💜 S-E-B-E-L-A-S 💜

4.1K 406 7
                                    

Fattan menarik kopernya masuk ke dalam lobby hotel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fattan menarik kopernya masuk ke dalam lobby hotel. Tadi saat sebelum naik ke pesawat, Gretha sempat memberitahukan nama hotelnya sehingga saat berada di Yogyakarta tujuan Fattan cuma satu yaitu Hotel Karisma Sandika.

Pesannya yang mengabarkan kalau dirinya sudah sampai di Yogyakarta, belum juga dibalas oleh Gretha. Padahal Fattan sudah mengirimkannya satu jam yang lalu. Mungkin gadis itu masih sibuk dengan shootingnya.

Fattan melanjutkan langkahnya ke resepsionis hotel. Dia ingin segera mem-booking kamar untuknya Istirahat karena menunggu Gretha pasti lama. Namun, keinginannya kandas saat pegawai hotel mengatakan bahwa seluruh kamar sudah full.

"Yaudah, Mbak. Terima kasih ya," ucap Fattan lalu memutar langkahnya dan duduk di sebuah sofa. Menunggu kedatangan Gretha.

Bermenit-menit berlaku, sampai akhirnya ada seorang perempuan keluar dari lift dengan tergesa-gesa. Gerak tubuhnya juga tidak beraturan. Fattan mencoba mempertajam pandangannya dan seketika dia langsung berjalan cepat mendekati perempuan itu. Perempuan yang dia yakini adalah Gretha.

"Gret!" panggilnya sambil menahan tubuh gadis itu yang mendadak tumbang.

"Fattan. Tolong gue. Gue kepanasan," ucap Gretha dengan suara serak.

Pria itu mengamati Gretha dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak ada yang api di sana, tapi kenapa bisa kepanasan.

"Ini kunci kamar gue. Ayo ke sana," ucapnya sambil memberikan id card dengan nomor kamar 316. Fattan mengambilnya lantas sebelah tangannya lagi dia gunakan untuk memeluk pinggang Gretha.

Saat memasuki lift, ada seorang perempuan dengan seragam pegawai televisi. "Gretha kenapa?" tanyanya khawatir. Matanya beralih menatap Fattan, "kamu siapa?" tanyanya lagi.

"Saya sepupunya," ucap Fattan berbohong, "dia sepertinya kelelahan," tebaknya.

Mbak pegawai itu memicingkan matanya. "Sepupu?" tanyanya seperti tidak percaya.

Fattan mengangguk cepat. "Saya berkuliah di sini. Saya ada janji dengan Gretha, makanya saya bisa bertemu dengannya," ucapnya kembali mengarang cerita.

Mbak pegawai itu sepertinya percaya. Terbukti saat dia mengangguk-angguk kepalanya. "Yaudah. Tolong jaga dia ya. Sampaikan juga kalau malam ini, saya enggak bisa menemani dia tidur. Saya harus kembali ke Jakarta malam ini."

"Iya, Mbak."

Fattan dan Gretha keluar dari lift lalu masuk ke dalam kamar hotel 316. Dia langsung menjatuhkan tubuh Gretha dengan perlahan-lahan di ranjang. "Fattan. Panas. Tubuh gue kepanasan," Gretha kembali meracau.

Fattan terdiam, dia tidak tahu harus berbuat apa melihat Gretha yang benar-benar aneh seperti ini.

"Jangan diam aja. Bantuin gue. Dinginin lagi AC-nya." Fattan langsung mengambil remote AC lalu mengecilkan derajatnya.

"Masih panas. Fattan tolongin gue!" tubuh Gretha meliuk-liuk, terlihat bahwa perempuan itu tersiksa, "gue buka baju aja ya," ucapnya sambil menyentuh kancing bajunya. Namun, dengan sigap Fattan menahan tangannya.

"Jangan aneh-aneh. Ada gue di sini."

"Habisnya gimana. Panas!"

Tindakan Gretha semakin menjadi-jadi. Kancing atasnya sudah dia buka dan sepertinya akan terus berlanjut. Melihat itu, Fattan langsung menarik Gretha dan memasukannya ke dalam kamar mandi. Dia menguncinya dari luar.

"Guyur pakai air coba, Gret. Lo salah makan kali jadi alergi atau apa gitu. Gue ga paham. Yang jelas jangan aneh-aneh di depan gue," teriak Fattan dari luar pintu kamar mandi.

"Gue habis minum air dari Rey terus gue kepanasan," ucap Gretha lalu setelah itu hanya suara air yang terdengar.

Fattan mencoba mendalami kalimat terakhir Gretha.

Gue habis minum air dari Rey terus gue kepanasan.

Air dari Rey terus gue kepanasan.

"Bangsat!" umpat Fattan saat mengetahui niat busuk dari Reymond. Untung saja dia tidak terlambat datang.

 Untung saja dia tidak terlambat datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Katanya Kita Sahabatan?Where stories live. Discover now