Gadis Rapuh

149 24 9
                                    

Perkataan Arkan kemarin ia tepati hari ini. Dirinya pagi-pagi sudah datang ke ruangan Mesya. Sedangkan Mesya yang baru bangun pun terkejut karena mendapati Arkan di sebelahnya.

Arkan yang melihat Mesya terkejut pun hanya memaksa wajah tak berdosa nya.

"Dokter punya hobi ngagetin orang ya?." Arkan menggeleng.

"Mana ana Dokter hobinya ngagetin. Paling hobinya nyuntik orang." Arkan tertawa.

"Ish, lagian kenapa sih pagi-pagi banget udah disini?."

"Kan kemarin saya sudah bilang."

"Tapi ini pagi banget loh."

"Saya tuh mau ajak kamu jalan-jalan seharian."

"Seharian? Emang Dokter gak ada pasien apa?."

"Pasien saya cuma kamu. Kamu siap-siap aja, bisa sendiri atau mau saya panggilkan Perawat?."

"Nggak usah Dok. Saya bisa sendiri."

"Baiklah. Kamu jangan lupa pakai jaket atau sweater." Mesya mengangguk dan berlalu menuju kamar mandi yang berada di ruangannya.

Sedangkan Arkan menunggu Mesya di depan ruangan.

Tak lama Arkan menunggu, Mesya sudah siap dengan dress putih dan cardigan pink kesayangannya. Tak lupa ia mengenakan flatshoes pink di kaki putihnya.

"Ayo Dok." Arkan tidak membalas. Ia masih fokus pada tampilan Mesya.

"Dokter Arkan." Mesya mengeraskan suaranya.

"Hah? kenapa?."

"Ayo jadi atau gak?."

"Ahh iya ayo." Mesya mengikuti langkah Arkan.

•••

Mesya sedang duduk manis menikmati jalanan. Sedangkan di sebelahnya, Arkan sedang fokus menyetir. Tidak ada percakapan sedari tadi, hanya keheningan yang ada di dalam mobil tersebut.

Mesya tidak tahu mau kemana dirinya dibawa. Tapi ia yakin bahwa Arkan bukan orang jahat.

"Mesya.."

"Ya?." Mesya menoleh.

"Ekhm kamu punya pacar?." Mesya menggeleng. Entah kenapa ada rasa lega di hati Arkan.

Dan setelah itu keheningan datang kembali. Hanya rasa canggung yang menyelimuti mereka.

Tetapi tak lama mobil yang Arkan kendarai berhenti di sebuah tempat.

"Ayo Mesya turun." Mesya membuka pintu mobil. Yang pertama kali ia rasakan adalah udara segar.

Arkan menggandeng tangan Mesya. Ia berjalan mendekati satu pohon di tepi Danau.

"Dulu saya sering datang kesini. Suasananya enak buat belajar."

"Iya nyaman banget disini. Nggak berisik sama suara knalpot." Arkan mengangguk mengiyakan.

"Kalo saya lagi ada masalah saya juga sering datang kesini." Mesya hanya mengangguk. Tempatnya memang cocok.

Arkan mengajak Mesya duduk di bangku yang terbuat dari bambu.

"Mesya. Kamu bisa teriak sesuka kamu. Pasti kamu lega." Mesya coba menimang-nimang. Ia menginginkan nya, tapi ia juga malu.

He Is My HeroWhere stories live. Discover now