Chapter 34 (M)

4.3K 395 7
                                    

Semuanya sudah teler karena minuman alkohol yang mereka bawa. Selain Taehyung dan Jungkook, mereka semua sudah tepar di lantai ruang keluarga. Mereka tidur semaunya, membuat Taehyung merasa kesal karena harus membawakan bantal dan selimut untuk mereka. Dia juga sudah menuliskan papan besar di dekat kamar mandi ; KALAU MAU MUNTAH, SEGERA KE SURGA (KAMAR MANDI)! JANGAN MUNTAH SEMBARANGAN!

Jungkook terkekeh melihat tingkah laku suaminya itu karena kewalahan. Taehyung sendiri melarangnya untuk membantunya padahal bisa saja pekerjaannya lebih cepat selesai. Pada akhirnya selepas membereskan sisa-sisa plastik makanan dan menyingkirkan botol-botol kaca minuman alkohol, Taehyung bisa beristirahat di kamar. Di sebelah Jungkook lebih tepatnya yang tengah bermain ponsel.

Napasnya terdengar cepat. Jungkook paham jika Taehyung merasa kelelahan dimana pria itu menutup kedua matanya dengan lengan.

"Sayang, kau sudah melakukannya dengan baik." Jungkook tersenyum lembut sembari menaruh ponselnya jauh dari jangkauannya.

"Oke. Terima kasih." balas Taehyung acuh. Bagaimanapun badmoodnya masih terasa menguasai dirinya.

"Karena sudah mau menjamu teman-temanku, aku tidak akan membiarkanmu lelah sendirian." Jungkook tersenyum sembari menggenggam tangan Taehyung di sebelahnya.

"Apa maksudmu? Ini sudah malam. Ayo tidur." ajak Taehyung.

Jungkook terkekeh. Bukannya menuruti perintah suami, dia justru bangkit dan mengungkung Taehyung dari atas. Taehyung yang merasa ada bayangan yang menghalanginya serta rasa hangat di sekujur tubuhnya langsung menyingkirkan tangannya dan membelalak terkejut sebab Jungkook sudah berada di atasnya.

"Ma-mau apa?"

"Katanya mau itu." Jungkook mengingatkan. "Sudah tidak mood?"

"Aku mau!" Taehyung langsung bangkit hingga tubuh Jungkook berada di pangkuannya.

"Ssstt..." Jungkook menaruh jarinya di depan bibirnya. "Jangan sampai berisik. Mereka bisa terusik."

Taehyung menyeringai. Dia mendekatkan kepalanya sembari mulai merengkuh pinggang sampai tubuh belakang Jungkook untuk mendekat. "Berarti, tidak boleh mendesah kuat-kuat, ya?"

Jungkook mengangguk. Dia memejamkan matanya ketika bibir Taehyung mulai menyentuh bibirnya. Dia mendesah pelan tatkala usapan Taehyung berubah menjadi usapan sensual. Di dalam ciuman mereka, Jungkook mengakui kalau Taehyung lebih pro dalam urusan seperti ini.

Ciuman itu beralih menjadi ciuman basah dan menuntut. Mulut mereka sudah terbuka, membuat Taehyung lebih mudah untuk meraih dan membelit lidah Jungkook menggunakan lidahnya. Tak sampai di situ, tangan Taehyung pun mulai merambat masuk menembus pakaian yang dikenakan Jungkook, membuat Jungkook merasa geli sekaligus menggelinjang secara bersamaan.

Bibir mereka berpisah, ciuman terlepas dengan basah saliva yang membuat bentangan benang diantara kedua ranum mereka.

Jungkook memicingkan matanya sebab dia curiga kalau-kalau Taehyung sudah pernah melakukan hal ini sebelumnya. "Kau sudah pernah berciuman?" tanya Jungkook dengan tangan yang melingkar di bahu Taehyung sembari memainkan rambut belakang Taehyung.

Taehyung mengernyitkan kening lantas menggeleng. "Bicara apa kau? Kau sudah tahu percintaaku gagal, apalagi punya mantan. Yang kupunya hanya pasanganku sekarang, pertama dan selamanya sampai akhir." Taehyung mengecup kening Jungkook.

"Tapi kenapa kau bisa berciuman selihai ini?" tanya Jungkook penasaran.

"Aku tidak tahu. Instingku berkata kalau berciuman denganmu maka nafsuku akan naik dan aku sangat menyukai saat kau terasa panas dan ingin." Taehyung tersenyum.

"Oh, begitu..." Jungkook mengecup bibir Taehyung. "Ayo mulai lagi..."

Taehyung tertawa pelan. Dia mencumbu bibir Jungkook dengan tangan kini menyelinap masuk ke dalam pakaian Jungkook dan mulai mengusap-usap lembut punggung Jungkook. Lambat laun, usapan itu beralih ke bagian depan tubuh Jungkook.

Afeksi yang Jungkook berikan terhadap Kim Taehyung benar-benar mengejutkan. Sebab entah berapa kali gerangan Jungkook menahan tubuhnya untuk tidak bergerak dan lelah secara berlebihan. Sentuhan tangan Taehyung menuju bagian dalam pahanya serta usapan-usapan yang membuatnya basah cukup mengantarkan Jungkook dalam kefrustasian.

Ini benar-benar membuat Jungkook hilang akal. Taehyung membiarkan Jungkook dalam frustasinya, melepas seluruh pakaian yang masih mereka kenakan lantas mulai menggerayangi lebih dalam lagi sang Submisif untuk segera mencapai puncaknya.

Gerakan yang pelan, lambat laun berubah menjadi kasar. Bahkan Taehyung menyumpal mulut Jungkook dengan jarinya supaya Jungkook tak berteriak berlebihan, apalagi mendesah kencang di tengah-tengah seluruh kawan Jungkook yang tertidur dalam keadaan mabuk. Pinggul Taehyung terus menghentak, lebih-lebih dengan remasan pada pantat Jungkook. Bahkan terkadang meremas dada, mencubit pucuk puting, lalu menyesapnya.

Derik ranjang berbunyi kuat menandakan bahwa sebentar lagi mereka pelepasan. Taehyung mencengkeram pinggul Jungkook, mempercepat tempo gerakannya sedangkan Jungkook menggigit bantal kuat-kuat untuk meredam desahannya.

Telak, Taehyung berhenti sementara Jungkook menggelinjang di bawahnya dalam posisi menelungkup. Mereka sama-sama mencapai kepuasan.

Taehyung ambruk di atas tubuh Jungkook, tak menyangka jika dia memberikan keringat lebih pada pasangannya. Jungkook sendiri mulai merasakan tenang. Dia berbalik badan tepat diikuti Taehyung yang berada di atasnya.

Mereka saling berpelukan sebelum Jungkook berkata, "aneh, ya? Dulu aku sangat membencimu karena kau sekenanya. Tapi kenapa sekarang aku bisa jatuh cinta padamu?"

Taehyung justru terkekeh pelan. "Bagaimana, ya? Karma is real, Jungkook. Kau pernah menyanggah percakapan seseorang yang mengatakan kau dan aku akan bersama?"

Jungkook terlihat berpikir dan dia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak ingat tapi kurasa aku pernah. Apa iya aku sudah terkena karmanya?"

Taehyung hanya menanggapinya dengan senyuman. Dia menarik tubuh Jungkook supaya lebih mendekat, kemudian memeluknya dengan erat. "Aku tak peduli, Jungkook. Yang terpenting, sekarang aku sudah bisa memikatmu dengan hal yang dulu kau benci, 'kan?" Taehyung menyeringai, membuat Jungkook menarik hidungnya dengan gemas.

"Iya, iya! Aku kalah! Tapi janji jangan sampai aku mendengar kau berulah lagi!" Jungkook mengerucut malu.

"Berulah bagaimana? Marah-marah? Emosi? Seperti penagih hutang?"

Jungkook mengangguk. "Iya! Ingat kau bukan lagi bujang lapuk yang dikatakan Seokjin, bukan pria berkedok kakek-kakek yang dikatakan Yoongi, kau sudah memiliki pasangan. Aku akan mengontrolmu dari belakang! Kalau tidak, maka aku akan membuatmu kewalahan!" Jungkook memperingatkan.

"Iya, iya. Sayangku..." Taehyung mendekap Jungkook lebih kuat dan membenamkan wajahnya di perpotongan leher Jungkook.

Jungkook tersenyum. Dia mengusap kepala Taehyung dengan lembut, memberikan ciuman kecil di pucuk kepala pria itu. "Kupikir ada baiknya setelah acara resepsi nanti, kau potong rambut." ujar Jungkook dengan jemari menyisir helai rambut Taehyung sampai leher. "Rambutmu sudah panjang dan aku mau kau disiplin."

Taehyung mengangguk. Jawaban terakhir sebab pria itu sudah mengalah untuk menahan rasa kantuknya dan beralih tidur dengan posisi nyamannya. Dengkuran halus tak terelakkan lagi, terdengar menderu di telinga Jungkook.

"Have a nice dream, My Love. I love you."





To Be Continue

Hymne of Paradise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang