Benar Benar Kembali

137 15 1
                                    

Setelah mempertimbangkan ucapan Athaya yang menyuruhnya kembali ke rumah Abraham dengan matang, kini Azlan sudah benar-benar kembali ke rumah itu. Disinilah dia sekarang berada, di ruang tamu bersama Athaya dan Mahes.

"Papa sudah menduga kamu tidak akan betah tinggal di rumah kecil itu" ucap Mahes sambil berdecih.

"Papa, ayolah, Abang baru aja balik masa udah digituin sih" sahut Athaya.

"Kalaupun anda sudah tidak mau membiayai hidup saya lagi, saya tidak masalah. Toh sekarang juga saya sudah bisa menghasilkan uang. Lagi pula saya kembali bukan untuk anda ataupun karena saya tidak betah tinggal di rumah itu. Tapi saya kembali karena kemauan Athaya" jawab Azlan.

Athaya tersenyum, tapi senyum itu tak berlangsung lama. Senyum itu hilang ketika mendengar perkataan Mahes.

"Papa mau membiayai sekolah kamu, Papa juga mau menyayangi kamu layaknya Papa menyayangi Athaya. Tapi Papa punya syarat".

"Apa? Dengan menyuruh saya memperbaiki nilai saya?" Tanya Azlan yang langsung diangguki oleh Mahes.

"Tapi saya rasa itu tidak mungkin terjadi, kamu kan anak yang pemalas".

Mendengar itu Azlan merasa kesal. "Oke saya akan membuktikan kalau saya memang bisa" jawab Azlan dengan penuh keyakinan.

"Dan ya satu lagi, kamu harus tetap bekerja untuk membiayai hidupmu sendiri sampai kamu benar-benar mendapatkan nilai yang saya harapkan".

Azlan mengangguk yakin. Setelahnya dia pergi menuju kamarnya yang berada di lantai dua rumah ini.

***

Jam menunjukkan pukul 14:45, Azlan menuruni tangga dengan membawa kunci mobilnya.

"Abang mau kemana?" Tanya Athaya yang baru selesai mencuci piring.

Azlan menolehkan kepalanya melihat Athaya, dia jadi prihatin dengan gadis kecilnya yang nampak lebih kurus dari sebelumnya. "Mau kerja" jawab Azlan singkat menutupi rasa khawatirnya.

"Nanti pulang jam berapa? Biar Thaya masakin buat makan malamnya" tanya Athaya dengan antusias.

"Gak usah. Abang pergi dulu" setelah mengatakan itu, Azlan pergi meninggalkan Athaya tanpa menunggu jawaban keluar dari bibir Athaya.

Azlan mulai memasuki garasi rumahnya, mengambil mobilnya dan keluar gerbang meninggalkan tempat tinggalnya.

Selama dua puluh menit Azlan berkendara, akhirnya Azlan sampai juga di toko kue Rani. Dan langsung memarkirkan mobilnya ditempat yang seharusnya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Azlan turun dari mobil dan memasuki toko kue tersebut. "Sore, tante" sapa Azlan begitu melihat Rani yang sedang membungkus pesanan.

"Eh sore, Azlan. Gimana? Udah balik ke rumah lagi?" Tanya Rani yang memang sudah mengetahui tentang perkataan Athaya hari itu.

Azlan mengangguk. "Oh yaudah tante aku ganti baju dulu ya".

Azlan melangkahkan kakinya menuju ruang ganti pada karyawan toko, namun langkahnya dihentikan oleh suara Rani. "Gak usah, Zlan. Hari ini kamu bantu tante ngemas pesanan aja. Soalnya tadi motor yang kamu pake nganter kue lagi dipake sama kurir lain karena motornya lagi di bengkel".

"Oh yaudah kalo gitu Azlan bantu gimana ini tante?" Tanya Azlan yang memang tidak mengerti karena mengemas bukan pekerjaannya.

Rani dengan sabar mengajarkan Azlan cara mengemas kue yang baik dan benar. Pasalnya hampir saja Azlan memasukkan kue ulang tahun pada tempat yang terlalu kecil dari kuenya. Azlan bilang menurutnya semua box disini ukurannya sama. Ada-ada aja si Azlan:).

AzlanWhere stories live. Discover now