40

158 29 42
                                    

Nayeon cukup heran ketika Sean tiba-tiba pulang dari rumah Jimin dan langsung merengek ingin bermain dengan baby Seyi. Oh iya, baby Seyi adalah anak kedua dari Jihyo yang lahir tiga bulan lalu. Dan beberapa minggu terakhir ini Sean memang sedang rutin ke rumah Jihyo setelah pulang sekolah demi untuk melihat baby Seyi.

Sebenarnya Nayeon sedang enggan pergi kemana pun. Di libur awal tahun ini dia ingin bersantai di rumah saja. Tapi sepertinya Nayeon harus sedikit mengalah. Demi membahagiakan putranya dia rela kehilangan waktu bersantainya.

Sebelum sampai di rumah Jihyo, Nayeon menyempatkan diri membeli beberapa buah tangan untuk Jihyo dan anak-anaknya. Dan tentu saja Sean ikut andil dalam memilih buah tangan itu.

Mereka memutuskan untuk membeli beberapa kue dan beberapa macam buah.

Karena rumah meraka masih dalam distrik yang sama, Nayeon pun tak perlu lama berkendara untuk bisa sampai di rumah Jihyo.

Jihyo pun langsung membukakan pintu setelah mendengar suara bel.

"Hai Sean" sapa Jihyo.

"Hai. Tante, baby Seyi nya mana?" tanya Sean yang terlihat tidak sabar.

"Ada di dalam, baby Seyi sedang main dengan kakaknya. Ayo masuk" ajak Jihyo.

"Ini untukmu dan Seyun"

"Ah terimakasih" Jihyo menerima buah tangan itu dengan senang hati.

Sekarang mereka sudah berkumpul di kamar anak. Sean dan putri pertama Jihyo, Seyun terlihat sedang duduk mengintari baby Seyi. sementara Nayeon dan Jihyo duduk tak jauh dari mereka.

"Kenapa pipinya merah?" tanya Sean sembari menyentuh pipi Seyi menggunakan jari telunjuknya dengan lembut.

"Digigit serangga kecil" jawab Jihyo, sebenarnya dia juga tak yakin kenapa pipi putrinya memerah.

"Cantik" puji Sean sambil mengamati Seyi.

"Seyun?" ujar balita berusia dua tahun itu. Sepertinya dia meminta pendapat dari Sean.

"Seyun juga cantik" Sean memberi pujian sembari memegang pipi Seyun. Seyun pun tersenyum malu.

"Ah mereka sangat menggemaskan" Jihyo merasa gemas melihat interaksi Sean dan putrinya.

"Bagaimana? Seyi sudah finalnya?"

"Huh... Kenapa kau mengingatkan lagi. Padahal aku hampir melupakan nya"

"Hehehe maaf. Aku hanya ingin tau saja"

"Suamiku ingin memiliki anak laki-laki. Kau tau, keinginan itu semakin final karena dia menyukai Sean"

"Semoga tahun depan kau memiliki anak laki-laki" Nayeon tersenyum.

"Tahun depan?? Tidak-tidak. Kali ini aku ingin memiliki jarak kelahiran yang lumayan lama. Tidak seperti sekarang. Mungkin setelah Seyi mulai bersekolah"

"Tapi kamu tak bisa berkutik kalau suamimu sudah menentukan"

"Benar. Hah... Aku sudah tak bisa jalan-jalan seperti kaum muda lagi"

"Huh seharusnya kau bersyukur karena bisa melihat tumbuh kembang anak-anakmu setiap harinya. Kau tau, kau akan merindukan saat-saat bersama anakmu"

"Kalau aku bisa, dulu aku juga ingin tidak bekerja dan menemani Sean. Tapi aku tidak berada di posisi itu. Untung ada kamu yang membantu" lanjut Nayeon bercerita.

"Kau akan merindukan saat mereka memangil-manggilmu. Karena semakin bertambah usia panggilan itu akan sedikit berkurang" Nayeon.

"Ngomong-ngomong, kau tak ada niatan untuk resign dari kantor? Kau kan pintar, coba saja membuat usaha sendiri" tanya Jihyo sekaligus memberi masukan.

It's [not] Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang