DHA 06❤

181 40 19
                                    

Angel tengah berkutat dengan beberapa tugas sekolah yang belum ia selesaikan. Pikirannya sudah lelah, karena sudah lebih dari 2 jam dirinya masih belum menyelesaikan tugas-tugasnya. Padahal hanya 25 soal saja, namun baru 13 yang ia kerjakan.

Angel menutup buku tugasnya. Ia terdiam sejenak sembari mengurut pelipisnya. Di liriknya jam yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Angel sudah sangat lelah, matanya bahkan sudah mulai berair karena tugas ini. Bahkan ibunya sudah beberapa kali memanggilnya untuk makan, namun Angel tidak mengindahkannya. Ia hanya berkata jika tugasnya masih terlampau banyak.

Angel terdiam sesaat kala melihat buku diarynya sewaktu kecil dulu. Buku tersebut belum usang, itu karena Angel sangat menjaga pemberian berharga dari teman kecilnya dulu. Angel berharap, semoga saja dirinya dapat di pertemukan kembali dengan temannya itu. Meski jarak antara umurnya dan temannya sekitar 5 tahun, namun pria kecil tersebut mau berteman baik dengannya. Angel kecil juga pernah mengajaknya bermain berbie, awalnya pria kecil itu terdiam, sebelum akhirnya mengangguk tersenyum karena melihat perubahan raut gadis cilik di depannya. Pertemanan mereka memang terbilang sebentar, hanya 2 minggu saja, sehingga kedua orangtua mereka pun tidak saling mengenal. Kala itu umur Angel baru 5 tahun, sedangkan teman prianya berumur 10 tahun.

"Gue kangen Ahmad, sekarang dia kemana ya?" Gumam Angel sembari membuka lembaran awal dari buku tersebut.

Lembaran awal hanya berisi biodata pria tersebut. Biodata yang Ahmad tulis sendiri kala Angel tengah asik meminjam robot-robotan miliknya, padahal sebelum itu, Ahmad baru saja memberinya buku diary. Lembaran kedua berisi curhatan Rindu dari Angel yang ia tujukan untuk sahabat kecilnya dulu. Angel tersenyum mengingat masa-masa itu, masa-masa dimana hari terakhir dirinya bertemu Ahmadnya.

"Amad, Angel boleh minjam ini?" Tanyanya sembari membawa robot milik Ahmad.

Ahmad pun tersenyum dan mengangguk. "Ambil aja, siniin buku diarynya."

Angel pun memberikan buku tersebut, kemudian kembali bermain dengan robot Ahmad. Setelah merasa bosan, Angel pun duduk di samping Ahmad. Cowok tersebut tampak sedang menggambar senja di lembaran terakhir buku diarynya.

"Yey! Selesai. Aku udah nulis biodata di lembaran pertama, sama udah aku gambarin senja di lembaran akhirnya," ujar Ahmad sembari tersenyum.

"Waw gambaran kamu bagus banget mad," ujar Angel kagum. "Kapan-kapan boleh ya, Angel di bikinin gambar langit malam."

Ahmad pun mengangguk dengan antusias. "Ahmad buatkan kok janji. Angel jangan lupain Ahmad ya? Kita sahabat." Ahmad mengulurkan tangannya yang di jabat hangat oleh tangan gadis tersebut.

"Kita sahabat."

"Ahmad!" Panggil pria paruh baya yang berada tidak jauh dari mereka.

"Ayah aku udah ke sini, aku pergi ya? Jaga buku ini baik-baik. See you Angel." Ahmad tersenyum sangat manis.

Mata Angel berkaca-kaca. Angel menggeleng pelan, rasanya benar-benar sesak. Gadis itu tidak ingin berpisah dengan teman dekatnya ini. "See you too Amad, jangan lupain aku ya?"

Ahmad pun mengangguk kemudian berlari ke arah ayahnya, meninggalkan gadis kecil tersebut yang sudah berlinang air mata.
"Baru kali ini Angel punya teman sebaik Amad, semoga Angel bisa ketemu sama Amadnya Angel."

Tidak terasa air mata Angel pun luruh begitu saja. Bukannya apa, Angel hanya sedang rindu dengan teman kecilnya itu. Tidak salah bukan? Sampai saat ini, belum ada yang mampu menjadi seperti Ahmadnya. Angel menatap gambar senja yang pernah Ahmad gambar untuknya. Senja itu, ibarat Ahmad. Indah dan selalu membuat nyaman.

Diary Hijrah, ANTAGONISWhere stories live. Discover now