|CHAPTER 24| KAMU KAMU PERKOSA AKU?

18K 927 5
                                    

Haii!!🤗
Apa kabar kalian hari ini?

Happy reading!! 🤗

~~

"Gak usah khawatir Ren," ucap Anindya menenangkan.

"Kamu hati-hati."

"Pasti. Aku masuk dulu ya. Kamu pulangnya hati-hati." Narendra mengangguk.

Saat ini mereka sudah berada di dekat kediamannya Derandra. Anindya tetap kekeh tidak mau diantar sampai depan rumah.

Narendra menatap punggung Anindya khawatir. Memang ia belum tau titik masalah Anindya dan ayahnya. Tapi dengan apa yang ia lihat dan ia dengar, Naren dapat menyimpulkan bahwa hubungan Anindya dan kedua orangtuanya tidak baik baik saja.

Narendra enggan beranjak dari tempatnya. Ia terus memandangi rumah mertuanya itu tanpa bisa melihat dan mendengar apapun dari sana.Ia hanya berharap Anindya nya baik baik aja.

~~

"Assalamualaikum pah mah." Ucap Anindya mulai memasuki rumah masa kecilnya itu.

"Datang juga kamu." Ucap papa dingin.

Perlahan Risky berjalan mendekati anaknya itu.

Plakk..

Satu tamparan lolos ke pipi Anindya.

"Pah?" Mata Anindya sudah berkaca kaca dengan tangannya sibuk mengelus pipinya yang memerah bahkan ia dapat merasakan asin di sudut bibirnya.

"KAMU UDAH BIKIN PAPA MALU ANINDYA!!"

"APA YANG KAMU UDAH PERBUAT DI KANTIN TADI PAGI HAH?!!"

"PAPA DAPAT LAPORAN KAMU MEMBUAT MASALAH LAGI?!!"

"KURANG PUAS KAMU BIKIN PAPA MALU HAH?!!"

"BISA TIDAK JANGAN BUAT MASALAH?!!"

"DASAR ANAK GAK TAU DIUNTUNG!!"

Plakk..

Pipi Anindya kembali di tampar. Ia meluruh tak dapat menyangga tubuhnya lagi. Menangis terisak tanpa suara. Menundukkan kepalanya menatap lantai rumah.

"tuhan aku lelah."

"SEKALI LAGI KAMU BUAT MASALAH GAK AKAN SAYA AMPUNI."

Risky pergi entah kemana meninggalkan Anindya. Anindya dapat bernafas lega melihat papanya pergi, tapi wajah Anindya kembali menegang ketika melihat papanya kembali membawa sapu di tangannya.

Risky sudah ada di depannya siap melayangkan pukulan lewat gagang sapu yang ia pegang.

Bugh..

"Aw." Terdengar ringisan di belakang telinganya.

"Ren?" Ia melihat Naren yang sedang memeluk tubuhnya dari belakang. Tak ayal Narendra lah yang merasakan pukulan Risky di punggungnya.

"Naren?" Risky pun terkejut dengan kedatangan menantunya.

Narendra perlahan berdiri, menormalkan rasa sakit yang ada dipunggungnya.

"Apakah ini cara anda memperlakukan anak anda sendiri?" ucap Narendra dingin tepat di depan muka sang mertua. Persetan dengan rasa hormat ia tak perduli. Manusia di depannya ini tak pantas untuk ia hormati.

"Memperlakukan anak kandung anda bak seekor binatang?!"

"Kesalahan apa yang putri anda perbuat sampai anda semarah ini?!"

"Bayak!! Banyak kesalahan yang ia perbuat!! Bahkan ia lahir di dunia ini juga kesalahan!!" Bentak Risky tak kalah lantang.

"IA TELAH MEMPERMALUKAN SAYA!!"

ANINDYA [END]Where stories live. Discover now