Chapter 07

190 29 4
                                    

Pertemuan jimin dan jungkook berikutnya sudah tak se kaku yang lalu. Mereka berdua memutuskan untuk bertemu di cafe yang memiliki nuansa tenang setelah tiga minggu kemudian dari pertemuan mereka yang sebelumnya. Alasan untuk bertemu pun sama, karena buku. Sampai jimin mempunyai ide untuk selalu meminjam buku lelaki ini agar mereka juga sering berinteraksi.

"Rumah kamu pasti kayak perpustakaan ya?" kala itu jimin bertanya. Sebab kelihatannya jungkook adalah remaja yang kutu buku.

"Sok tau. Kan aku udah pernah bilang, kalau mau menyimpulkan sesuatu itu dipikir dulu lewat aturan analisis, bukan malah pakai feeling. Feeling itu nggak pasti!" sahut jungkook datar.

Jimin mengerucutkan labiumnya sebab merasa kesal. Dia menatap jungkook tak minat, huh membosankan. tipe-tipe cowok kayak taehyung!

"Sudah kamu baca belum?" tanya jungkook seraya menggoyang-goyangkan bukunya yang baru saja dikembalikan oleh jimin dihadapan gadis itu.

"Belum. Aku malas baca buku!" tukasnya malas.

"Kenapa?"

"Pasti isinya itu-itu saja, tidak menarik. Lagipula belajar nggak harus melulu dari buku. Mempelajari situasi sekitar juga termasuk belajar tuh!" jawab jimin.

Jungkook tertegun. Sedikitnya ia mulai paham mengapa gadis ini selalu terlihat berbeda saat diluar dan dirumah. Sebab dari penjelasan jimin barusan, ia menyimpulkan jika pemikiran jimin sama seperti jungkook. Dan pemikiran seperti ini pasti banyak orang yang menentang. Karena, daripada menjadikan buku sebagai belajar, mereka lebih memilih mempelajari kehidupan untuk menciptakan teori yang lebih baru.

Jungkook itu anak yang jarang membaca buku. Dia hanya membaca buku-buku tertentu, yang pasti isinya bukan hanya teori-teori saja, seperti buku pelajaran. Dan agaknya sifat jungkook yang satu ini sama dengan jimin. Bedanya, walaupun orang-orang dirumah selalu menuntut banyak hal padanya, ia acuh saja dan tetap mempertahankan tujuannya. Kalau jimin mungkin akan langsung meluapkan amarahnya.

Jadi, satu hal yang masih terlihat abu-abu bagi jungkook,

"Aku masih nggak paham, kenapa kamu sampai harus melakukan alter ego?"

Sepengetahuan jungkook, biasanya orang melakukan alter ego itu sebagai bentuk jarak psikologis atau self-distancing yang terbukti memungkinkan individu untuk mengadopsi ciri-ciri kepribadian yang diinginkan. Tak hanya itu, mengadopsi hal ini juga dapat membantu meniru perilaku positif dari orang lain, misalnya kedisiplinan, pengendalian diri, dan keberanian.

Jimin menghela napas.

"Awalnya aku hanya ingin mencari jati diri sendiri. Karena aku merasa hopeless? Aku diatur sana-sini, aku merasa aku tidak pernah menjadi diriku sendiri, aku terpaksa menjadi sifat-sifat menyebalkan itu. Lalu aku bertanya-tanya, sebenarnya hidup ini untuk siapa. Yeah thats, for my self. Tapi kenapa aku hidup seperti diperbudak orang-orang, terlebih itu keluarga ku sendiri. Ya, kalau tujuan mereka benar mungkin aku oke-oke saja, tapi tujuan mereka hanya untuk kesombongan. Cih, maaf saja. Tujuan hidupku lebih mulia—"

Jimin menjeda penjelasannya, dan ia menatap jungkook dengan manik memicing.

"Kamu sedang menjadikan ku bahan analisis mu lagi, ya?"

"Nggak kok. Kalau sekarang aku sudah benar-benar peduli."

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang