CHAPTER 10

26.1K 2.9K 18
                                    

Hoam....

Fredella bangun dari tidurnya. Sudah sekitar 5 jam yang lalu ia sampai di rumah sederhananya ini. Meski berbanding jauh dengan kediaman megah milik keluarga cavero di barat tapi rumah ini terasa lebih nyaman untuk ia tinggali. Lingkungan di sekitarnya juga sangat ramai oleh kegiatan, karakteristik orang di kekaisaran selatan ini juga jauh lebih terbuka dibanding kekaisaran barat yang cenderung konservatif.

Tok tok tok

"Nona saya telah menyiapkan makan malam."

"Baik, nanti aku keluar."

Fredella menatap ke arah jendela. Ternyata hari sudah berganti malam ia sampai tidak menyadarinya.

Dengan senyum lebar ia keluar dari kamar menuju ruang makan. Di atas meja makan terlihat berbagai jenis makanan, dari yang familiar hingga tidak.

"Ada acara apa hari ini? Mengapa banyak sekali makanan?"

"Saya tidak tau anda mau makan apa, jadi saya menyediakan berbagai makanan."

Fredella mengagguk anggukan kepalanya. Setelah duduk ia mulai menikmati makanan di depannya. Setelah selesai ia memutuskan untuk kembali ke kamar. Masalahnya karena baru saja bangun Fredella tidak bisa kembali tidur. Setelah berpikir cukup lama, ia memutuskan untuk mengambil kotak berisi buku harian Fredella asli yang belum sempat ia baca sampai selesai.

Fredella POV

Aku membaca satu persatu halaman dengan perasaan yang sulit untuk dijelaskan. Ternyata Fredella asli sangat mencintai Xaquille, namun pria itu mencintai wanita lain bernama Anne yang merupakan seorang wanita yang diadopsi oleh salah satu keluarga bangsawan di Barat.

Berdasarkan penggambaran dalam buku harian ini, Anne merupakan sosok wanita yang anggun, cantik, sedikit pendiam dengan sifat lemah lembut yang dapat membuat semua orang jatuh cinta padanya.

Makanya tidak heran jika putra mahkota bisa jatuh cinta padanya. Tapi hal yang tidak ku duga ternyata Fredella asli dijebak oleh Anne. Ia dituduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap Anne dengan menaruh racun di minuman wanita itu, padahal ia tidak pernah sekalipun melakukannya. Yang lebih menyedihkannya lagi hal ini terjadi saat acara debutante Fredella.

"Ku kira baik, taunya sakit."

Cinta membutakan Xaquille saat itu hingga pembelaan yang Fredella lakukan tidak pernah ia dengar. Seperti tuli dan bodoh, begitulah cinta mempengaruhi hidup seseorang.

"Bulol bulol, emang susah kalo udah bucin tolol."

Akhirnya Xaquille menghukum mati Fredella dengan menebas lehernya menggunakan pedang, sedangkan ayah dan kakaknya sedang berada di medan perang saat ia dibunuh.

"The real mati ditangan ayang sih ini."

Setelah Fredella asli kembali hidup, ia berusaha untuk merubah alur hidupnya agar tidak kembali mati ditangan Xaquille. Hal itu ternyata berhasil dilakukan tetapi rasa trauma akibat ia sempat terbunuh oleh Xaquille menyebabkan mentalnya terganggu. Berdasarkan gejala-gejala yang tertulis di buku harian ini sepertinya Fredella asli mengalami anxiety disorder dan insomnia tingkat menengah. Itulah mengapa saat aku terbangun di tubuh ini aku menemukan obat yang ternyata merupakan obat tidur.

"Kamu sudah sangat baik menjalani hidup Fredella. Mungkin memang sudah saatnya aku menggantikan kamu. Istirahatlah. Hidup kadang memang sekejam itu."

Seharusnya karena hidup Fredella telah berubah maka tubuh ini tidak akan berakhir mati di tangan si ganteng. Saat ini saja aku sedang mengandung anaknya, berarti kisah hidup Fredella sudah berubah sangat jauh.

"Terus sekarang gimana ya?"

Dari tadi aku hanya duduk di kasur sambil menatap dinding kamar. Dengan kondisi hamil aku bisa saja mencari pekerjaan tapi aku juga harus lebih hati-hati agar tidak membahayakan anak ku. Anak? Jika dipikirkan rasanya benar-benar gila, baru kemarin rasanya sekolah pakai baju putih abu-abu tapi sekarang sudah berbadan dua. Hidup memang penuh kejutan.

My Cherish EmperorWhere stories live. Discover now