15

353 42 2
                                    

Akhirnya setelah sekian lama, Wonwoo kembali bertemu dengan menu sarapan favoritnya nasi goreng telur dadar dan juga susu hangat. Sebenarnya dia sudah terbiasa makan ini, tapi bedanya sekarang dia dan Sakura sudah saling jujur mengenai perasaan mereka satu sama lain. Yang entah mengapa membuat masakan ini terasa lebih spesial.

"Pulang nanti aku jemput, hubungi saja kalau kau sudah selesai." kata Wonwoo sambil menyantap sarapannya. Sakura hanya mengangguk dengan mulut yang terus mengunyah makanan.

"Tunggu." Wonwoo menghalangi langkah Sakura yang hendak membuka pintu. Sakura menatap Wonwoo dengan wajah bingung. "Morning kiss ku mana?" Wonwoo menunjuk bibir nya.

Awalnya Sakura sangat malu karena situasi seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, apalagi dia dan Wonwoo hanya sarapan bersama dan berangkat dalam suasana diam. Tapi mungkin mulai saat ini akan berbeda, dia merasakan suasana pagi yang berubah. Wonwoo memanggilnya karena tidak tahu pakaian dalam yang dimana, Wonwoo yang berteriak karena mau dipasangkan dasi.

Sakura tersenyum kecil dan mengecup singkat bibir itu yang membuat si pemilik langsung mengulum senyum lebar. Sungguh ia tidak pernah membayangkan akhir yang akan seperti ini.

"Berarti kau sudah siap untuk memenuhi keinginan ibu ku?" tanya Wonwoo sambil menyetir. Sakura awalnya tidak paham apa yang dimaksud oleh suaminya itu, namun sedetik kemudian wajahnya mulai berubah menjadi merah.

Ucapan ibu mertuanya soal cucu langsung terlintas di pikirannya, ia menjadi malu. Dasar Wonwoo pagi-pagi sudah membuatnya berdebar saja.

"Fokus, keselamatan yang nomor satu." Sakura berusaha mengalihkan pembicaraan, ia tak mau pagi harinya ini terkena serangan jantung karena ucapan Wonwoo tadi.

"Oke, aku anggap kau setuju. Kalau begitu aku harus bertanya pada ibuku apakah dia mau yang laki-laki atau perempuan atau yang kembar juga boleh mungkin." gumam Wonwoo yang masih saja menggoda Sakura.

"Kau ini ya, berhenti bicara fokus menyetir saja. Aku ingin hidup 100 tahun lagi denganmu." kata Sakura tak kalah gombal, dia membalas ucapan suaminya itu.

Wonwoo tertawa pelan mendengar gombalan Sakura. Ia menganggukkan kepalanya kemudian meraih tangan itu dan menggenggamnya. Ia masih tidak percaya bahwa Sakura bisa meluluhkan hatinya dalam waktu yang singkat. Bahkan Sana pun yang sudah bersamanya selama 2 tahun lebih saja bisa tergantikan oleh Sakura yang baru bersamanya selama beberapa bulan.

Cinta memang tidak bisa ditebak bukan, pun hati bisa berubah kapan saja dan Wonwoo akhirnya menemukan sang pujaan hatinya lewat perjodohan yang semula tak diinginkannya.

Mobil sedan hitam itu memasuki area rumah sakit setelah pamit pada Wonwoo, Sakura segera turun.

°••°

Ada yang berbeda dari Sakura, sepanjang hari bekerja dia terus ceria menampilkan senyum manisnya kepada pasien walaupun yang datang hari ini tidaklah sedikit. Dan itu tetap menjadi keheranan tersendiri bagi Yena, tapi Yena diam tak berkomentar karena dia tahu alasannya. Iya, siapa lagi kalau bukan suaminya.

"Pasien hari ini tinggal satu kan?"

"Ini yang terakhir?" tanya Sakura yang diangguki Yena. "Oke." Gumam Sakura.

"Iya, yang lagi kasmaran memang tidak bisa diganggu." Gerutu Yena dan memanggil pasien terakhir yang akan diperiksa Sakura.

Selesai. Sakura segera berganti pakaian dan mengirim pesan pada Wonwoo, ia kemudian menunggu Wonwoo di lobby seperti biasanya.

Ponsel nya berdering, tanpa melihat si pengirim pesan juga dia sudah tahu siapa yang menghubunginya. Wonwoo mengulas senyum tipis dan segera berbenah.

Joshua yang berada di ruangannya hanya geleng-geleng kepala melihat nya. Semenjak berbaikan dan perasaannya terbalaskan, hari-hari di kantor selalu ceria. Bahkan Wonwoo mengurangi marah-marahnya jika sedang rapat. Melihat bagaimana dia sangat bersemangat untuk pulang membuat Joshua mengingat kalau Wonwoo tidak pernah sebahagia ini kalau mau bertemu Sana.

Marriage ContractWhere stories live. Discover now