den Alga," Ayu pun langsung pergi menuju kamar Alga.

Sedangkan Luna dirinya duduk sendiri di kursi yang cukup dengan dua orang. Entah kenapa semua orang tidak ada yang mau berdekatan dengannya.

Luna melirik kearah Sela yang berada didepannya. Luna berdecak kagum, Sela benar-benar cantik. Tidak heran jika semua laki-laki menyukai Sela, Luna sekarang merasa minder, mungkin jika dirinya cantik Luna akan sedikit percaya diri.

Semua mata langsung tertuju kearah Alga yang sedang menuruni anak tangga, mereka bisa melihat wajah Alga yang pucat.

"Hai Al," Sapa Sela.

"Hmm," Alga hanya berdehem saja lalu duduk di sebelah Luna yang tengah duduk sendiri.

Jantung Luna rasanya ingin copot, dia kira Alga akan duduk disebelah Sela. Karena Sela menunjuk tempat duduk disebelahnya untuk Alga. Mereka semua sengaja menyisakan tempat duduk disebelah Sela agar Alga duduk disebelahnya. Tapi nyatanya Alga lebih memilih duduk disebelah Luna.

"Ngapain pada kesini? Ganggu gue tidur aja," Ujar Alga.

"Eh setan, nih kita bawa banyak makanan buat lo," Celetuk Bayu merasa kesal.

"Tau lo, kita itu care!" Gerutu Malik.

"Care sama yang goodlooking doang?" Pertanyaan Alga membuat teman sekelasnya saling pandang. Apa maksud Alga?

"Paansi lo Al, jangan banyak bacot. Intinya Gws," Sahut Bima.

Alga hanya memutar bola matanya malas. Beberapa menit kemudian Bi ayu dan asisten rumah tangga lainnya datang membawa napan berisi minuman.

"Silakan diminum," Sopan Bi ayu. Mereka tersenyum lalu mengangguk.

"Al, cepat sembuh ya." Ucap Sela tiba tiba.

"Ekhem,"

"Witwiw cie cie,"

Semua teman-teman nya menggoda Sela dan Alga. Sela menunduk malu sedangkan Alga hanya acuh.

"Thanks."

"Iya sama-sama."

Sudah lima belas menit mereka dirumah Alga dan tidak ada niatan mereka untuk pulang.

Ada yang main PS, ada yang bergosip, ada juga yang Selpi-selpi. Tidak terkecuali Luna, dia hanya diam. Dia bingung harus ngapain. Dia sebenarnya ingin pulang karena merasa tidak nyaman.

Alga menyadari tingkah Luna. "Kalo mau pulang, pulang aja."

Luna menatap Alga yang tengah menatap nya juga. "Gakpapa?"

"Terserahlah, itu urusan lo." Jawab Alga judes.

"Ganteng tapi judes," Gumam Luna tanpa sadar.

"Apa lo?" Sewot Alga.

"Eh enggak, yaudah aku pamit pulang aja. Tolong bilangin sama temen-temen ya," Ucap Luna lalu setelah itu dia langsung pergi.

Luna benar-benar harus pulang. Dirinya hari ini harus jualan kue. Pasti sekarang ibunya sedang menunggu. Sebelum pulang dirinya menyempatkan ke tempat makan pinggir jalan untuk ibu dan juga adiknya.

_

Sesampainya dirumah, Luna melihat ibunya yang sedang melamun dan adiknya tengah belajar. Luna merasa sedih karena akhir-akhir ini ibunya sering melamum. Entah memikirkan apa.

"Assalamu'alaikum ibu,"

Ibunya langsung tersadar kala mendengar salam dari anaknya.

Bu Wati tersenyum lalu menghampiri anaknya. "Wa'alaikumussalam anaknya ibu, gimama sekolah nya? Tumben pulang sore?"

"Alhamdulillah baik bu. Maaf ya Luna pulang telat, tadi Luna jenguk teman yang lagi sakit," Bu Wati tersenyum lalu mengangguk. "Iya gapapa."

"Laras sini dek, kakak punya makanan," Panggil Luna kepada adik kecilnya yang berumur delapan tahun.

Dengan raut antusias Laras berjalan kearah Luna. "Yeay makanan."

"Makan ya sama ibu juga. Aku belinya dua," Ucap Luna dengan mengelus kepala adiknya lembut.

"Kakak gimana?" Tanya Ibu.

"Kakak tadi udah," Jawab Luna berbohong. Sebenernya dia belum makan dan sangat lapar. Tapi lebih baik makanannya buat adik dan ibunya saja. Dia masih bisa menahan.

"Yasudah bu, Luna bersih bersih dulu, setelah itu mau nganter kue," Ucap Luna yang dapat anggukan dari ibunya.

Sebenarnya Luna yang melarang ibunya untuk berkerja. Dia tidak ingin ibunya kecapean. Luna ingin ibu dan adiknya selalu sehat dan tidak merasakan lelah dan lapar. Gapapa, biar Luna saja yang menanggung itu semua.

_

Luna menatap dirinya di pantulan cermin, benar-benar sangat kusam dan dekil meskipun sudah mandi.

Luna merasa hidupnya sangat perih, entah Tuhan yang tidak adil atau Luna yang tidak bersyukur.

Sebenarnya fisik Luna itu tidak terlalu buruk hanya saja  Luna tidak bisa merawat diri dan juga rasa insecure nya yang sudah mendarah daging.

Luna memiliki kulit putih, tapi kusam lalu memiliki luka bakar diwajahnya membuat gadis itu merasa jiji pada dirinya sendiri. Luna juga  memiliki banyak jerawat di jidatnya. Masih banyak lagi hal-hal menjijikan diwajahnya. Jelek bukan? Itulah pemikiran Luna. cantik itu Relatif.

Nyatanya Luna terlalu sibuk mendegarkan omongan negatif orang-orang, tanpa mendegar ucapan positif dari yang lainnya.

"Benar-benar sangat jelek," Gumam Luna.

___

VOTENYA CANTIK!
Udah? Okedeh makasih.

INSECURE GIRL Where stories live. Discover now