Note : ini versi revisi dari puisi sebelumnya
👁🗨👁🗨👁🗨👁🗨👁🗨
mereka bilang, "Semua perempuan itu cantik."
tak ada standar lingkungan yang apik
semua perihal tilik
tapi, bukankah tetap, pemenangnya adalah siapa yang lebih menarik?lantaran standar solek, mengubah kaum hawa jadi tak bermerek.
mereka bilang, "Semua manusia itu berharga."
siapapun bertuah bahagia
karena sejatinya, tak ada yang dicipta sia-sia
tapi, bukankah sama, tahtanya adalah siapa yang lebih dulu terjelma asa?lantaran standar solek, mengubah manusia jadi tak bermerek.
mereka bilang, "Semua estimasi bengis itu semu."
menyembilu yang tak pasti baku
karena mereka hanya ingin kita terbelenggu
tapi, bukankah curang, mereka terus-menerus menembakkan peluru?seperti miliaran usang
menyayat saraf pusat kala petang
amuk yang tertahan di kerongkongan, berdentang
ia merasa lenganglalu, ini seni persepsi, benarkah?
tanya jiwa, relung hati perlu dibenah
akan raga butuh banyak ibadah
menjungjung nilai filsafah
teruslah belajar menjadi manusia yang berakidahlantaran segala jenis soleknya, sebuah persepsi asa manusia tak ada harganya.
Tertanda, Nolisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/281919993-288-k338897.jpg)
YOU ARE READING
Suara Asa: Nolisa
Poetry[A N T A L O G I P U I S I ] Asa yang tertuang dari segala rasa, tertanda sebagai tempat sejuta cerita, bukan teman 'suka-suka', tapi dia punya makna yang terlalu berharga, disetiap situasi 'berbeda' ataupun istimewa. [ Tertanda, Kita Tidak Pernah...