•🕊One In Memory J : Same Scarf

39 21 2
                                    

•🕊One In Memory J : Same Scarf

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

•🕊One In Memory J : Same Scarf

"Kak Jay!" teriakku sekeras mungkin hingga seisi rumah menutupi telinganya rapat-rapat, begitu pun dengan Jungwon yang mengunyah makanan, sarapan di rumahku.

Anak tampan itu kerap kali berkunjung ke rumah, entah itu hanya sekadar bermain atau menginap. Jadi, bisa dikatakan bahwa hubungan Jungwon dan Ibu sudah sangat dekat, bahkan Ibu selalu menyuruhnnya untuk makan bersama atau membawa bekal untuk Jungwon—oh, tak luputku juga dengan Heesung—seperti saat ini, kami semua makan bersma dengan menu masakan yang spesial.

"Ayah, lihatlah Kakak. Dia mengambil tiga kimbab milikku!" Aku mengadu seperti anak kecil. Bukan-bukan, aku bersikap seperti ini bukan karena cari perhatian dari Jungwon!o Tetapi aku sudah begitu lelah dengan kebiasaan Kak Jay yang selalu mengambil makananku.

"Jay, kembalikan punya adikmu. Masih banyak kimbab di atas meja," kata Ayah yang membelaku secara terang-terangan.

Melihat reaksi Ayah, dapat membuat Kak Jay kesal serta-merta mencebikkan bibirnya padaku, lalu menaruh dua kimbab yang dia rampas ke dalam mangkukku. "Ayah selalu saja membela tuan putri."

"Karena dia Ayahku." Ketusku, segera memeluk tubuh Ayah dari samping.

"Ck! Dia juga Ayah kami! Sehingga kau lupa memiliki kedua kakak yang sangat tampan ini," sambung Kak Sunghoon yang mendapatkan anggukan dari Kak Jay.

Aku hanya menjulurkan lidahku ke arah mereka, pertanda bahwa aku tidak peduli. Kemudian aku raih piring besar yang berisikan japchae lalu menaruhnya di mangkuk Jungwon. Tidak hanya japchae saja, aku juga mulai menaruh beberapa potongan bulgogi ke dalam mangkuk yang berisikan bibimbap itu.

Sekilas aku tersenyum usil dengan menatap matanya yang mulai memicingkan mata terhadapku.

"Tidak apa-apa, jangan sungkan. Makanlah, perut langsingmu membutuhkan gizi dan asupan yang baik," ucapku tertawa, semakin membuat Jungwon menatapku kesal. Mungkin di dalam hatinya sudah menyumpah serapahi aku.

"Awas kau!" katanya yang tanpa mengeluarkan suara. Aku hanya mengangkat bahu tidak acuh seraya menjulurkan lidah.

"Aku perhatikan, beberapa minggu ini kalian menjadi sangat terlihat dekat. Ada apa dengan kalian?" ujar Kak Sunghoon disela-sela makannya, membuat kami bergeming dan menatap satu sama lain.

"Jangan-Jangan kalian berpacaran? Iya 'kan?" terka Heesung yang diangguki oleh Kak Sunghoon serta kak Jay.

"Apa kami terlihat seperti sepasang kekasih?" Tiba-tiba Jungwon bertanya dengan ekspresi polosnya. "Kami tidak berpacaran. Hanya saja--"

"Lagi pula memangnya kenapa jika putriku ini memiliki kekasih seperti Jungwon?" potong Ibu seraya mengambil Bulgogi, lalu kembali berkata, "Jadi sekarang aku punya dua calon menantu. Satu dari Jay, dan satunya lagi dari putriku."

One In Memory J ༎ Yang Jungwon ENHYPENOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz