21. Menantea

4 3 0
                                    

***

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

***

Sekarang ini keadaan ruangan jadi rame karna banyak orang yang jenguk. Mulai dari temen-temennya Renjun sampai akhirnya tante Wendy dan adiknya Renjun yang bernama Yuan.

Karina dan Giselle juga dateng, bahkan mereka berdua lebih dulu datengnya daripada yang lain. Temen-temennya Renjun yang dateng ada lima orang. Ada Jeno, Jaemin, Haechan-yang udah lama gua kenal, dan Lia sama Somi-yang baru gua kenal hari ini.

Mereka berlima bersekolah di sekolah yang sama seperti Renjun, sedangkan Karina dan Giselle, mereka berdua bersekolah di sekolah yang sama seperti gua. Tapi satu tahun yang lalu gua berhenti sekolah karna penyakit gua, dan sangat disayangkan gua gak bisa lulus bareng sama Karina dan Giselle.

Setelah melihat mereka semua, perasaan gua jadi seneng dan gak murung lagi karna kejadian tadi pagi. Dan jujur, sebenernya gua masih ada perasaan takut buat mengingat kejadian itu lagi. Tapi Renjun udah bilang kalo om Chanyeol bakal selalu mengawasi Papa dan kejadian seperti itu gak akan terulang lagi untuk kedua kalinya.

"Nana, aku boleh tanya sesuatu gak?" Tanya Lia ragu-ragu. Gua mengangguk dan kemudian tersenyum. "Boleh, mau tanya apa?" Tanya gua balik.

"Sebenernya kamu disini udah berapa lama? Apa kamu gak bosen?" Somi yang mendengar itu pun langsung menyikut lengan Lia dengan pelan. "Ahh itu, hmm... kayaknya udah hampir setahunan deh." Jawab gua yang membuat Lia dan Somi seketika terkejut.

"Iya, Nana udah hampir setahunan disini. Tapi dari yang aku lihat, Nana itu gak pernah ngeluh. Dia selalu nyemangatin dirinya sendiri buat tetep semangat." Sambung Karina yang dibales anggukan setuju oleh Giselle.

"Terus selama setahun itu, kakak pernah pulang gak ke rumah?" Mendengar pertanyaan Somi, membuat hati gua jadi sedih. Rumah? Jangankan rumah, keluarga aja gua gak punya.

"Dia pulang kok, walau cuman beberapa hari." Jawab Renjun seketika, membuat gua tersenyum tipis karna merasa lega. "Ahh, aku pikir gak pulang sama sekali." Final Somi sambil mengangguk dengan paham.

"Udah-udah, sesi tanya jawabnya udah selesai. Sekarang ayo kita makan dulu, tante udah beliin kwitiaw goreng nih buat kalian." Ucap tante Wendy sambil menyiapkan beberapa bungkus kwitiaw goreng ke atas meja makan.

"Wahh tante, maaf ya kalo jadi ngerepotin?" Ujar Giselle sambil membantu tante Wendy. "Hahaha gapapa kok, justru tante seneng banget karna kalian udah dateng kesini buat jenguk Nana."

"Yaudah tante, karna tante udah traktirin kita makanan. Gimana kalo saya sama Haechan Jeno yang traktirin minumannya?" Usul Jaemin seketika, membuat semua orang setuju dengan usulnya yang dia buat.

Tante Wendy tertawa. "Ehh emang kalian ada uangnya?"

"Gak usah ditanya, Ma. Emang mereka pergi naik apa ke sekolah kalo bukan naik ninja?" Sambung Renjun dengan nada sombongnya. Haechan tertawa. "Perasaan yang naik ninja cuman Jeno doang deh? Kenapa jadi bawa-bawa gua sama Jaemin?"

"Tapi lu punya ninja kan? Gausah bohongin gua deh, Chan." Haechan tertawa karna ternyata Renjun tau kalo Haechan baru aja punya ninja hadiah dari ulang tahunnya. Sedangkan Jaemin, dia cuman diem karna dia gak mau terlihat sombong di depan teman-temannya.

"Iya dah iya, jadi ini pada mau pesen apa minumannya?" Tanya Haechan pada yang lainnya. "Apa aja deh, Chan. Atau gak tanya tante Wendy aja maunya minuman apa." Usul Lia pada Haechan.

"Oh iya bener juga. Jadi tante Wendy, tante mau minuman apa?" Tante Wendy terdiam sejenak. "Hmm... menantea aja kali ya? Enak."

Karina mengangguk setuju, begitupun juga Giselle. "Cakep tante, Karina juga suka sama minumannya."

"Betul, seger-seger gimana gitu." Sambung Giselle. "Oke, kalo gitu pesen menantea aja ya? Berapa bungkus?" Tanya Jeno sambil mengeluarkan handphone-nya. Sedangkan Jaemin, dia langsung menghitung semua orang yang ada di ruangan ini kecuali gua sama Yuan. "Total sembilan orang." Jawab Jaemin.

"Oke, kita tunggu minumannya."

Setelah beberapa menit, gak lama Renjun nyamperin gua yang lagi duduk diatas bangsal sambi ditemenin Yuan yang lagi asik main lego.

Renjun duduk disamping gua lalu membisikkan sesuatu ke telinga sebelah kanan gua. "Nanti aku kasih sedikit ya minumannya?~"

"Kalo banyak boleh gak?~"

"Gak boleh, nanti kamu sakit. Nanti aku juga yang kena omel suster Dina.~"

"Yaudah, kalo aku udah sembuh nanti kamu beliin aku menantea ya?~"

"Iya, aku beliin yang banyak.~"

"Janji?~"

"Iya aku janji.~"

Setelah berbisik-bisikkan dengan Renjun, gak lama kemudian Karina berteriak sambil memegang handphone-nya dengan mengarahkan kamera belakangnya kearah kita berdua.

"YAAAAA, KALIAN KENAPA LUCU BANGET SIHHH?!!"

TBC

Love is a Sweet Pain [AU] | Renjun ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt