Chap 21

510 58 2
                                    

Miya memandang kagum rumah pemberian dari mertuanya ini. Pada hari senin setelah kemarin Miya menikah, orang tua Kendo mengajak mereka ke rumah baru dimana itu merupakan hadiah pernikahan dari mereka. Miya membawa dua koper miliknya sendiri, sedangkan Kendo, kopernya sudah di bawa oleh maid yang akan bekerja di rumah tersebut.
Dari ketika Miya turun dari mobil, hingga ia memasuki rumah, Miya tak henti henti memandang kagum rumah mewah ini.

"Ini kamarnya tuan, sudah di bersihkan dan di rapikan." Ujar maid yang bernama Giana.

"Siapkan satu kamar tamu untuk anak ini tidur." Titah Kendo.

"Maaf tuan? Tapi bukan kah..."

"Turuti saja perintah ku, tidak usah membantah." Ketus Kendo memotong pembicaraan Giana.

"Baik tuan, akan segera saya siapkan."

Miya memandang Kendo sendu, Miya pikir mereka akan tidur bersama dalam satu ranjang, Miya tidak pernah membayangkan mereka akan tidur terpisah.

"Apa? Tidak terima?" Ketus Kendo yang menyadari kesedihan Miya. "Disini, aku lah tuannya, pemilik rumah ini, kalau kau tidak suka dengan keputusan ku, lebih baik pergi saja dari sini. Atau kau mau kembali ke rumah orang tua mu? Pergi saja, itu pun kalau mereka masih mau menampung mu."

"Aku akan turuti apa kata kak Kendo." Cicit Miya.

"Panggil aku tuan! Jangan mengira kita sudah menikah lalu aku akan menjadi milik mu, kau harus ingat kalau aku tidak akan pernah menerima mu, kau disini akan menjadi pelayan sama seperti maid tadi. Aku sengaja menyediakan maid satu orang di rumah sebesar ini, karena sepulang sekolah, kau harus membantu Giana untuk mengurus rumah, mengerti!?"

"Aku mengerti kak... Eum maksud ku tuan."

"Bagus! Sekarang pergi dan rapikan pakaian ku sambil menunggu kamar mu usai di siapkan. Lalu bersihkan rumah ini." Titah Kendo dan ia melangkahkan kakinya meninggalkan rumah.

Miya sangat sedih, ia tidak suka di perlakukan sebagai maid oleh Kendo. Ia sekarang adalah istrinya, Miya ingin di perlakukan layaknya istri. Tapi Miya ingat apa kata Kyori untuk menjadi istri yang baik dan mendengarkan apa yang di katakan suaminya. Jadi Miya harus bertahan, setidaknya berada di rumah bersama Kendo, lambat laun Kendo pasti akan membuka pintu hati untuknya.
"Semangat Miya, ini baru awal jadi tidak boleh menyerah!!!"

Miya pun merapikan pakaian Kendo, cukup banyak sih, apa lagi masih ada dua koper lagi yang berada di ruang tamu. Tapi tidak apa, merapikan pakaian suami juga merupakan tugas istri, bukan tugas maid. Dengan begini Miya akan tau jenis pakaian apa yang di sukai Kendo, dan warna apa yang paling banyak Kendo miliki. Sedikit demi sedikit, Miya akan belajar untuk mengenal dan mengetahui segala hal tentang Kendo.

Satu minggu telah berlalu sejak pernikahan Miya, setiap sebelum berangkat sekolah, Miya slalu menyiapkan sarapan, ia berusaha keras belajar memasak. Miya ingin berguna bagi Kendo, syukurnya, Kendo slalu menyantap setiap masakan Miya dan berkata dengan jujur tentang rasa masakannya. Bahkan pernah sekali Kendo meminta di masakkan makanan kesukaannya. Sepulang sekolah Miya ikut membantu Giana membersihkan rumah walau terkadang Giana menolak bantuan Miya, tapi Miya tetap membersihkannya. Saat malam sebelum Kendo pulang kerja, Miya akan segera menyiapkan makan malam lalu menunggu kepulangan Kendo di ruang tamu. Ketika Kendo tiba, Miya akan segera menyambut hangat Kendo dan membawakan tas serta jas nya untuk di bawakan ke kamar Kendo. Tentu tak lupa dengan panggilan tuan yang di ucapkan Miya, jika tidak, Kendo akan memarahinya.

Tapi malam ini, Kendo pulang dengan membawa Mika yang bermanja di lengan kekar Kendo. Dengan perih, Miya tetap menyambut kepulangan sang suami.
"Ini tas ku, sekalian bawakan." Titah Mika yang tentunya Miya enggan melakukan itu.
"Sayang lihat, dia tidak mau membawakan tas aku." Rengek Mika pada Kendo.

"Cepat bawakan juga tas nya." Titah Kendo pada Miya, mau tak mau, Miya pun membawakan tas wanita itu.

"Jangan sampai rusak, itu tas harganya mahal, kamu gak akan mampu membelinya." Seru Mika.

"Iya kak, aku akan bawa dengan hati hati." Saut Miya.

"Panggil aku nyonya, karena aku pacar dari tuan mu."

"Tapi..." Miya melirik Kendo, Miya ingin meminta bantuan dari Kendo agar ia tidak memanggil Mika dengan sebutan nyonya, Miya bukan seorang maid.

"Kenapa melihat ku? Turuti saja apa maunya Mika, perintahnya adalah perintah ku juga, mengerti!"

"Baik tuan."

"Apa makan malam sudah siap?" Tanya Kendo.

"Sudah tuan, aku taruh tas dulu di kamar. Tapi tas nyonya mau taruh dimana?" Tanya balik Miya.

"Ya di kamarnya Kendo lah, memangnya dimana? Kamar mu?"

"Baik nyonya." Miya pun berjalan menuju kamar Kendo, setelah itu ia turun ke meja makan hendak ikut serta makan malam bersama sang suami.

Tapi ketika Miya menarik kursi, Mika sudah berseru terlebih dahulu. "Mau apa kau disini?! Meja ini khusus untuk aku dan Kendo, kalau kau mau makan, makan saja di dapur bersama maid. Jangan merusak kebersamaan aku dengan Kendo!"

"Maafkan aku nyonya." Miya pun mengembalikan posisi kursi dan berjalan menuju dapur, di sana ada Giana dan ia menguatkan Miya agar tidak merasa sedih.

Setelah Kendo dan Mika usai makan, keduanya masuk ke dalam kamar, dan meja makan pun di bersihkan oleh Giana. Miya yang hendak membantu pun di cegah Giana, jadilah Miya memilih untuk istirahat saja di dalam kamar sambil belajar untuk besok. Namun ketika Miya hendak membuka pintu kamar, ia mendengar suara bariton memanggilnya dari lantai atas. Miya tau pemilik suara itu adalah Kendo, jadi Miya segera bergegas menuju kamar Kendo yang ada di atas.

"Ada apa tuan memanggil ku?" Tanya Miya setelah tiba di kamar Kendo.

"Dia pasti pelakunya sayang, dia pasti tidak suka dengan ku jadi tas ku di rusak olehnya. Padahal ini kan tas pemberian kamu dari Paris, dan aku sangat menyukainya." Adu Mika sambil menunjukkan tasnya yang memiliki robekan seperti di sayat sesuatu benda yang tajam.

"Aku tidak melakukan itu, lagi pula untuk apa aku melakukannya. Beneran bukan aku pelakunya tuan." Ucap Miya membela diri.

"Jadi kamu pikir aku merusak tas ku sendiri? Iya?! Itu jelas gak mungkin! Sayang kamu lebih percaya sama aku kan? Selama ini aku slalu menjaga semua barang pemberian dari kamu, gak pernah kan sekali pun aku merusaknya atau menghilangkannya." Seru Mika.

"Tuan tolong percayalah sama aku, sungguh aku tidak melakukan itu. Tuan...."

"Plaaak.... Plaaak... Plaaak..." Suara tamparan terdengar sangat kencang, Mika yang melihat Miya di tampar berkali kali oleh Kendo diam diam tersenyum jahat.

"Kurang ajar kau Miya! Berani beraninya kau merusak tas pacar ku! Dan tidak mau mengaku! Jelas jelas kau yang membawa tas Mika ke kamar, memangnya siapa lagi yang bisa merusaknya kalau bukan kamu?! Sepertinya aku harus memberimu pelajaran biar tidak bisa bersikap kurang ajar seperti ini!"

Painful Life (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang