41. RAVEL-ALUNA

11.9K 1.6K 476
                                    

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

Happy reading all!

⚠️ Baca part 40 terlebih dahulu ⚠️

•••

41.RAVEL-ALUNA

DOR..

Atlas tersenyum tipis saat musuhnya sudah di tembak habis oleh anak buahnya, dia tergeletak dengan senyum menawannya mata Atlas menatap sang putra yang berjalan mendekat kearahnya.

Atlas menggeleng. "P-pe-r-gi c-cepat A-aluna butuh pertolongan," ucap lelaki itu terbata-bata.

Ravel menggeleng air matanya jatuh, dia membantu ayahnya bediri membopong tubuh lemah Atlas tangannya sebisa memungkin menahan darah yang keluar.

Alkar berjalan membantu Ravel, mereka membawa Atlas kedalam mobil yang sama dengan sang putri. Atlas menatap wajah tenang putrinya tangannya terulur untuk menggenggam tangan Aluna.

Mobil dilajukan dengan cepat mata Ravel tidak bisa berbohong kalau dia kawatir dengan keadaan kedua orang itu.

Dokter langsung memberikan pertolongan pertama mereka mencoba menahan darah yang terus keluar dari tempat tembakan Atlas.

Setelah keluar dari hutan mereka langsung dipindahkan ke helikopter yang sudah disiapkan fasilitas didalam sana lebih lengkap.

Dokter mulai melakukan pengambilan peluru pada punggung dan dada Atlas, lelaki itu cukup kuat menahannya. Senyum Atlas tidak pernah luntur.

Mereka sampai di rumah sakit 10 menit kemudian dokter langsung membawa Atlas dan Aluna keruang operasi, tanpa di sadari bahwa Aluna mengidap penyakit liver.

Penyakit yang sudah bersarang beberapa tahun yang lalu. Karena tidak ada biaya Desi dan Hartono hanya berdiam saja dan Aluna yang tidak tahu.

Kondisi mereka berdua kritis.

Ravel terduduk dilantai dia menangis dalam dia, dua orang tersayang nya terbaring diatas brankar Atlas ayahnya dan Aluna tunangannya.

"Jangan ambil mereka tuhan," gumam Ravel.

"Mereka pasti kuat," ucap Agam menenangkan.

Alkar sudah menelpon orang rumahnya untuk memberi tahu kabar Atlas dan Aluna. Tadi Nia sempat pingsan.

"Avel?" Panggil Nia.

Ravel mendongak memeluk bundanya erat dan menangis disana.

"B-bunda ayah bunda, A-ayah Avel b-bun."

Nia mengangguk air mata perempuan itu jatuh, dia tidak kuat melihat kondisi anak-anak serta suaminya.

Clek.

Pintu operasi terbuka, Ravel melepaskan pelukannya lalu berdiri dihadapan dokter.

"Bagaimana keadaan ayah  dan tunangan saya?" Tanya Ravel.

"Tuan Atlas ingin berbicara dengan Anda dan nyonya Nia."

Dokter mempersilahkan mereka masuk, Ravel dan Nia masuk kedalam ruang operasi di sampingnya ada Aluna.

Atlas menatap kedua orang itu dengan tatapan tenang dan damai.

"Sini," ucapnya tanpa suara.

Mereka mendekat Ravel menggenggam tangan sang ayah.

RAVEL-ALUNA [END]Where stories live. Discover now