29

194 46 21
                                    

Pelangi muncul pada dini hari. Itu menggambarkan kebahagian Nayeon di pagi hari yang masih gelap ini.

Akhirnya buah hati yang sudah ditunggu-tunggu kelahirannya, pada pukul 04.00 pagi tadi telah lahir ke dunia.
Sungguh tak ada yang bisa mengukur kebahagiaan Nayeon saat ini.

Bayi mungil itu kini tengah tengkurap dalam pelukan hangat ibunya.

"Sean-ah... Mulai hari ini kau adalah penerang jalan ibu. jadi ibu mohon jangan tinggalkan ibu" ujar Nayeon sambil mengusap dengan penuh kelembutan pipi putranya.

Sean, itu adalah nama pemberian nayeon untuk putra semata wayangnya. Nama Sean salah satunya memiliki arti hadiah dari Tuhan dan menurut Nayeon putranya cocok dengan nama itu.

"Kya... dia tampan sekali. Kira-kira mirip siapa ya, ayah nya? tidak, dia jauh lebih tampan dari ayahnya" Jihyo histeris saat pertama kali melihat anak sahabatnya yang kini berada di box bayi itu.

Jeongyeon yang saat iyu juga ada di sana hanya bisa ikut tersenyum sambil menatap Nayeon.

"Aku ingin menggendongnya, aku ingin menggendongnya" girang Jihyo.

Nayeon dan Jeongyeon membelalakan matanya saat tangan Jihyo mulai menyentuh bayi yang sedang terlelap itu. Sebagai ibu baru Nayeon tentu saja masih takut dengan hal-hal seperti itu.

"Yak bisa-bisanya kau langsung mengangkatnya begitu. Kau belum berpengalaman" ujar Jeongyeon mengomeli Jihyo.

"Hei, aku jauh berpengalaman dari pada kalian. apa kalian lupa. aku bekerja di day care, tempat penitipan anak. tentu saja aku sudah terlatih" Jihyo membela diri.

"Ya tapi tolong mengertilah. aku adalah ibu baru. aku takut anakku kenapa-napa' Nayeon.

"Iya maaf..."

"Ngomong-ngomong kau sudah memberitahu Jungkook"

Pertanyaan dari Jeongyeon membuat suasana menjadi canggung, untung saja Nayeon bisa mengontrolnya.

dengan senyuman Nayeon menjawab.

"Tidak perlu. Ini mungkin bukan berita penting untuknya"

"Benar juga"

"Oh ya Nay, aku pamit dulu. Sepertinya pekerjaanku di kantor sudah memanggilku" pamit Jeongyeon diselingi gurauan.

"Ya, semangat. Untuk beberapa minggu kedepan aku rehat dulu" jawab Nayeon.

"Hah enaknya"

"Makanya kau harus cepat menikah dan memiliki anak"

"Jangan bahas itu. Bye" Jeongyeon meninggalkan Nayeon dan Jihyo.

"Jadi kau tak resign?" tanya Jihyo sambil meletakan Sean pada box bayi.

"Jika aku resign siapa yang akan menghidupi aku dan Sean? Aku tak bisa bergantung pada orang lain"

"Benar juga. Lalu saat kau kembali bekerja lagi, siapa yang akan menjaga Sean?"

"Em... Aku akan mencari pengasuh. Kalau Sean sudah lumayan besar aku bisa memasukannya ke day care"

"Aku mau menjadi pengasuh Sean"

"Yak, kau sudah bekerja"

"Asal kau tau ya, aku lelah mengurus banyak anak di day care. Kalau mengurus satu anak kan tak terlalu berat"

"Em... Akan aku pikirkan lagi. Kau juga harus berpikir beberapa kali lagi untuk keluar dari pekerjaanmu" Nayeon.

"Tenang saja"




It's [not] Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang