25. TERIMAKASIH

10.6K 523 18
                                    

~happy reading~

"kalian habis kena hukuman?" tanya Siska memecah keheningan. Mereka menatap Siska sekilas lalu melanjutkan aktivitasnya kembali.

"iya, si Teddy kalo ngasih hukuman nggak maen-maen" cerca Dito dengan tak sabaran. Siska mangut-mangut menangapi ucapan Dito.

Tiba-tiba dia kembali menendang kaki Karisa dari bawah meja membuat sang empu meringis kembali.

"awhss… ngapain sih lo Sis" bukanya menjawab Siska malah memberi kode lirikan mata menuju Regan .

Karisa kesal lantas mengikuti arah pandang Siska yang ternyata tertuju pada orang disampingnya ini.

"apaan dah" bisiknya agar tidak terdengar banyak orang.

Bukanya menjawab malah dengan bodohnya dia malah memanggil Regan. "Re Karisa mau ngomong sesuatu" Semua yang mendengar itu lalu mengalihkan atensinya ke Karisa.

Regan yang sedang asik dengan ponselnya lalu mendongak  dan menaikkan satu alisnya pertanda 'apa' ke Karisa.

"h-hah apaan dah, gue nggak ngomong apa" ingin sekali Karisa mengutuk Siska menjadi batu seperti maling kundang, apa-apaan ini dia sedari tadi hanya diam dan kenapa sekarang malah bilang yang tidak-tidak.

"mau ngomong apa?" dia bertanya sekali lagi dengan tenang.

Karisa menatap tajam Siska, sedangkan yang ditatap malah menampilkan senyum mengejek.

"mmm… itu gue mau bilang terimakasih soal waktu itu" sebernanya dia mau berterimakasih dengan Regan tapi ya tidak sekarang juga.

Raut wajah bingung tercetak jelas diwajah Regan, Siska dengan polosnya malah membeberkan kejadian sebenarnya dengan jelas.

"itu loh waktu hujan terus lo nggak sengaja ketemu dia nah lo sama Abi kan nganter Karisa pulang, terus pas ada petir lo peluk karisa dan nenangin Karisa, oh ya lo juga rela nganter Karisa sampe depan rumahnya"

Terkutukalah kau Siska!

Farez dan Dito menatap Regan tak percaya, sedangkan Abi hanya biasa saja malah dirinya lah yang menjadi nyamuk saat itu.

"saya mencium bau-bau cinta disekitar sini" Dito dengan gayanya berlagak menjadi seperti peramal di Tv.

"asek pakek acara peluk-pelukan segala"

"pasti jantung lo waktu itu pak cepak cepak jeder"

"hahaha akhirnya sahabat gue yang satu ini udah nggak jadi sadboy lagi"

Malu Karisa sangat malu atas ejekan yang dilayangkan ini. "apaan sih kalian berdua, diem nggak" omelnya dengan kesal.

Padahal dirinya hanya ingin berterimakasih kenapa sekarang malah dengan bodohnya Siska membeberkan kejadian itu didepan teman-teman Regan.

Regan tersenyum tipis bahkan sangat tipis sampai-sampai tidak terlihat saat mengingat kembali kejadian itu. Karisa malu dan lebih memilih menengelamkan wajahnya di lipatan tangan tanpa memperdulikan ejekan teman-temanya itu.

"Sa lo nggak papa kan?" Siska kembali menyengol kaki Karisa dari bawah meja dan berbicara dengan pelan.

Karisa kembali mendongak menatap tajam Siska. "iya gue nggak papa"  ucapnya berusaha menampilkan senyum terbaiknya eh nggak mahsudnya senyum terbaiknya dengan terpaksa.

Siska mangut-mangut. "oh yaudah kalau gitu" tolong siapa pun itu bawa lah Siska dari hadapan Karisa sekarang.

Ingin sekali dirinya menjual sahabat polosnya ini, eum tapi setelah dipikir-pikir tidak usah membeli langsung dikasih aja dengan gratis dia ikhlas sangatlah ikhlas.

Who's Karisa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang