「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟑𝟔┆𝒄𝒓𝒂𝒗𝒊𝒏𝒈」

1.2K 265 13
                                    

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

"Toji apa kau merokok?" 

"Hah?!"

Pertanyaan [Name] berhasil membuat Toi terlonjak kaget. Baru kali ini [Name]  bertanya seperti itu. "Aku sudah tidak merokok, kenapa kau bertanya?" Jawab Toji setelah beberapa detik kembali dari keterkejutannya.

"Hm, entah lah. Mulutku terasa pahit dan tiba tiba ingin merokok" 

"HAH?!"

"Kau mengejutkan ku!"

Ujar [Name] sembari memukul pundak suaminya. Toji masih terdiam, terkejut oleh sang istri yang permintaannya semakin random . [Name] kini tengah mengalami fase - fase 'ngidam' nya. Walau masa - masa 'ngidam' itu hal yang wajar bagi ibu hamil, tetapi 'ngidam' nya [Name] ini sedikit aneh. Bukan aneh lagi, lebih ke ekstrem.

Salah satu contohnya adalah, ada saat ketika [Name] mengidam ingin makan sushi di malam hari. Akhirnya mereka membeli sushi menggunakan delivery order. Kemudian ketika sushi pesanan mereka tiba, keduanya pun menyantapnya bersama.

Karena kedua buah hati mereka sudah lebih dulu menyelami dunia mimpi. Akhirnya hanya [Name] di temani Toji yang menghabiskan sushi. "Aku ingin minum sesuatu" ujar [Name]. Toji yang peka pun segera bangkit dan berjalan menuju kulkas mereka. 

"Apa yang mau kau minum?" tanya nya Toji sembari matanya terus mencari minuman yang cocok diminum bersama dengan sushi. "Apakah ada beer?".

"Hah?"

"beer, Toji. Aku ingin beer" Ujar [Name] sekali lagi menegaskan kepada sang suami. Kemudian Toji pun kembali ke meja makan dengan dua buah botol air mineral dingin. "Minum ini saja" ujarnya sembari menaruh botol air mineralnya di atas meja makan, lebih tepatnya di depan [Name].

"eh? aku mau beer" Ujar [Name] dengan nada merengeknya. Toji kemudian menggelengkan kepalanya kuat - kuat sembari terus memakan sushi di hadapannya. "cih, dasar brengsek" umpat [Name] yang kembali membuat Toji terkejut.

"Hah? apa katamu?" ujarnya sedikit meninggi kan nadanya. "Kau brengsek!" Ujar [Name] sembari meneriaki Toji tepat di hadapan wajah Toji. Kemudian [Name] menaruh sumpitnya dengan kasar dan pergi meninggalkan suaminya.

Toji hanya bisa menghela nafas, tetapi ia tetap menghabiskan sisa sushi yang ada. Setelah itu, [Name] terkadang meminta hal - hal yang cukup aneh dan berhasil membuat toji menghela nafas. 

Setelah insiden ngidam rokok di pagi hari. [Name] dan Toji kemudian menghabiskan waktu hingga siang hari sembari menonton televisi dengan acara Televisi yag kebanyakan bergenre komedi. Ketika sedang tertawa riang, [Name] kemudian berkata sesuatu.

"Toji, apakah kamu tidak pernah penasaran bagaimana rasanya es salju?" Tanya [Name] secara tiba - tiba. Yang lagi - lagi membuat Toji terkejut. "Hah?" Tanya Toji kembali memastikan. 

"Aku penasaran, aku ingin mencobanya. Apa kau bisa mencarinya Toji?" Tanya [Name] lagi dengan wajah memelasnya. "Tidak bisa [Name]" Ujar Toji lembut menolak permintaan [Name]. Saat ini ia benar - benar tak bisa pergi mengambil es salju.

"Kenapa?! Kamu mau anak kita ile-"

"-ini musim panas, [Name]. Tidak ada es salju sekarang ini" Ujar Toji memotong ocehan sang istri. "Ah, kau benar ya" Ujar [Name] dengan nada yang sedih dan kembali menonton acara komedi di televisi. Toji pun mengikuti [Name] kembali mengamati layar televisi.

"Hiks-"

Toji dikagetkan dengan suara tangis yang ternyata berasal dari mulut mungil sang istri. Air mata [Name] mengalir melewati pipinya yang sedikit berisi. "[Name]? ada apa? kenapa kau menangis?" berbagai macam pertanyaan terlontar dari mulut Toji. 

"Aku hanya kesal karena tidak bisa mencoba rasa es salju" Ujar [Name] dengan nadanya yang tersendu - sendu. Toji dengan tingkat kesabarannya yang kini semakin menaik dari hari ke hari semenjak [Name] hamil pun hanya bisa merangkul sang istri dan mengusap - usap surai miliknya. 

"Sabar ya, mungkin kau bisa mencobanya lain kali. Apa kau ingin sesuatu yang lain?" tanyanya berusaha mengalihkan keinginan [Name] yang cukup ekstrim.

"Ada"  balasnya dengan nada yang kembali riang. Entah mengapa, mendengar hal itu malah membuat Toji semakin was - was dan gelisah tak karuhan. 

"Apa?"

"Aku ingin sekali mencoba berjalan di semen yang masih basah"

Ah, tidak lagi! Lain kali kalo Toji akan membuat [Name] hamil lagi, sepertinya ia harus berpikir seribu kali. 

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

【 18 September 2021】

anaknya calon calon debus ini mah.

【 mi casa 】 ;ft fushiguro toji.Where stories live. Discover now