42. RAVEL-ALUNA

14K 1.7K 267
                                    

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

Happy reading all!

°🌳🌳🌳°

42. RAVEL-ALUNA

Setelah dari pemakaman Ravel langsung pulang ke Swiss masih ada Aluna disana. Dan untuk orang-orang yang itu biar menjadi urusan Alkar untuk sekarang dia belum ingin berurusan. Atlas sudah menjelaskan siapa dalang dan siapa pembunuh panca—papa Adelio dan tinggal Ravel menjalankan tugasnya menyampaikan kebenarannya kepada yang bersangkutan.

Ravel menuju ruang ICU ada Aluna disana, mata cantik itu terpejam dengan damai luka-luka ditubuhnya sudah di obati. Selang oksigen terpasang di hidungnya.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Ravel saat dokter mulai keluar dari ruangan Aluna.

"Kondisinya masih sama belum ada perkembangan yang signifikan," jelas dokter.

Ravel mengangguk mengucapkan terimakasih, Aluna belum boleh di besuk. Ravel menatap Alkar yang baru saja datang lelaki itu ikut ke Indonesia juga menemaninya sedangkan Nia dia memilih untuk stay di Swiss.

"Untuk mereka," ucap Alkar ragu.

"Nanti, gua mau fokus sama Aluna dan bunda."

Alkar mengangguk, dia menepuk bahu temannya itu dia tau perasaan Ravel karena dia pernah berada diposisi itu tapi bedanya Ara hanya sakit bukan koma.

(Ini sebelum kejadian Ara di tabrak Xavier).

"Bunda?"

"Bunda Lo sering ngelamun dan kadang kalau tidur suka manggil ayah," jelas Alkar.

Ravel menghela nafas dia tidak yakin akan sanggup melewati ini. "Gua gak yakin bisa bertahan dengan kondisi seperti ini."

"Lo harus bisa Vel, belajar menjadi lelaki bertanggungjawab jawab itu memang susah tapi kalau Lo menjalaninya dengan ikhlas pasti semuanya akan terasa ringan percaya omongan gua "

"Gua gak tau Al, biasanya ada ayah yang jaga bunda dan gua jaga Aluna. Sekarang ayah udah gak ada gua harus jaga mereka berdua ditambah masalah ini belom selesai."

"Gua bantu, Lo jangan putus asa kalau Lo seperti ini terus kasihan sama ayah dia gak akan tenang perginya. Lo harus bangkit percaya sama Tuhan kalau dia selalu ada untuk Lo."

"Thanks Al."

Alkar mengangguk dia duduk disamping Ravel yang sedang menatap ruang Aluna.

"Lo gak mau ketemu bunda?" Tanya Alkar lagi.

"Nanti, kalau gua udah siap."

"Gua tau Lo kuat! Jangan nyerah."

•••

Nia menatap sendu pada figura foto mendiang suaminya, foto itu diambil saat lebaran tahun kemarin yang artinya itu lebaran terakhir mereka bersama.

Dia mengusap foto itu dengan lembut seakan-akan mengusap wajah tampan suaminya. Nia terpukul atas apa yang terjadi, Atlas yang tiba-tiba pergi kepangkuan sang tuhan disaat mereka berusaha menyelamatkan Aluna.

Nia tidak bisa membayangkan bagaimana sedihnya Aluna saat tau ayahnya sudah meninggal dan saat dia menikah nanti bukan Atlas yang akan menjadi walinya tetapi orang lain.

RAVEL-ALUNA [END]Where stories live. Discover now