TBQ || Mual

46.4K 7K 1.2K
                                    

Mau vamerrr><

Sekocak itu ya, sampe masuk rank 1 comedi😭 terhuraa bngt🤧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekocak itu ya, sampe masuk rank 1 comedi😭 terhuraa bngt🤧

Thanks ya gengss, udah baca crta amburadul ini dari awal sampe udh mau ending><

Happy reading 🖤

----

Di tengah malam yang sudah larut, angin berhembus pelan, di tambah suara hewan malam yang saling bersahutan untuk menghilangkan kesunyian di gelapnya malam.

Para makhluk hidup menggunakan waktu untuk mengistirahatkan diri karena telah beraktivitas seharian.

Namun, lain halnya di kekaisaran Liu, bukan hanya suara hewan saja yang menghilangkan kesunyian malam, namun suara langkah kaki para pelayan dan prajurit yang lari tergesa-gesa ke paviliun matahari setelah mendengar teriakkan penuh perintah dari sang penguasa.

Kekaisaran Liu tampak kacau dengan teriakan membahana dari sang kaisar yang suaranya seperti mau menghancurkan dunia saja.

"CEPAT BODOH! APA PERLU KAKI KALIAN AKU POTONG HAH! LAMBAT SEKALI." Fengyin, pria itu berkacak pinggang di depan pintu Paviliun, iris mata merahnya menatap para prajurit tajam.

"Salam kami Yang Mulia." Semua pekerja di kekaisaran Liu itu menjatuhkan diri di tanah, menatap takut pada sang penguasa.

Fengyin menghela napas kasar, suara Lian yang terus muntah memasuki Indra pendengarannya.

"Ck! AKU MEMBUTUHKAN TABIB! BUKAN KALIAN!" Fengyin esmosi. "CEPAT PANGGIL TABIB SEGERA! DASAR BODOH!"

Dia marah-marah lagi. Hal itu membuat para pelayan dan prajurit kembali berhamburan mencari tabib. Semuanya jadi takut dan panik karena Fengyin.

"TABIB PEREMPUAN YA! AWAS SAJA JIKA KALIAN MEMANGGIL TABIB LAKI-LAKI, AKU AKAN MEMOTONG KEPALA KALIAN SEMUA!"

Di dalam Paviliun--tepatnya di dalam kamar mandi, Lian membasuh mulutnya dengan air dan mengelapnya dengan kain. Ia berdecak kemudian, telinganya panas mendengar suara cempreng Fengyin.

Lantas wanita itu kembali keluar, dan duduk di sisi ranjang. Tangannya terangkat memijit pangkal hidung. Lian merasa sangat lemah.

"Bastard! Ambilkan aku air," suruh Lian. Memanggil Fengyin dengan sebutan 'Bastard' sudah menjadi kebiasaan Lian.

Fengyin yang mendengar langsung menghampiri Lian. Pandangannya tertuju ke atas meja di dekat Lian. Ia menghela napas kemudian.

"Itu airnya hanya ada di sebelah mu. Ambil saja," ujar Fengyin.

The Bar-bar Queen (Tamat)Where stories live. Discover now