👻Seventeen👻

212 38 5
                                    

Halo, Call me Rein.

Berikan emot hujan!

Selamat membaca🤗

.
.
.

Letta tidak berniat untuk pulang ke rumahnya. Padahal, bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Dia belum pulang, karena menunggu seseorang yang di sukainya. Dia duduk di sebuah bangku di taman belakang sekolah seraya memainkan gawainya.

Merasa bosan sejak tadi hanya duduk bermain gawai, Letta memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar mengelilingi sekolah.

Ketika melewati gudang sekolah, dia melihat seseorang misterius berlari tergesa-gesa keluar dari gudang. Matanya terus menatap seseorang itu yang kini membuka masker dan topinya. Dia terkejut karena orang itu adalah Doni--seseorang yang dia tunggu sejak tadi. Tentu saja dia segera menghampiri lelaki itu.

"Kak, Kakak ngapain di sini? Itu tangan Kakak kenapa banyak darahnya?"

"Letta," Doni tentu terkejut melihat keberadaan Shella. "A-alya, Ta, Alya--" ucapnya terbata-bata dengan tangan yang gemetar.

"Alya kenapa? Emangnya Alya di mana sekarang?" tanya Letta yang masih bingung dengan ucapan lelaki di depannya.

"Aku habis nusuk Alya, Ta. Aku bener-bener gak sengaja dan aku menyesal ..." ujar Doni yang mulai mengeluarkan air matanya.

Letta tentu saja terkejut mendengar itu, "Apa? Kakak udah nusuk Alya?"

"Kenapa Kakak nusuk dia?" tanyanya, tetapi bukannya menjawab Doni malah terus menangis.

"Ya udah, sekarang Alya ada di mana?" Letta bertanya sekali lagi karena sepertinya Doni masih trauma.

"Di-dia di gudang, Ta." Doni menunjuk masih dengan tangan yang gemetar.

Letta mengangguk, kemudian menarik lengan Doni menuju gudang, "Kita ke sana sekarang!"

Sesampainya di dalam gudang, Letta sungguh terkejut melihat Alya sudah tergeletak tidak berdaya dengan darah yang terus mengalir.

"Kakak udah bunuh dia?" tanya Letta tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

Doni mengangguk dengan air mata yang terus terjatuh, "G-gue terpaksa,"

"Tetep aja, Kak," Letta mengambil ponsel Alya yang tergeletak di sana.

"Kita harus gimana?" tanya Doni benar-benar ketakutan.

"Aku udah ngehubungin Shella lewat gawai Alya. Nanti Shella datang ke sini. Mending sekarang kita pergi aja," Letta membawa Doni keluar gudang untuk menenangkannya.

Letta terpaksa melakukannya demi orang yang dia sayang. Dia terpaksa tidak menelepon ambulan dan Polisi, agar Doni tidak menjadi tersangka. Dia memang membenci Alya. Hanya karena, Alya menyukai Doni dan begitu juga sebaliknya.
Dan sekarang, dia sangat merasa bersalah dan menyesal. Dia benar-benar menyesal sekarang. Dia baru sadar bahwa yang dia lakukan itu salah. Perbuatannya itu membuat Alya kehilangan nyawanya.

_____

"Au ah, mending gue susulin Shirra dari pada gue mual liat kalian," kesal Arga pergi meninggalkan Putra dan Shella yang berduaan.

The Smoke of Despair (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang