Extra chapter: At Last

22 2 2
                                    

"Kamu ganti shampoo rambut?"

Gua mengangguk. "Iya, suka gak wanginya?"

"Hmm, lebih seger dari yang kemaren." Jawab Renjun yang masih asik nyisirin rambut gua dari belakang. "Kok kamu bisa sih setelaten ini ngerawat rambut panjang kamu?"

Gua tertawa lalu menoleh kearah belakang. "Ya bisa lah, emangnya kenapa? Kamu suka ya sama rambut panjang aku?" Renjun ikutan tertawa. "Iya, cantik." Ucap Renjun yang setelahnya gua balik menghadap depan.

"Tapi udah mulai rontok sekarang."

"Gak keliatan kok rontoknya karna rambut kamu tebel."

"Tapi pasti nanti lama-lama tipis." Renjun terdiam lalu memutar balikan badan gua menjadi menghadap ke dirinya. Dipegangnya kedua bahu gua dengan pelan sambil menatap gua lekat-lekat.

"Mau rambut kamu panjang atau pendek, tebel atau tipis. Itu semua gak ngaruh buat aku. Kamu tetep cantik di mata aku." Gua tertawa. "Dihh, kok lebay banget sihh?"

"Lah emang kenyataannya gitu, emang selama ini aku pernah protes sama rambut kamu?"

"Enggak sih, tapi dari cara kamu ngomong kayak gitu tadi lebay banget tau." Renjun terkekeh. "Ya terus aku ngomongnya harus kayak gimana?"

"Hmm, gak tau. Hehehehe. Oh ya, Renjun. Aku punya sesuatu loh buat kamu." Renjun mengerutkan kedua alisnya. "Apaan tuh?"

Seketika gua langsung turun dari atas bangsal, lalu berjalan kearah lemari tv dan mengambil sekantong paper bag kecil berwarnakan merah muda. Lalu kembali duduk disamping Renjun dipinggir atas bangsal gua.

"Chang... boneka Mickey Mouse buat kamu." Ucap gua sambil mengeluarkan boneka Mickey Mouse-nya dan menunjukkannya kepada Renjun. Sedangkan Renjun, dia tertawa lalu meraih boneka Mickey Mouse tersebut dari tangan gua.

"Ya ampun, kamu ngapain sih beli ini?"

"Lucu aja." Jawab gua sambil terkekeh. "Aku juga punya loh boneka Minnie Mousenya, jadi kita couple-an." Lanjut gua ke Renjun.

"Ohh jadi boneka ini tuh couple-an? Iya iya iya aku paham. Kok kamu lucu banget sih?" Ucap Renjun gemas sambil mencubit pipi gua dengan pelan. "Baru tau aku lucu?"

"Enggak sih, udah lama. Tapi kali ini lebih lucu dari yang kemaren-kemaren." Gua memukul lengan Renjun dengan pelan. "Apaan sih? Jangan lebay!" Teriak gua.

Renjun semakin tertawa, lalu setelahnya gua mendekat dan memeluknya dengan erat. "Jangan lupa disimpen ya bonekanya?"

"Iya, pasti bakal aku simpen kok." Jawab Renjun sambil membalas pelukan gua. "Makasih ya?"

"Iya, sama-sama. Aku boleh minta sesuatu gak?"

"Apa?"

Gua melonggarkan pelukan gua, lalu menatap kearah Renjun sebelum akhirnya tangan kanan gua menempel di pipi kirinya dan mengelusnya dengan lembut. Dengan perlahan ibu jari gua turun dan mendekat kearah bibir Renjun.

Renjun tersenyum dan mengerti maksud gua. Tanpa menunggu lama lagi, Renjun langsung menghapus jarak diantara kita dan memberikan gua kelembutan disetiap pergerakannya.

Dan itu menandakan gua, bahwa Renjun benar-benar lembut dan tulus mencintai gua. Gua sangat menyukainya, perbuatan Renjun yang lembut menghadapi diri gua.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Love is a Sweet Pain [AU] | Renjun ✔Where stories live. Discover now