4🍁

316 45 0
                                    

Jihyo yang sedikit khawatir mendengar hal itu bukan berarti memiliki perasaan kepada rekannya.
Hanya saja ia tak mau rencana yang telah mereka susun dengan matang buyar karena hal itu.

Sekarang Jihyo hanya bisa berharap para rekannya melaksanakan tugas mereka dengan baik.

~~~~

Tak seperti anak remaja pada umumnya,
Yang menikmati hari libur mereka dengan rebahan, jalan-jalan Jeongyeon justru memiliki kegiatan lain bersama sahabat sahabatnya.

Seperti pagi ini, setelah selesai pertemuan
Jeongyeon menghubungi Chaeyeong untuk mendatangi ruangannya.

Ia hanya berniat menanyakan sesuatu kepada Chaeyeong dan juga sedikit membahas mengenai kejadian di party Mina kemarin.

Tak lama pintu ruangan terbuka memperlihatkan Chaeyeong dengan beberapa dokumen di tangannya.

Jeongyeon pun memusatkan pandangan nya kepada rekannya itu.

Setelah dirasa cukup untuk diskusi,
Jeongyeon kembali membuka suara.

"Lu kenapa malam tadi?"

"...."
Chaeyeong hanya tersenyum  tanpa menjawab pertanyaan Jeongyeon.

"Chaeng meskipun lu gak ngomong,gw tetap tau lu ada masalah"

Jeongyeon bukan orang yang peka,hanya saja perubahan sikap Chaeyeong sangat terlihat.

Chaeyeong yang biasanya banyak bicara kini hanya diam dan sesekali tersenyum.

Chaeyeong pun mulai bercerita mengenai peristiwa malam tadi.

Peristiwa dimana sosok gadis yang membuat nya tertarik memakinya hanya karena Chaeyeong mengajaknya untuk sekedar makan bareng pekan depan.

"Chaeng,lu boleh menggalau ria tapi bukan sekarang waktunya.
Masih banyak hal penting yang membutuhkan mu saat ini".
Ucap Jeongyeon setelah mendengar peristiwa kemarin.

Chaeyeong pun hanya menggangguk lalu pamit untuk kembali keruangan nya.

___________________

Disaat murid lain masih berkutat dengan kertas-kertas ujian,
Lain halnya dengan Jeongyeon.
Ia telah menyelesaikan dan mengumpulkan jawabannya.

Saat berjalan keluar,ia menyempatkan diri berbalik dan menyemangati sahabatnya.
Matanya juga tak sengaja menatap mata seseorang gadis yang memberikan nya senyuman.

Jeongyeon hanya memalingkan wajahnya lalu melangkah menjauh.

Jeongyeon menyusuri koridor yang menghubungkan antara kelas dan kantin.

Ia melihat keadaan kantin yang cukup sepi,sehingga memutuskan untuk memesan makanan.

Saat sedang menikmati semangkuk mie, tiba-tiba ia merasakan cairan mengalir dari kepalanya.

Jeongyeon pun hanya menghela nafas.

Ia kemudian meraih botol minumannya lalu menegak nya dengan cuek tanpa mempedulikan empat orang didepannya.

Sang pelaku pembullyan yang diabaikan pun kesal.
Sana lalu mengambil ancang-ancang untuk melakukan hal yang lebih ekstrim.
Tetapi tindakan nya dihentikan oleh salah satu sahabat nya.

"Sana,apa untungnya sih ngebully bagi lu?"
Tanya orang yang menahannya tadi.
Ia adalah Mina.

"Lu kenapa sih Min?
Biasanya lu diem aja dah.
Kenapa sekarang malah ngebela dia"
Ucap Sana dengan nada sinis.

H I D D E NWhere stories live. Discover now