AUK 35 -

6K 420 71
                                    

"Cara semesta bekerja terkadang menyakitkan, terkadang pula menyenangkan. Disaat aku sedang mencoba melupakan, dengan baiknya dia menghadirkan orang lain disisi ku,"

-Violetta Nindya

Balik lagii. Apa kabar? Baik kan? Alhamdulillah.

Ku jamin, pasti kalian stress gara gara Belajar. Sama saya juga.

Hehe

Spam emot dulu.

Oke langsung ajah

Happy Reading💙

****

Kelas yang hampir seluruhnya di dominasi dengan warna Putih biru ini, mendadak hening tak seperti biasanya yang selalu heboh. Bukan tanpa alasan, sebab Guru baru yang terkenal killer dan tak kenal ampun sedang mengajar di kelas ini.

Bayangkan saja, sudah ada beberapa murid yang di tendang nya keluar dari kelas hanya karena ribut dan tidak bisa mengerjakan soal yang dia kasih, membuat Letta dan Rila yang biasanya bergosip tiba-tiba menjadi pendiam sesaat.

"Letta, soalnya udah di kerjain?" Tanya Tasya. Gadis berkacamata itu memegang Selembaran kertas berisikan soal soal rumus IPA.

"Belum," jawab Letta ketus. Mata nya masih terpaku pada lembaran kertas di hadapannya, dia sama sekali tidak menoleh pada Tasya.

"Mau liat--"

"Gak usah,"

Tasya menipiskan bibir mendengar respon Letta yang ketus. Keputusan nya untuk mencoba mendekati Letta kini berakhir sia sia. Bukan nya di sambut baik, malah gadis itu ketus padanya.

Setelah gagal dengan Letta, Tasya beralih pada Rila di samping Letta yang sama sibuk nya.

"La, udah sel--"

"Belum, gue gak mau nyontek."

Tasya menghela napas. Gadis itu kembali mendapatkan respon yang sama. Rila dan Letta, apa yang terjadi pada kedua teman nya? Apa dia berbuat salah?

Gadis berkacamata itu, memegang erat selembaran kertas tersebut. Kemudian berdiri dan maju ke depan untuk menyerahkan nya pada guru. Dia menoleh kebelakang ragu ragu menatap Letta dan Rila yang masih sibuk mengerjakan soal.

"Silahkan keluar,"

Tasya mengangguk, lalu keluar kelas sendirian. Koridor masih sepi, karena mereka sibuk belajar. Hanya dia yang ada disana.

Sepanjang kaki nya melangkah, otak nya mati matian berpikir keras mencari cara agar Letta dan Rila mau berteman dengan nya lagi.

Ruang hampa di hati nya semakin terasa jelas. Sejak keluarga nya tidak baik baik saja, hanya Letta dan Rila yang mau menghibur dan menemani nya di kala sudah tidak ada yang bisa dia jadikan tempat berlindung.

Bersama dengan mereka, Tasya bisa merasakan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelum nya. Hanya saja, kali ini ada yang berbeda dengan mereka, membuat Tasya sempat kehilangan penyemangat hidup.

Aku Untuk KamuWhere stories live. Discover now