O4 [ is he ghost? ]

2.3K 434 28
                                    

P S Y C H O ; S U N G H O O N

Jiya menunggu pria bermarga park itu menampakkan tubuhnya keluar dari supermarket. Dirinya dapat melihat pria tinggi itu sedang membayar belanjaannya, menatap punggungnya saja dapat membuat terpesona. Jiya menggelengkan kepalanya cepat kemudian tersenyum tipis, berpikir apakah dirinya sudah jatuh hati pada pria itu, sepertinya memang sudah, dari dulu.

Pintu supermarket kini terbuka dan menampakkan Sunghoon yang keluar dari dalam. Cepat-cepat Jiya menghampirinya. "Hai, Sunghoon!" sapanya antusias tanpa lupa untuk menunjukkan senyum manisnya, membuat semua kaum laki-laki terpesona, kecuali Sunghoon. Dirinya menatap datar wajah Jiya, mengisyaratkan ada perlu apa perempuan itu memanggilnya.

"Kenapa?" tanya Sunghoon datar, sambil berjalan dan diikuti Jiya dibelakangnya. Jiya mengerucutkan bibirnya, pria ini masih sama, tetap datar, dan tidak peduli kepadanya. Begitupun seperti itu, Jiya tetap tidak menyerah.

"Jiya cuman nyapa doang kok. Emang gaboleh? Oh ya, Sunghoon tau gak, kalau Jiya suka sama Sunghoon! Sunghoon gak bahagia gitu disukai sama cewek cantik kayak Jiya? Seharusnya bahagia sih," ucap Jiya percaya diri.

Sunghoon menghentikan langkahnya tiba-tiba, hal itu membuat kening Jiya terbentur oleh punggung Sunghoon karena Jiya tidak tahu pria didepannya menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba.

"Aduh!" keluh Jiya sambil memegangi keningnya yang terasa sedikit sakit. Punggung Sunghoon keras juga pikirnya.

"Apa lo bilang? bahagia?" Sunghoon menaikan sebelah alisnya sambil menatap tak percaya wajah tak berdosa Jiya. Perempuan ini lagi-lagi membuatnya kesal.

"Iya, Sunghoon bahagia kan kalau Jiya suka sama Sunghoon? Wajah Sunghoon udah kelihatan kok, kalau Sunghoon bahagia karena Jiya suka sama Sunghoon," ucap Jiya yang lagi lagi membuat Sunghoon memejamkan matanya menahan kesal.

"Denger, gue gak suka sama lo," ucap Sunghoon datar, dirinya kembali berjalan lagi. Tanpa memedulikan Jiya yang masih berada di belakangnya. Apa Jiya akan menyerah? jawabannya tidak. Dia masih kukuh akan perjuangannya untuk mendapatkan cinta dari Sunghoon.

"Sunghoon, tunggu!" seru Jiya. Dirinya berlari untuk mengejar langkah Sunghoon. "GUE GAK AKAN MENYERAH! GUE AKAN TETEP BERUSAHA AGAR BISA DAPET HATI LO, SUNGHOON!"

Perkataan Jiya membuat Sunghoon lagi-lagi menghentikan langkahnya, hal itu membuat Jiya lagi-lagi menghentikan langkahnya. "Jiya sudah tau kok apa yang bakalan terjadi habis ini. Pasti Sunghoon bakal nyatain perasaannya sama Jiya kalau Sunghoon juga suka sama Jiya, iya, 'kan?"

"Apa gue harus korek kuping lo, biar lo denger kalau, gue, itu, gak, suka, sama, lo," ucap Sunghoon penuh penekanan, berharap kalau perempuan didepannya itu sadar akan dirinya sama sekali tidak menyukainya.

Sunghoon kembali berbalik untuk melanjutkan langkahnya, malas untuk meladeni perempuan itu. "Sebenarnya lo mau apasih?! Kenapa lo gak suka sama gue?! Apa jangan-jangan lo gay?" tanya Jiya mulai kesal.

Sunghoon kembali menghentikan langkahnya. Dirinya berbalik menatap penuh dendam wajah Jiya. "Lo bilang apa? ulangi, gue gak denger!"

Jiya menelan salivanya takut, Sunghoon berjalan mendekatinya. Entah kenapa, Sunghoon sekarang terlihat lebih menakutkan daripada biasanya. Jiya memundurkan langkahnya hingga dirinya terpentok ke pohon besar di jalanan yang sepi itu.

"Lo ngomong apa tadi, hm?" Suara Sunghoon memberat. Jiya dapat merasakan bulu kuduknya yang sudah berdiri.

"Lo gay?" Bodoh, Jiya bodoh. Kenapa dirinya harus menjawab pertanyaan dari Sunghoon yang membuat pria itu bertambah marah kepadanya.

Psycho | Sunghoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang