Jika ada salah dalam penggunaan tanda baca ,atau ada typo, tolong di tandaain ya guysss:)
Happy Reading!
-------------------------------
" I'm Back my world "
Gumam gadis yang baru saja keluar dari Bandara. Ia menggunakan baju gamis serta hijab yang senantiasa melekat di kepalaNya.
DibelakangNya, terdapat seorang laki-laki yang tengah menggeret dua koper besar milik gadis tersebut.
" MobilNya mana bang,? "
Laki-laki itu celingkukan, ia melihat keadaan sekitar mencari letak mobil suruhanNya.
" Disana" TunjukNya pada mobil sedan berwarna hitam yang berada di bawah pohon.
Gadis itu tersenyum melihatNya. Dengan melangkah riang, ia berjalan kearah mobil tersebut.
" Ehhh, mau kemana,? "
" Kesana, " Tunjuk gadis itu pada mobil tadi.
" Ga perlu kesana cantik, kita tunggu disini aja.! Biar mereka yang kesini"
" Ngomong atuh bang"
*
" Bun, bang Liam kataNya mau pulang,? " Ujar El pada Citra yang asik menonton Tv dengan cemilan yang ada di pangkuanNya.
" Mungkin" Jawab Citra cuek.
El mengembuskan nafasNya pasrah. Ternyata BundaNya masih sama, belum bisa diluluhkan.
" Bunda, liat El! " Ucap El dengan menghadap Citra.
Dengan menurut, Citra akhirnya menghadap kearah El dengan tatapan malas. " Apa El,? "
" Sebenci itukah Bunda sama darah daging Bunda sendiri.? Udah satu tahun Bun, El tau bukan Bunda ga bisa maafin bang Liam. Tapi memang diri Bunda yang menolak buat memaafkan! "
Citra mengarahkan pandanganNya kembali ke Tv. Ia enggan menatap wajah El. Mendengar ucapan El barusan, membuat hatiNya kembali gelisah. Air mataNya tidak bisa ditahan untuk tidak mengalir.
" Bun, Bunda ingatkan,? Acha pernah bilang sama kita. Allah aja maha memaafkan, masa kita yang umatNya tidak bisa untuk memaafkan? " Ucap El yang terus berusaha membujuk Citra.
" Bunda ga benci abang mu El. Hanya saja, hati Bunda terasa sakit setiap ngeliat wajah abang mu. Bunda terus teringat akan Acha" Kata Citra dengan menghapus air mataNya.
El diam. Ia sangat mengerti perasaan BundaNya sekarang. " Maafin El Bun."
" Maaf,? "
" Iya. Maafin El udah paksa Bunda untuk maafin bang Liam"
" Hahaha, itu bukan paksaan El. Tapi, kamu berusaha ngebujuk Bunda untuk kembali memperbaiki hubungan IbuNya dan anakNya"
" Lupain masalah yang ada ya Bun.! Kita buka lembaran baru. El rindu suasana rumah kita yang dulu"
" Iya El. Maafin Bunda udah egois dan gak mikirin perasaan kalian"
*
" Gini banget hidup di negara orang. " Ujar Difta pada diriNya sendiri.
Ia sekarang tengah berkeliling ke setiap wahana yang ada diKorea.
Difta senang berada disini. Tapi dia juga merasa sedih.
Difta duduk di kursi taman. Ia memerhatikan orang sekelilingNya yang hampir mempunyai pasangan semua.
Difta mengusap wajahNya kasar, " Gini banget jadi jomblo. Ga ada yang bisa di ajak uwwu-uwwu " UcapNya.
Ia membuka ponselNya, lalu menghidupkan kamera. Difta melihat kearah langit yang cerah. Difta memfoto langit tersebut dan ia edit agar terlihat estetik. Lalu dimasukan ke snapgram. Biar pengikutNya tau, bahwa ia sekarang sedang berada diKorea. Negara impian para perempuan pencinta Korea.
" Kata orang, penduduk Korea itu pada operasi pelastik. Pantesan bening-bening. " UcapNya ketika melihat remaja SMP yang baru saja lewat didepanNya.
" Lah tapi, masa iya masih SMP udah boleh oplas sih.? " RutukNya lagi.
" Ini mah mereka bukan oplas woy. Emang dari sonoNya udah cantik. Masa iya hampir semua orang oplas. " UcapNya geleng-geleng kepala.
*
" Bang, aku gemeteran. kenapa yaa,? " Ucap seorang gadis yang sedang duduk santai didalam mobil.
Yang dipanggil bang tadi melihat kearah sumber suara. " Udah rileks aja. Cuma ketemu mereka, bukan ujian kelulusan. "
Gadis itu menggeplak lengan abangNya yang tengah mengusap Telapak tanganNya yang dingin. " Ngadi-ngadi terus kalo ngomong. Aku seriussss bang, nih liat! Aku aja udah keringet dingin"
" Selow mbakmen, bawa santai aja! "
" Mbakmen, mbakmen. Abang kira aku apaan?"
" Abang jadi mikir. Gimana yaa reaksi mereka saat lihat kamu. Terutama Bunda, "
Gadis itu termenung. Bunda, satu kata yang selalu melekat dikepalaNya.
Gadis itu menatap kearah luar jendela kaca mobil. Ia menopang daguNya menggunakan tangan. Melihat -lihat setiap sudut bangunan yang menjulang tinggi.
" Aku ga tau bang. Aku takut, mereka jadi benci sama aku. Aku tau aku salah, aku udah bohongin mereka . Kesalahan aku udah fatal banget. "
Laki-laki yang di panggil bang itupun dengan lembut ia kembali mengelus jemari lentik adikNya.
" Positif tihinking okeyyy,? Mereka sayang banget sama kamu. Abang tau itu. Mereka ga bakalan ngebenci kamu. Abang jamin"
" Apa mungkin bang,? " Tanya gadis itu lirih.
" Ga ada yang ga mungkin"
*
Sekarang sudah jam tiga siang. Hari ini Adit dan Brayn sengaja pulang cepat untuk menyambut kepulangan Liam. Liam sudah mengabari mereka, bahwa ia akan pulang keJakarta.
Ada El dan juga Dirga yang asik bermain playstation. Beda dengan Al yang sibuk mengurusi untuk persiapan ospek untuk calon maba.
" Liam tiba jam berapa bang,? " Tanya Brayn pada Adit.
Adit mengedikan bahuNya. " Harusnya sih sebentar lagi" UcapNya.
Brayn menganggukan kepalaNya mengerti. " Semoga apa yang gue harapin jadi kenyataan "
Adit menatap Brayn penuh arti. " Gue sepemikiran sama lo. Semoga aja. "
" Iya bang. Biar lo cepet-cepet dapet jodoh" Ucap Brayn menyindir Adit dengan terkekeh.
" Adik Sialan"
" Siapa bang,? " Celetuk Dirga yang tiba-tiba sudah ada di sebelah Adit.
" Ngagetin lu bamsat! " Ucap Brayn hendak menggeplak kepala Dirga.
" Kamu, mau nyingkirin aku? Ga bisa sayyy" Ejek Dirga pada Brayn dengan gaya bicara menye-menye. Sebelum Brayn beneran menggeplak palaNya. Dirga sudah terlebih dahulu ngacir entah kemana.
" Kalo ada yang mau tukar tambah sama Dirga. Rela banget gue sumpah"
****************
Jangan lupa vote dan komen.!
Follow Ig aku juga jangan lupa yaa guyss ku.
@RikaaThy12_
Btw, disini ada yang asalNya dari Bengkulu ga?
啊女的翻盖机健康路美女。
YOU ARE READING
I'm Not ACHA
General Fiction********* " Gue bingung, gue harus sedih atau bahagia. " - Selsa Ayuza. " Mungkin ini yang di maksud dengan karma. " - Natasya Khaliza Wardana. ** Konflik ga banyak. Jadi, kalian baca nya bisa enjoy. Selamat menikmati. Cobain kuyy. Start : 16...
