DHA 03❤

251 45 26
                                    

Masih betah baca cerita ini?

Kalian dari mana aja nih?

Ada pesan buat Angel? Sebelum kita mulai bagian ini~

                             Happy Reading🌻

Angel tengah bersantai di balkon rumahnya, sembari berfikir bagaimana cara menaklukkan hati Raga. Entahlah, sebut saja Angel bodoh karena terlalu buta dalam hal cinta. Pasalnya, Angel tidak tau arti mencintai yang sesungguhnya. Menurut Angel, cinta adalah tentang saling memiliki, bukan tentang dia membalas cintanya atau tidak, Angel tidak peduli.

Suara deru motor ninja berhenti di depan rumahnya, membuat Angel penasaran dan memandang ke bawah. Sudut bibirnya tertarik. Tanpa aba-aba, Angel pun turun dari kamarnya menuju pintu depan rumah. Dengan napas memburu Angel pun membuka pintu tepat sebelum seseorang mengetuknya.

"Hai Raga!" Sapanya manis. Bukannya menjawab, Raga justru menatapnya malas.

"Lo kesini pasti mau ngajak gue jalan kan?" Tanya Angel percaya diri.

Raga mendengus, mengapa setiap minggu ibunya selalu menyuruhnya bermain ke rumah nenek lampir ini? Bukankah hal ini justru dapat membuat Angel semakin mengejarnya?

Namun, mau tidak mau Raga harus menuruti kemauan ibunya. Karena kalau tidak, ayahnya pun akan ikut memarahinya.

"Raga jawab dong!"

"Raga, gue cantik nggak? Lo liat deh penampilan gue, lebih cantik dari Kira--"

"Gue pulang." Angel terdiam ketika mendengar ucapan dingin Raga. Apakah dirinya salah ucap? Sampai-sampai Raga sangat dingin padanya, lebih tepatnya Raga memang selalu bersikap dingin jika berhadapan dengannya.

"Tapi kan, lo belum aja masuk Ga?"

"Lo diem, gue masuk." Masih dengan nada dinginnya, namun Angel mengangguk dan menarik tangan Raga untuk masuk ke rumahnya.

"UMI! LIHAT SIAPA YANG KE SINI!" teriak Angel menggema keseluruh penjuru ruangan, Raga pun hanya dapat menggelengkan kepalanya pelan.

"Siapa Ngel?!" Teriak Jannah dari kamar atas.

"Raga umi!"

"Ya sudah, sana kamu buatkan minum. Nanti umi menyusul."

"Tunggu di sini ya Ga, gue buatin minum dulu," ujar Angel. Namun dengan cepat Raga menariknya untuk duduk di sampingnya, membuat gadis itu tersipu.

"M- Raga? K- kena- pa?" Tanya Angel saat Raga memandangnya dengan jarak yang sangat dekat.

Di tatap seperti ini membuat jantung Angel berdegup kencang. "Jantung gue dag dig dug jedag jedug." Batin Angel berteriak.

"Nggak usah berharap apa pun lagi dari gue, karena gue sama lo nggak akan pernah bisa nyatu!" Raga pun menyentak tangan Angel. Membuat sang empu terkejut di buatnya, baru saja di perlakukan manis, namun setelahnya di jatuhkan dan kembali di sadarkan dengan kenyataan.

"Nggak! Gue sama lo bakal bisa bersatu!" Tegas Angel. Ia pun kembali berdiri dan berjalan menuju dapur.

Sebenarnya, apa maksud Raga mengatakan hal tersebut?

Angel pun membuang fikiran negatifnya, ia hanya ingin memiliki Raga, apakah salah? Apakah gadis sepertinya tidak pantas mendapatkan hati Raga?

Angel membawa gelas berisi es jeruk dan beberapa buah serta cemilan untuk dimakan.

"Ini Ga, di minum ya."

Jannah pun menuruni tangga sembari tersenyum, Raga pun tersenyum membalasnya. Senyum yang selalu Angel harapkan agar tertuju untuknya.

Diary Hijrah, ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang