Chap 29

620 63 1
                                    

Entah mengapa hati Kendo berdenyut nyeri melihat tingkah Miya saat ini. Kendo menahan Miya ketika remaja itu hendak beranjak dari kasurnya. "Tenangkan diri mu, kau tidak perlu memasak karena aku sudah menyuruh Giana yang memasak."
Perlahan lahan Miya mulai tenang, namun ia tidak berani menatap Kendo.
"Katakan pada ku, siapa yang melukai mu hingga meninggalkan bekas seperti ini?" Miya tidak menjawab, ia bingung dan ragu, apakah ia harus menjawab atau tidak. Jika Miya menjawab jujur, akan kah Kendo percaya? Jika Kendo menganggap Miya berbohong, akan kah Miya mendapatkan pukulan lagi?

"Jawab aku! Siapa orang yang berani menyakiti mu?" Tanya Kendo kembali.

"T-Ten." Jawab Miya pelan.

"Gadis yang kau tuduh telah menculik mu itu? Jadi dia lebih memilih menghukum mu secara langsung dari pada menuntut mu. Ku kira siapa yang berani melukai mu, kalau rupanya gadis itu, maka biarlah... Anggap saja itu balasan yang pantas kau terima, jadi ke depannya kau tidak boleh melakukan hal hal seperti itu lagi, ini pelajaran untuk mu."

"Aku tidak melakukan apa pun, Ten yang memulai ini semua. Bisa kah tuan percaya pada ku?" Tanya Miya yang masih tidak berani menatap Kendo. Yang di tanya tidak menjawab apa pun, ia memilih untuk pergi meninggalkan Miya sendirian. Hal ini membuat Miya yakin, kalau Kendo tidak percaya dengannya.

Keesokan pagi, Miya bangun kesiangan. Beruntung hari ini adalah hari sabtu, sekolah libur, Kendo terkadang masuk kerja dan terkadang juga libur. Dan untuk hari ini Miya ingin mengabaikan tugasnya dari menyiapkan sarapan dan pekerjaan rumah lainnya, Miya hanya ingin bermalas malasan, alasan lainnya adalah karena Miya masih merasakan sakit pada tubuhnya walau sudah tidak separah kemarin.

"Bruaaak..." Pintu kamar Miya di buka dengan kasar, Miya mendengarnya namun masih enggan untuk membuka matanya. Tolong biarkan saja khusus hari ini Miya tetap berbaring di kasur, dan tolong jangan menyiksanya lagi, Miya lelah...

"Heh jalang, bangun!!! Sudah siang sekarang, cepat bangun dan lakukan tugas mu, jangan bermalas malasan!" Seru seseorang yang membuka pintu tersebut, Miya sangat tau siapa pemilik suara ini, tapi Miya masih sangat enggan untuk bangun.

"Sudah biarkan saja sayang, anak itu lagi sakit biarin aja dia tidur lebih lama lagi." Ucap yang lain yang baru saja tiba di depan pintu kamar Miya, di dalam hati, Miya merasa senang karena orang tersebut membelanya dan seakan mengerti keinginan Miya. Siapa lagi orangnya kalau bukan Kendo, orang yang membuat Miya merasa senang itu.

"Gak bisa sayang... Kalau dia kita enakin kaya gini nanti dia pasti ngelunjak. Kita harus tegas agar dia gak semaunya seperti ini!" Seru Mika, orang yang membuka pintu kamar Miya dengan tak sopan itu.

"Terserah kamu aja deh."

Seakan mendapat izin dari sang kekasih, Mika pun menyunggingkan sebelah bibirnya sambil menatap Miya yang masih setia berbaring dengan memejamkan kedua matanya. Mika menarik kuat rambut Miya, hingga akhirnya membuat Miya terbangun secara terpaksa. "Ssshh... Sakit..." Ringis Miya sembari mencoba melepaskan tangan Mika dengan memukulnya.

"Bangun jalang! Lakukan pekerjaan mu! Siapa yang mengizinkan mu untuk bermalas malasan, hah!!!" Mika semakin menguatkan tangannya untuk menarik rambut Miya. Kendo yang masih berdiri di depan pintu hanya mampu melihat Miya dengan iba, dan melihat Mika dengan tatapan tak sukanya. Kendo merasakan perubahan dari diri Mika. Wanita cantik nan baik yang sudah ia kencani sejak lama, yang slalu menjaga sopan santun terlebih dalam bicaranya, dan seorang wanita yang lembut dari hatinya yang tidak memiliki keberanian untuk menyakiti siapa pun bahkan terhadap semut sekali pun, kini sudah berubah seratus delapan puluh derajat.

Apa semua ini karena kesalahan Kendo yang menikahi Miya, sementara ia menjalin kasih dengan Mika serta berjanji untuk menikahinya, hal ini pasti melukai hatinya. Tetapi jika itu memang benar, Kendo masih merasa tidak bisa percaya dengan perubahan itu. Mika yang sabar, Mika yang penyayang, kenapa kini ia begitu tega menyakiti seorang anak remaja? Atau mungkin sebenarnya selama ini Mika hanya berpura pura?


Flashback...

Kendo pov

Ini terjadi saat aku kuliah dulu. Ada seorang wanita yang setiap harinya selalu menghampiri ku, duduk di bangku sebelah ku dan selalu mencoba mencari perhatian. Aku sangat tidak suka dengan wanita yang seperti ini, menempelkan diri ke pria yang ia sukai seperti seorang jalang. Aku slalu menghindarinya dan mengabaikannya, bahkan aku tidak tau seperti apa wajahnya karena aku tidak pernah mau tau soal wanita ini. Untungnya hanya beberapa waktu saja wanita itu mendekati ku, mungkin dia merasa lelah dan bosan.

Dua bulan kemudian, teman ku bertanya tanya tentang tipe wanita yang ku sukai. Pada saat itu aku teringat dengan Miya kecil, membuat ku tersenyum. "Aku suka yang cantik, polos, lugu, sopan santun, penyayang, penyabar." Setelah aku mengatakan itu, tak lama kemudian aku mendapatkan tugas kelompok dengan seorang wanita yang katanya wanita itu sangat populer.
Pertama kali aku berkenalan dengannya, aku sempat kagum dengan wajah cantiknya. Hanya sekedar kagum tidak lebih. Wanita itu mengatakan namanya adalah Mika, hampir mirip dengan si Miya. Haah... Kelinci kecil itu, apa kabarnya? Aku jadi merindukannya.
Makin kesini aku merasa karakter Mika hampir mirip dengan Miya, aku mulai tertarik dengan Mika dan kita menjadi dekat. Namun entah mengapa, suara Mika ini seperti pernah ku dengar sebelumnya. Aku berusaha mengingatnya tapi tak juga ingat, ya sudahlah, biarkan saja.

Lalu, setelah satu tahun lamanya kita kenal. Aku mengutarakan perasaan ku dan kita resmi menjalin hubungan. Pada awalnya aku sempat ragu, Miya dan Mika mereka sangat sama dalam sifatnya, nama mereka juga sangat mirip, selain itu mereka juga sama sama cantik. Tapi aku rasa Miya lebih cantik, polos dan juga lugu. Sebenarnya, perasaan suka ini milik Mika atau milik Miya?
Setelah aku berpikir lama, aku mulai merasa kalau perasaan ini milik Mika. Alasannya, aku sudah tidak pernah bertemu lagi dengan Miya, bahkan aku tidak pernah mencoba untuk menghubunginya, jadi tidak mungkin aku menyukai Miya kan? Pasti perasaan ini milik Mika, yang setiap hari slalu ada untuk ku. Kemudian aku mengutarakan perasaan ku, dan kita menjalin hubungan.

Semakin hari, aku semakin jatuh cinta terhadap Mika. Dia sangat perfect, aku merasa beruntung memilikinya. Aku pun berjanji kepada diri ku sendiri, aku akan menjaga Mika dan mencintainya seumur hidup ku. Aku akan melakukan apa pun demi kebahagiaan Mika, dan aku akan slalu memanjakan dirinya agar dia juga semakin mencintai ku. Di hari jadi kita yang setahun, pada saat itu aku mulai mengingat pemilik suara yang sama dengan Mika. Itu adalah wanita yang dulu selalu menempel pada ku, jadi orang itu adalah Mika sendiri. Sepertinya dulu aku sudah salah menilai Mika, yang ku kira seorang jalang yang akan terus menempel pada pria yang di incarnya. Aku harus tutup mulut tentang ini, agar Mika tidak mengetahuinya."

Kendo pov end

Flashback end

Painful Life (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang