17 ••• Memalukan diri sendiri

70 13 1
                                    

Yeji berjalan memasuki mini market yang tak jauh dari rumahnya, Yeji berniat untuk membeli beberapa makanan ringan karena ia sangat ingin menyemil dimalam hari seperti ini.

Setelah membayar, Yeji langsung keluar dari mini market dan berniat untuk langsung pulang ke rumahnya. Tetapi, tiba-tiba tangan Yeji ditarik oleh seseorang yang membuat Yeji berteriak, terkejut.

"Ssttt." suruh sosok tersebut agar Yeji bungkam.

━━━━━━━

Yeji meneguk minumannya hingga habis setelah ia berbicara cukup panjang. Yeonjun, sosok itulah yang menarik lengan Yeji tadi untuk meminta sebuah penjelasan terkait perubahan sikap Lia didepan gerbang Sekolah sore tadi kepadanya.

"Doyeon udah gila kali ya, sampe segitunya dia, hilang respect gue sama dia." kesal Yeonjun sambil menyibakkan rambutnya ke belakang.

"Udah, itu doang kan yang lo mau?" tanya Yeji sambil membuang botol plastik bekas minumannya tadi kedalam tempat sampah yang tepat berada di sebelahnya. "Gue cabut ya." pamit Yeji langsung berdiri dan pergi meninggalkan Yeonjun.

Tetapi, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika mendengar ucapan Yeonjun "Makasih Ji." Yeji menatap Yeonjun sebentar sambil tersenyum tipis sebagai balasannya lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju kerumahnya.

━━━━━━━

"Selamat ulang tahun Yeonjun." ucap Lia dengan kedua tangan yang memegang sebuah kue ulang tahun yang sempat ia beli waktu sore tadi sedangkan Yeonjun, kini ia sedang terpaku ditempatnya.

Lia menyiapkan semuanya sendiri, ini sungguh membuat Yeonjun sangat bahagia pada saat ini. Dia sangat merasakan ulang tahunnya kali ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Istimewa, satu kata yang menggambarkan ulang tahun Yeonjun ditahun ini.

"Li." panggil Yeonjun dengan air mata yang sebentar lagi akan turun membasahi wajahnya.

Yeonjun tuh tampangnya emang berandalan, tapi dia masih punya sifat emosional kalau ada kejadian seperti ini. Bahkan saat ini dia hampir saja menangis dihadapan Lia.

"Cepetan make a wish, abis itu tiup lilinnya, tangan gue udah pegel ini." Aduh Lia, sungguh dia tidak bisa diajak beromantisan sedikit pun.

Yeonjun menuruti ucapan Lia, ia menautkan kedua tangannya sambil memejamkan kedua matanya yang membuat air mata yang ia bendung seketika runtuh begitu saja. Kemudian, Yeonjun meniup lilin tersebut lalu tersenyum menatap Lia.

Lia menaruh kue ulang tahun itu ke meja lalu kembali berhadapan dengan Yeonjun. Tangan Lia terangkat untuk menghapus jejak air yang ada diwajah Yeonjun sambil berkata "Cengeng juga ya lo." ledeknya tetapi, Yeonjun hanya tersenyum menanggapinya. Memang kenyataannya sih gitu, jadi Yeonjun gamau memperdebatkan masalah itu.

Tiba-tiba, Yeonjun memeluknya dengan sangat erat. Yeonjun menenggelamkan wajahnya dipundak Lia lalu membisikkan sebuah kalimat tepat didepan telinga Lia.

"Makasih Li, makasih untuk semuanya."

Setelah itu, mereka menghabiskan waktu mereka berdua dengan memakan bolu ulang tahun Yeonjun sambil menonton film dan bertukar cerita sehingga tidak terasa waktu kini sudah larut malam yang mengharuskan untuk Yeonjun segera pulang.

"Maaf ya tadi gue ga sempet buat beliin lo kado, cuman bisa beliin lo kue doang." Lia tidak enak hati dengan Yeonjun, karena baru kali ini Lia tidak memberikan seseorang hadiah dihari ulang tahunnya.

Yeonjun menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata "It's okay, kado teristimewa gue tuh liat lo senyum, dah itu aja." tidak lupa dengan senyum genit Yeonjun diakhir kalimatnya yang membuat Lia yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

INDECISIVEWhere stories live. Discover now