-Something Stonger-
Belum pernah sekali pun terpikir oleh Namjoon karir sebagai pengacara akan menuai hari-hari penuh stres yang beragam bentuknya, hanya karena rasa peduli pada seorang keponakan, yang bahkan tidak tahu cara berterima kasih selain marah-marah. Ini lebih buruk daripada menghadapi klien sok pintar dan berat kepala, lantaran mereka setidaknya punya misi ketimbang Seokjin yang tidak jelas maunya apa.
Awalnya, Namjoon sangat heran mengapa Seokjin selalu menatapnya seperti musuh. Padahal sudah jelas tujuan semua dari ketegasannya tak lain demi kebaikan klien. Sampai pada sidang pekan lalu, setelah rencana Namjoon untuk membuat Seokjin bicara secara terang-terangan berhasil, kesimpulannya menjadi jelas. Jikalau Seokjin bukan pelaku pembunuhan selain menghancurkan bukti-bukti, maka pasti ada orang lain di balik kasus ini. Dugaan sebelumnya, Namjoon mengira Yura sengaja bunuh diri dan menyalahkan Seokjin. Tetapi, alasan itu terlalu remeh dibandingkan besarnya kebodohan Seokjin. Meskipun yang Seokjin lakukan berasal dari ego akibat penyesalan, tetap saja tidak seharusnya menjadikan dia begitu plin-plan. Namjoon kesulitan menerka apa yang sebetulnya Seokjin inginkan. Terkadang anak itu menunjukan visi dan semangat tinggi, terkadang sangat putus asa dan kebingungan seperti telah dicuci otak.
Tetapi, mengingat profesinya, mustahil Seokjin mudah terpengaruh hal semacam itu.
Dikarenakan belum juga dapat jawaban, Namjoon akhirnya mengunjungi psikiater serta psikolog ahli hipnoterapis tersohor di Seoul. Dia menunjukan beberapa rekaman Seokjin yang tersebar di internet untuk diselidiki oleh mereka sebelum menjadwalkan pertemuan. Keduanya mengatakan kemungkinan yang sama; Seokjin telah dihipnotis serta dicuci otak.
"Apakah mungkin seorang dokter, yang sudah pasti telah mempelajari dasar dari mekanisme alam bawah sadar, bisa terpengatuh dampak cuci otak?" tanya Namjoon kepada Jiseok, psikiater pria seumuran Seungji. "Maksud saya, self-awareness yang tinggi mungkin bisa mencegahnya karena dia sudah tahu hal itu sebelum benar-benar terjebak."
"Bisa jadi dia sedang berada di bawah tekanan," jawabnya. "Jika dibandingan antara saat dia mencekikmu dengan saat dia menceritakan bagaimana korban terbunuh, wajahnya selalu sama; tampak marah dan bingung secara bergantian. Dalam arti lain, Seokjin tidak memiliki pendirian kapan pun dia bicara."
Namjoon diam mendengarkan. Sejauh ini dia mengerti maksud psikiater itu.
Seona, psikolog wanita berusia tiga puluh tahun, menambahkan, "Saat seseorang teralihkan, penghipnotis akan sangat mudah menyeretnya ke alam lain, apalagi jika dibantu obat-obatan atau bius--"
"Obat-obatan?!"
"Ya, hal itu sangat biasa digunakan sejak zaman peperangan oleh orang-orang yang tidak berganggung-jawab."
Namjoon menahan umpatannya di antara gigi geraham mengeras.
"Banyak oknum yang menggunakan cara licik ini demi keuntungan kelompok, terutama dalam ranah politik. Itu sebabnya indoktranisasinya disebut juga sebagai psikopolitik." Seona memperlihatkan penyesalannya pada teman Namjoon dalam video yang terjeda di Ipad atas meja. "Tetapi, untuk kasus temanmu itu, aku yakin dia bukan hanya berhasil dipengaruhi, tetapi telah didoktrin secara terus menerus. Kami sudah menyelesaikan catatan ilmiah khusus bagi kondisi temanmu ini, Pengacara Kim."
"Terima kasih atas kerjasamanya," ucap Namjoon pada mereka berdua. Dengan adanya catatan khusus, Namjoon tidak perlu memperpanjang perbincangan ini. "Ada satu hal lagi..., apa kalian bersedia menjadi saksi kasus ini?"
***
Namjoon bersandar ke kursi dengan mata tertutup, berpikir tentang bagaimana kondisi Seokjin ke depan nanti. Sumpah serapah detektif Dongju sengaja dia abaikan sampai pengacaranya tiba. Butuh belasan menit sampai Dongju kehabisan energi. Pria berperawakan kurus itu pergi meninggalkan Namjoon sendiri di ruangan kotak yang dipantau CCTV dan beberapa detektif di balik dinding kaca tembus pandang. Tidak ada yang aneh. Sedari tadi Namjoon hanya termenung seakan memikirkan sebuah strategi. Hingga seorang yang ditunggu akhirnya datang merebut perhatian. Mereka bertambah waspada saat ia mengambil tempat duduk usai diberi aba oleh Namjoon supaya mendekat.

YOU ARE READING
[M] CRIMSON
Fanfictionmerah pekat; darah. cover ib: kdrama extracurricular on netflix