💜 D-U-A 💜

7.9K 568 2
                                    

Gretha menempelkan id card ke pintu dan seketika pintu apartemen Fattan terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gretha menempelkan id card ke pintu dan seketika pintu apartemen Fattan terbuka. Dia masuk lebih dalam dan menentukan pria itu yang sedang fokus menonton youtube melalui layar televisinya.

"Dor!" teriaknya yang sontak membuat Fattan terlonjak kaget.

"Eh, lo. Kebiasaan. Kalau mau masuk apartemen gue tuh pencet bel dulu. Jangan langsung buka pake id card. Gue kan ngasih itu buat jaga-jaga kalau gue lagi pergi, lo bisa beresin apartemen gue. Bukan buat masuk-masuk sembarangan," ucap Fattan mengomel-ngomel.

"Emangnya gue babu," dia duduk tepat di sebelah Fattan lantas mengambil bantal sofa lalu dia letakan di atas pahanya, "bantuin gue bikin konten dong."

Fattan membesarkan volume televisinya lantas pura-pura kembali terfokus.

"Udah hampir seminggu gue enggak bikin konten. Bantuin gue please."

"Kaga ah. Gue masuk channel youtube lo terus," Fattan mencari channel youtube Gretha yang didominasi oleh konten makan-makan. Gretha adalah seorang food vlogers yang lumayan terkenal, "tuh lo liat. Komenanya jodoh-jodohin gue sama lo terus. Sahabat jadi cintalah. Teman, tapi menikahlah."

Gretha membaca komentar-komentar itu dan seketika dia tertawa kencang. "Nama anaknya Gretan kalau digabungin dari nama Gretha dan Fattan. Gretan korek api kali ah. Ngakak abis," ucapnya diselingi tawa.

"Mereka enggak tahu konsep persahabatan makanya begitu. Lagian gue mana mau punya istri kaya lo," dia melirik ke arah Gretha, "manja, ribet, dan enggak mau kalah."

"Ih, jahat."

"Emang iya."

"Ya, iya sih. Bener."

"Yaudah."

"Ayo bantuin gue bikin konten. Kita battle croffel. Gue yang pesan, nanti lo bantuin review doang."

Fattan keluar dari chhanel youtube Gretha lantas mengantinya dengan YouTube musik. "Yaudah, boleh, tapi tunggu gue lapar dulu."

Gretha tersenyum lalu dia segera menarik tangan Fattan pelan. "Ini maksudnya apaan? Narik-narik. Kaya bocil minta dibeliin es krim."

Gretha tersenyum lantas kembali menarik tangan Fattan. "Sambil  nunggu lo lapar. Bantuin gue atur kamera. Kamera gue masih ada di sini kan."

"Ada," jawabnya lantas menepis tangan Gretha, "atur sendirilah, Gret. Katanya gue cuma review doang."

"Biar cepat lapar. Habiskan tenaga dengan hal positif, bantuin gue misalnya."

Fattan terdiam, pura-pura tidak mendengar.

"Fattan ganteng. Pacarnya Yanti, tapi dia sering dibikin nangis, ayolah bantu sahabatmu yang cantik ini," ucap Gretha dengan nada bernyanyi. Perempuan itu berusaha mengeluarkan nada semerdu mungkin, tetapi hasilnya tetap fals.

"Yanti nangis juga karena cemburu gara-gara lo."

Gretha menyengir lantas kembali menarik tangan Fattan. "Ayo, habis itu gue beliin minuman," dia mengeluarkan ponselnya lantas memberikan ke Fattan, "pilih mau kopi apa? Lo suka banget kan sama kopi di kedai itu."

Fattan mengambil ponsel itu lantas melihat-lihat menunya. "Gue pesan yang satu liter boleh?" tanyanya yang langsung direspons anggukan.

"Boleh. Pesan aja."

"Tapi enggak satu botol. Lima botol jadi totalnya 5 liter. Boleh kan? Buat stok di kulkas."

Gretha tersenyum kecut. "Emang sahabat pengeretan lo."

"Bodo. Jadi boleh nggak?"

"Boleh. Pesan aja deh. Suka-suka lo. Bayar di sini aja, biar sekalian gue ke bawah."

"Yaudah," tidak lama kemudian, dia kembali memberikan ponsel itu ke Gretha, "udah gue pesan. Terima kasih bayarannya." Perempuan itu hanya membalas dengan dehaman.

" Perempuan itu hanya membalas dengan dehaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Katanya Kita Sahabatan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang