|CHAPTER 10| WHITE NOTE

15.6K 941 3
                                    

"Assalamualaikum mamii!!" Teriak Narendra dari balik pintu.

"Cih anak mami," sindir Anindya pelan.

"Apa lo bilang?"

"Emang gue bilang apa?" balas Anindya pura-pura tak tau.

"Eh anak mami dateng," ucap mami seraya berjalan dari dapur, lalu memeluk Anindya.

"Assalamualaikum mii, maaf ya Anindya baru dateng."

"Iya gak papa nak," ucap mami sambil mengendurkan pelukan mereka.

"Miiii, anak mamii tuh Naren bukan Nindya," rengek Narendra.

"Kata siapa? Anindya juga anak mami." Mendengar itu Anindya tersenyum penuh kemenangan.

"Ayo Nindy bantuin mami masak." Ajak mami.

"Ayoo mii." Anindya dan mami lantas pergi ke dapur meninggalkan Narendra.

Sedangkan Narendra kini sibuk menyumpah serapahi ibu dan istrinya itu.

Lumayan lama mertua dan menantu itu berkutat di dapur, memasak sambil berbagi cerita. Anindya tak lupa menanyai apa-apa saja yang disukai dan tak disukai oleh Narendra.

Setelah hampir satu jam berlalu, akhirnya meja makan telah ramai dipenuhi dengan masakan masakan mereka tadi.

"Papi belum pulang Mi?" tanya Anindya.

"Lembur katanya." Anindya hanya mengangguk.

"Panggil suamimu sana, suruh makan," titah mami.

"Ya mi, Nindy keatas dulu ya." Pamit Anindya lalu bergegas ke atas.

Sesampainya di kamar Narendra, Anindya langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu.

Setelah pintu terbuka, Anindya melihat Narendra yang tertidur tengkurap. Perlahan tapi pasti Anindya kini sudah ada di atas kasur. Mengelus pelan surai hitam sang suami.

"Ganteng banget sih suami gue," ucap Anindya sembari memperhatikan ukiran indah wajah Narendra.

"Ren bangun yuk," ucapnya pelan sambil mengelus pipi sang suami.

"Renn! Bangun ih jangan tidur waktu magrib!!" ucap Anindya dengan nada semakin meninggi.

"Enggh!!" Narendra hanya melenguh lalu membalikan badan–memunggungi Anindya.

Oke. Sepertinya kesabaran Anindya mulai habis. "NAREN BANGUN!!" Teriak Anindya tepat di telinga Narendra.

"Apaan sih lo!! Kalo bangunin bisa santai gak?!!" Bentak Narendra.

"Lah situ kalo tidur kayak kebo," cibir Anindya.

"Cepet turun, disuruh mami makan tuh," titah Anindya.

"Hm."

~~

Setelah makan malam tadi, Anindya dan Narendra memutuskan pulang ke rumahnya. Padahal mami udah memaksa mereka menginap, tapi karena berbagai alasan, mami pun mengalah dan memperbolehkan mereka pulang.

Oh ya fyi, Anindya sudah mulai merubah panggilan gue-elo menjadi aku-kamu kepada Narendra. Why? Karena mami tentu saja, ia tak mau di cap kurang sopan dengan sang mertua.

Sedangkan Narendra tetap kekeh pada pendiriannya dengan tetap memanggil gue-elo, tapi ia hanya merubahnya menjadi aku-kamu saat dihadapan sang mami.

Jam menunjukkan delapan malam, saat ini Anindya dan Narendra sudah berada di kamar mereka masing masing.

ANINDYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang