[ 🍭✧˖° ] - Sang Paus

32 5 0
                                    


Alunan bunyi paus ternyata indah.

Ketika sepasang telingaku mendengarnya bergaung, penatku seperti hilang. Dia ... membawanya pergi?

Aku bukan paus-aku tidak akan tahu apa pengertian dari bunyi yang ragamnya kedengaran unik itu. Barangkali dirinya berungkap tentang hal bahagia,

atau sebaliknya.

Namun, terlepas dari angan-anganku, ada rasa tenang yang tersalur dari sana. Mudah untuk merasakannya.

Kendati bertalun dengan lambat, dia pandai menjadi tepat sasaran. Cukup dapat dipertanyakan, apakah dia tidak pernah takut akan detik yang terus berlari?

Kalau aku, teranggap detak jam dinding itu mengejar aku dan segala kelakuanku.

Ah, ada lagi yang hebat tentang sang paus. Dia seperti selalu menepati waktu.

Arus air dan gelombangnya yang bekerja jadi satu kadang tertangkap seolah pelan, pun begitu, dia mampu jadi seimbang dalam satu kali gerak. Ekornya akan berayun, seiring dengan kedua belah sirip yang membawa tubuh raksasa itu pergi dengan ringan.

Elok, aku suka.

Dia tidak pernah buru-buru. Aku kerap mengulang perihal ini, 'kan? Itu bagian favoritku. Kukagumi dia dalam-dalam.

Makanannya hanya makhluk-makhluk kecil, padahal. Dia masih bisa tumbuh dengan baik, terukir dalam air sebuah raksasa yang cantik.

Aku tidak memerhatikan hewan laut sebelumnya, dia yang berlalu begitu saja, berenang masuk ke dalam pikiranku yang kebetulan sedang kacau. Lalu, hanya dengan dia yang sekadar berlalu, semua kembali tertata. Kepingan memoriku tersusun kembali, disimpan rapi dalam rak yang seharusnya. Sehingga aku dapat menikmati tenang setidaknya sebentar.

Selanjutnya, aku bersyukur.

Gelap langit malam ini akan melatari tidur nyenyak, itu harapan. Alun lirih sang paus pun akan jadi hal yang temani aku, biar dapat kurasakan mimpi indah yang akhir-akhir ini tak tampak batang hidungnya.

Kau dengar itu? Indah sekali.

Terbesit tanyaku karenanya, datang dari mana?

Laut jauh dari sini, rumahku tidak ada dekat-dekatnya dengan pantai atau pesisir. Seharusnya, suara begini tidak akan ada.

Mari lupakan, ketenangan ini sesuatu yang dibutuhkan. Tidak apa-apa, lah. Bukan urusanku pula mencari sumber semacam itu, aku tidak sedang hidup dalam karya tulis ilmiah.

... atau mungkin, seperti biasa. Sama halnya dengan bunyi pesawat dan kereta api yang kerap bergema tanpa tahu waktu. Mereka itu-uh.

Tak bisa kusamakan sang paus dengan kicau deru kurang menyenangkan itu.

Sejenak kupejam mata, merasakan anak-anak rambut yang menari karena angin. Alunan pausnya menjauh. Setelah kedua bola mataku kembali tampak, sekujur tubuhku ditampar ombak dan derunya yang menyakiti telinga.

Lalu, semuanya pergi, meninggalkan aku yang berpegang pada sisi ranjang lantaran oleng.

crystsnw | Kabupaten Bogor
4 Februari 2022
(direvisi pada 4 November 2022)

Bungkus Permenजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें