3. Atasan Baru

193 79 14
                                    

AUTHOR POV

Kiara sedang menahan emosinya di hadapan bos barunya ini. Siapa lagi kalau bukan Moza. Dia tertawa mengingat kejadian saat Kiara jatuh pingsan di buatnya.

"Pak, bisa gak serius?" Tanya Kiara.

"Tunggu...hahaha...lucu banget kamu waktu itu. Kalau saya pecat beneran gimana ya?" Moza berusaha menahan tawanya sendiri namun gagal.

"Gak ada yang lucu lho pak! Gak usah ketawa gitu!" Kiara sudah lepas kendali ia membentak atasan barunya itu.

"Oke-oke, tampaknya sekretaris kesayangan papaku ini sangat marah." Kini raut wajah Moza kembali serius benar-benar serius. Ia membaca lembar demi lembar kertas yang di bawa Kiara.

"Bagus! Ini, saya kembalikan." Kiara mengambil kembali berkas yang diberikan Moza lalu melangkah pergi.

"Eh! Siapa yang nyuruh kamu pergi?" Ucapan itu membuat langkah Kiara terhenti.

"Ada apa lagi sih pak?" Tanya Kiara malas.

"Beliin saya makanan ya, saya lapar."

"Kan ada OB pak, bapak bisa sur..."

"Heh! Saya mintanya kamu yang beliin bukan OB. Kamu disuruh kok ngeles ya? Saya ini kan atasan kamu." Dibandingkan adu mulut dengan atasannya yang punya bibir sepedas emak-emak komplek lebih baik ia menurut saja.

"Oh ya saya maunya makanan diluar kantor. Udah bosen itu-itu aja." Ucapnya santai.

"Iya saya beliin sekarang." Kiara menengadahkan tangannya.

"Apa?" Tanya Moza yang pura-pura bodoh.

"Uangnya pak, masa saya belanja gak make uang sih."

"Iihhh kamu jadi sekretaris perhitungan banget ya, bayarin aja sekalian." Tangan Kiara sudah mengepal dalam kantong celananya. Ingin sekali rasanya ia meninju wajah masam bosnya itu.

Tanpa balasan, Kiara langsung keluar dari ruangan itu. Tak lupa ia membanting pintunya agar si bos tahu betapa kesalnya ia saat ini.

*****

KIARA POV

Dasar bos ngeselin. Aku terpaksa berpanas-panasan karena harus membeli makanan di luar kantor. Cerewet juga ngeselin manusia apa sih dia?

"Mang, nasi padangnya 1 ya." Ucapku.

Kruk...kruk...kruk...

Perutku memang tak bisa diajak komporomi. "2 deh mang."

"Siap neng!" Balas si pedagang.

Kringgg!!!

"Halo yang?"

"Halo sayang, kamu lagi apa?"

"Lagi beli makan nih."

"Nanti aku jemput mau aku beliin apa?"

"Aku pengen dimsum buatan kamu."

"Oke, nanti aku buatin...dahh sayang i love you."

"Aaaa....love you too...muwahh"

"Ekhem! Neng ini nasinya." Astaga aku hampir lupa.

"Maaf ya mang, ini uangnya kembaliannya ambil aja." Aku menyerahkan beberapa lembar uang.

"Makasi ya neng, alhamdulillah."

Aku cepat-cepat masuk ke dalam kantor. Lama-lama kalau begini terus aku bisa gosong.

"Permisi Pak?" Aku hanya mendengar Pak Moza berdehem. Ku buka pintu ruangan itu secara perlahan.

"Ini pesenan bapak." Aku sudah memasang senyum semanis mungkin. Semoga tak ada cobaan lagi.

PUKIS MOZARELLA [END]Where stories live. Discover now