Part 30 - Panggilan Sayang

2K 184 49
                                    

Emosi gue udah memuncak. Gue mendekat kearah Edi lalu menarik kerah bajunya dengan kasar “Bisa ga lo hargain pemberian orang lain?!” tanya gue dengan gigi mengatup rapat.

Edi malah menyeringai licik “Lo mau gue hargain berapa emangnya?”

“Bangsat!” Tanpa basa basi lagi gue memukul wajah Edi. Gue mendorong tubuhnya hingga tersungkur dan menghajarnya tanpa ampun.

“Zayn, stop!” Freza menarik baju gue buat berhenti. Dengan deru nafas yang memburu gue bangun lalu menatap wajah Edi yang sekarang babak belur.

Edi mengelap darah segar yang keluar dari hidungnya “Cih, segini doang tenaga lo?”

Gue meremas kedua tangan gue hendak memukul bajingan ini lagi tapi Freza mencegah gue “Lo mau mukul kakak gue lagi?! Udah cukup! Gue ga suka kelakukan lo kayak preman gini Zayn” Freza menarik Edi dan membawa dia masuk kedalem rumah.

Kenapa jadi dia yang marah ke gue?

Dengan frustasi gue mengacak-ngacak rambut gue. Semuanya berantakan. Ga ada yang namanya malam romantis berdua dia. Gue salah. Seharusnya gue ga mampir kerumahnya yang megah ini karena orang miskin kaya gue ga pantes disini.

Dengan perasaan kecewa yang luar biasa gue melangkahkan kaki keluar dari halaman rumahnya.

Setibanya dirumah gue langsung mengurung diri di kamar. Freza sama sekali ga ngabarin gue. Akhirnya gue memberanikan diri buat nelpon dia.

“Sialan, ga diangkat-angkat.” Gue meremas hape gue lalu mulai beralih ke BBM.

“Za, maafin aku..”

Gue menunggu hingga bermenit-menit tapi cuma di read doang.

“Sayang maafin aku :( aku ngaku salah udah mukul Edi.”

Masih juga ga dibales.

Anjrit dia beneran marah T_T

Gue merubah posisi duduk lalu memainkan ibu jari untuk pindah aplikasi di hape. Gue beralih ke group The Rebel.

Zayn : “Guys,  I need your help!”

Greyson :” Whaddup?”

Ilham : “Kenapa, Zayn?”

Zayn : “ Besok kalian bawa gitar ya sama cajon”

Bagas:” buat apaan? Kita kan perform pas weekend”

Erik :” Iya, Jay. Buat apaan?”

Zayn:” Udah nanti gue kasih tau besok pokoknya bawa”

Greyson :” sip”

Erik: “Yaudah”

Besoknya...

Setelah bel istirahat berdering, gue suruh Luna untuk ke kelas Freza. Ngebawa dia ke balkon sekolah yang menghadap langsung ke lapangan.

Ilham udah siap duduk di atas cajon, Erik, Bagas siap dengan gitar dan bass sedangkan Greyson udah siap di balik piano mininya.

Para siswa langsung rame berkumpul di lapangan termasuk para guru yang penasaran karena tadi gue udah izin buat nyanyi.

“Cek...cek” gue menepuk-nepuk microphone. “Freza, maafin gue. Gue ngaku salah karena udah ceroboh. I wish you could forgive me because I love you..” gue berbalik memberi isyarat ke The Rebel untuk memutar lagu

The Rebellion [Fan Fiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang