47 - Masa Depan yang Tak Teraih

250 59 18
                                    

Note : Cuma mau bilang, mulai dari sini akan banyak kejutan yang tidak akan kalian duga.

HARAP PERSIAPKAN DIRI KALIAN GUYS.

***

Jatuh cinta adalah perasaan yang bisa dirasakan oleh siapa saja. Ketertarikan pada lawan jenis kebanyakan menimbulkan perasaan ingin memiliki yang terkadang sulit dikontrol. Ada yang cintanya berbalas, ada yang bertepuk sebelah tangan, dan ada juga yang menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan orang yang dicintainya.

Tidak ada yang tahu kapan seseorang akan jatuh cinta, dan kepada siapa cinta itu ditujukan. Tidak bisa memilih, itulah fakta mutlak yang harus diterima.

Sama halnya yang terjadi pada Gema. Ia tidak tahu kapan Gina memiliki tempat di hatinya, atau entah sejak kapan ia jatuh cinta pada gadis itu. Yang Gema tahu hanya satu, sejak munculnya perasaan asing itu, Gina menjadi satu-satunya orang yang ingin ia miliki sepenuhnya.

Tiga tahun lalu, berulang kali Gema berpikir untuk menyatakan perasaan sukanya pada Gina. Berulang kali juga ia mengurungkan niatnya itu. Dulu ia hanya anak SMP yang belum mengerti apa-apa, ia hanya ingin Gina tahu bahwa dirinya suka pada Gina, maka itu sudah cukup.

Sampai akhirnya, tiba-tiba Gina pergi tanpa memberitahu apa pun padanya. Perasaan yang akhirnya Gema pendam itu berakhir menetap tanpa tersampaikan kepada pemiliknya. Gema kira akan hilang seiring dengan berjalannya waktu, ternyata tidak. Saat Gina datang lagi ke kehidupannya tiga belas hari yang lalu, saat itu Gema sadar bahwa perasaannya tidaklah main-main.

Lalu sekarang, hari terakhir Gina di satu kota yang sama dengannya, Gema ingin memberitahu semuanya pada gadis itu.

Gina tepat berada di sampingnya. Sedang duduk dengan tatapan fokus mengikuti gerakan anjingnya. Keduanya ingin menghabiskan sore di taman kompleks perumahan Gema sebelum malamnya Gina pergi.

"Anjing kamu tuh lucu banget, aku jadi mau bawa pulang dia, deh." Gina memecah hening yang sejak tadi mendominasi.

"Kenapa yang putih gak dibawa?" tanyanya lagi.

Tatapan Gema turut mengikuti langkah anjingnya yang sedang berjalan ke arahnya dengan ranting berukuran kecil yang diselipkan di antara giginya. Begitu sampai di depan Gema, ranting itu diletakkan di rerumputan. Gema akan melemparkannya lagi dan Gigi akam mengambilnya lagi.

"Dia belum terlalu jinak, masih baru, jadi gak bisa dilepas dulu. Dan belum sempet aku latih apa-apa."

Gina menatapnya. "Padahal aku kira udah lama, ternyata masih baru. Kok ambil yang udah cukup besar? Padahal kalo yang kecil pasti lebih gampang latihnya."

"Papa yang bawa, aku bahkan gak tau kalo dia bawa anjing baru."

Akan merepotkan kalau menceritakan asal-usul anjing Samoyed miliknya. Kalau ia memberitahu bahwa anjing itu bukan miliknya, Gina akan bertanya milik siapa, dan percakapan akan berlanjut ke arah yang kurang baik. Miko sepupunya yang sudah meninggal, dan orang tua Miko yang tidak ingin merawat anjing peliharaan Miko karena tidak ingin teringat anaknya terus-menerus.

"Kalo salah satunya aku bawa pulang, boleh?"

Gema tidak tahu seberapa cepat ia menggeleng lantas mengatakan 'gak' dengan nada datar. Mengundang gelak tawa Gina.

Anjingnya datang lagi, membawa ranting yang langsung dilempar lagi oleh Gema.

"Aku mau ngomong sama kamu. Serius," kata Gema.

Jantungnya berdegup kencang kala Gina menanyakan apa yang ingin ia bicarakan. Gema sadar bahwa hari sudah terlalu sore untuk membuatnya berkeringat, tapi apa yang mengalir dari pelipisnya membuatnya tahu bahwa ia sangat gugup.

Gema & Kurcaci Dari Pluto (COMPLETE)Where stories live. Discover now